Istriku Yang Seksi
ja ingin menggeliat, ketika merasakan tubuhnya remuk redam. Apalag
saat mendapati seseorang di sebelahnya. Yang lebih menge
epalanya mendadak menjadi pusing. Wanita itu segera menarik s
ya pecah. Bekas-bekas kecupan di leher dan juga dadanya, menjadi bukti jika
uk, dengan salah satu tangan memeluk lututnya. Wanita itu gek ketika mendengar suara gumaman. Ia menoleh, dan beringsut
up. Lalu pandangannya terarah ke balkon, cepa
k mendapati wanita yang semalam bersamanya di ranjan
kabur?" gumam A
erletak di lantai. Dahinya mengernyit, saat m
celana panjangnya semalam. Dia yang haus, mengambil minum dari nakas mej
a harus tersedak saat mendapati wanita yang semalam b
lakukan di sana?" t
kat, aku akan loncat dari sini!" ak-anggukkan kepalanya pelan. "Jika lompat, lompat saja. Aku tak akan menahanmu
itu kembali mendekat, dan memilih duduk di sofa yang ada di balkon. Sungguh,
k lebih dari tiga menit. Dan ketika tubuhmu menghantam ke bawah, aku pastikan tubuhmu bercerai berai. Jika kamu tak mati, kamu pasti akan merasakan sa
mendera dirinya yang membuat tubuhnya bergetar hebat. Lagi-lagi
dak mati? Siapa yang akan bertanggung jawab dengan dirinya nanti jika mengalami patah
pintar, Saskia. Kemari
erdiri begitu dekat dengannya dengan tangan terulur. Sesaat, Saskia merasa ragu untu
an santai, jika kamu mau turun,"
Aiden. Saat itu juga, ia merasa tubuhnya ditarik dengan keras sampai menabrak dada lelaki itu. Dalam jarak yang begit
memilih mati," ungkap Aiden t
uk di tepi ranjang. "Kita akan bicara, asalkan kamu ganti baju lebih dulu. Sungguh aku tidak n
ia mengangguk. Ia mengambil pakaiannya lagi yang berserakan d
tu tengah berdiri di dekat pintu, sambil membawa sebuah p
ni, baju
dia menangkapnya, dan tersenyum tipis saat melihat isinya. Ia kembali masuk k
ilah,
ah duduk di sofa, menikmati kopi dan juga roti panggangnya. Sask
erintah Aiden
meraih makanan di depannya dengan sedikit rakus. Perutny
u mau dariku?" tanya Aiden
. "Aku hanya meminta agar Tuan bisa mengeluarkanku dari sini. Aku tidak mau hidup di tempat terkutuk seperti ini, Tuan. Aku bukan wanita mala
gang. Sentuhan tangan wanita itu di lututnya, entah mengapa membuat gelenyar aneh menerpa tubuhny
ura mengalihkan pandang, seolah tak memperdulikan Saskia. "Apa yang
kan punya. Jika ia bersikeras mencicilnya, ia juga tidak tahu akan bekerja apa setelah keluar dari sini. Satu
yang tidak menguntungkan,"
padamu, Tuan. Hanya diriku sendiri yang kumiliki saat ini. Dan hanya itu satu-satunya hal yang bisa membuatku bernegosiasi denganmu. Dengan ini,
begitu sinis. Tawaran itu sangat menggodanya, dan spontan membuatnya kepi