Istriku Yang Seksi
aja bertambah berkali-kali lipat. Dia menikmati permainannya den
lawan mainnya itu mendengar. Dia tersenyum puas, saat meletakkan ti
awa kencang, sambil menggebrak-gebrak meja sebagai pelampiasan. "Dasar bodoh, aku y
nya samgong, dan hanya selisih satu saja dengan kart
lan. Lelaki itu meraih botol bir di dekatnya, lalu menenggaknya dengan tegu
ni mengambil beberapa lembar uang ratusan ribu di a
ahkanmu kali ini." Raja menantang kem
sebelah alis terangkat, dia bertanya, "Kamu sudah bangk
s kuat paha wanita di sampingnya. Hal ini tentu saja membuat wanita p
makin mencengkram wanita itu. Tiba-tiba saja, Raja menarik wanita
kuan Raja. Krisna yang tadinya diam melihat, akhirnya b
sanku, Bung!" umpat Raja,
antai, mengerutkan dahi dalam. "Lagipula, kamu sudah tak punya apa-apa
ni semua gara-gara kamu. Kamu bermain curang, makanya aku selalu kalah. Kamu yang membu
angan menyalahkan orang lain," sah
i Raja. Alhasil, hal ini membuatnya menerjang lawan mainnya
enemani, berteriak histeris seolah meminta tolong pada penjaga. Mereka tampak p
ngambil uangku. Aku masih tidak terima dikalahkan o
awan Raja, tapi karena tubuhnya lunglai akibat minuman alkohol, ia seperti tak mempunyai t
ersama gerombolannya setelah mendengar keributan. Tanpa dikomando
klub ini, sialan!" Penjaga itu membentak marah,
mengambil semua uangku!
Krisna bermain jujur sejak tadi." Salah satu wanita penghibur, menyahu
an lekat. Seolah mempercayai seseorang yang bekerja di si
masih tidak terima. Ia berusaha berontak untuk melepaskan diri, namun ten
tanggung jawab atas kebangkrutanku!" Lelaki itu te
ke lantai. Dia berusaha bangun, merangsek untuk masuk kembali ke klub. Tapi hasilnya sia
*
Namun, entah mengapa kini dirinya menjadi gelisah saat bersama Aiden. Ada perasaan takut dari wanita itu, apa
apangan sepak bola itu memang membuat Saskia kagum. Dia terpesona, akan kemewah
ka dia terus berada di sini, yang ada ia hanya akan dipenjar
a semua kata-katanya bisa ditarik saja? Ia yakin, tawaran tadi terlontar begitu sa
mela
a menoleh, ia memaksakan senyum manisnya. "Tidak, aku hanya mengagumi hunian
apnya bangga penuh percaya diri. "Kalau begitu ayo, aku ada
, Tuan? Saya ingin lebih mengenal tempat
saja, dia tersenyum begitu aneh. "Tentu, kau bisa berkeliling sendirian.
ahan hati, Tuan," jawab
an tubuhnya duduk, di salah satu kursi yang ada di dekatnya. Wanita itu terlih
an-ruangan yang dilewatinya bersama Aiden tadi untuk mencari pintu. "Aku harus