Adeline melebarkan matanya dan menatap wajah tampan di depannya.

　　Bibir pria itu dingin.

　　Dia menggigitnya dengan lembut.

　　Pikiran Adeline langsung kosong.

　　Seolah-olah mengalami korsleting.

　　Bagian bawah Devon menegang.

　　Dia tidak menyangka bibirnya begitu manis.

　　Dengan aroma ayam, itu membuat ketagihan.

　　Dia tidak tahu mengapa dia begitu impulsif dan ingin menciumnya.

　　Begitu dia memiliki pemikiran ini, dia menundukkan kepalanya dan menciumnya tanpa ragu-ragu.

　　Ketika dia menyentuh bibirnya, seluruh tubuhnya gemetar seolah-olah dia telah tersengat listrik.

　　Kemudian, api jahat dengan cepat berkumpul di perutnya.

　　Dia menggigitnya dengan lembut dan memperdalam ciumannya.

　　Hmm, rasanya enak!

　　Itu membuatnya ingin menciumnya lagi dan lagi!

　　Dia menekan kedua tangan di bahu Adeline dan mengambil setengah langkah ke depan untuk menutup jarak di antara mereka.

　　Ini adalah pertama kalinya Devon mencium seorang wanita. Dia tidak berharap perasaan ini begitu ajaib ...

　　Aroma maskulin Devon meluncur ke lubang hidungnya.

　　Dia merasa jantungnya terkena sesuatu dan itu bergetar.

　　Saat ciumannya semakin dalam, pikiran Adeline menjadi kosong dan dia benar-benar lupa untuk berpikir.