Sebelum Julie bisa membalas, seorang pelayan datang sambil mendorong troli kue.

Kue berbentuk pagoda itu terdiri dari delapan lapis dan tingginya sekitar satu meter. Kue itu terlihat sangat cantik dengan dikelilingi oleh pita dan bunga yang tak terhitung jumlahnya.

"Ya Tuhan! Bukankah ini kue pernikahan kerajaan? Dikatakan bahwa lebih dari 50 pembuat roti membutuhkan waktu lima minggu untuk membuat kue ini. Selain itu, satu kue ini berharga 200 juta rupiah," seru seorang tamu wanita.

Semua wanita yang hadir di aula itu iri ketika mereka mendengar ini.

"Mari kita bicara tentang masalah Liam nanti. Kita tidak boleh merusak pernikahan Isabella," ucap Vera tiba-tiba. Ketika mendengar pujian dari orang-orang, dia merasa bangga. Dia tersenyum dan menambahkan, "Isabella, potong kuenya."

Isabella mengangguk sambil tersenyum. Dia juga tersanjung dengan kata-kata dari para tamu tadi. Dia melangkah maju, memotong sepotong besar kue dan menyerahkannya pada Vera.

"Terima kasih, sayang." Vera melihat kue di tangannya, sangat puas dengan sikap Isabella.

Beberapa pelayan kemudian mengambil pisau dan mulai memotong kue menjadi beberapa bagian, kemudian membagikannya pada semua orang.

Seorang pelayan menyerahkan sepotong kue pada Liam.

Melihat kue di tangan Liam, Dennis mencibir, "Aku khawatir kamu tidak akan bisa mencicipi kue seharga 200 juta untuk kedua kalinya dalam hidupmu, jadi nikmatilah. Dan setelah kamu dilarang bekerja di semua industri di kota ini, kamu bahkan tidak akan bisa mencium aroma kue itu lagi."