Istriku Yang Seksi
tu hamparan bunga di sekitarnya. Dia tampak menikmati, ba
mangat hari ini, Tuan, bung
arden House ini, dia tersenyum dengan ramah. "Aku membutuhkan bunga ya
semacam itu, Tuan. Lily
aku ingin itu saja," tutur Aiden, menye
nya." Wanita tua itu tersenyum, berpamitan p
di sekelilingnya. Senyumnya tak pernah pudar sedikit pun, apalagi saat
. Membawa buket bunga mawar merah, yang diselingi denga
Tuan," kata wanita tua itu, k
k ke dalam taksi, yang dia pesan dari bandara tadi. Dalam perjalana
h cincin bermatakan berlian. Dalam lingkara
leponnya berdering dengan nyaring. Cepat-cepat dia mengamb
udah sampai? Anda di mana sekarang? Say
terkekeh. Dia menghela napas panjang, sebelum menjawab, "Santa
ap
enyela, "Aku akan datang ke kantor besok pagi, malam ini aku ingin
n yang begitu berat dari seberang telepon. Tak ingin me
kekasihku kejutan," kata Aiden, menepuk bahu
am ini," imbuhnya berguma
lima menit, akhirnya Aiden sampai. Setelah membayar biaya taksi terse
h satu tangannya memegang jas-nya yang telah dia buka, sedangkan satu tangannya memegangi sebuah buket bunga ber
s untuk membuka pintu. Lelaki itu berjalan mengendap-ngenda
n Ai
hia menyambutnya. Dia baru saja ingin menjawab, tapi la
kau bergetar?" ta
menundukkan kepala. "Bukan apa-apa, Tuan, saya h
bar kembali. "Aku memang datang diam-diam karena i
nya," jawab sang asisten ruma
sabar untuk bertemu sang kekasih, mengabaikan sang asisten
cang dengan perasaan yang tak menentu. Antara senang, gugup, dan juga begitu bahagi
endengar sesuatu dari kamar Synthia. Langkahnya t
g tak sal
een tanpa sadar mengepal kuat. Lelaki itu berjalan kaku, semakin mendekati
an seorang lelaki. Wanita itu terlihat mendesah nikmat, mel
t, dan hatinya begitu sakit bagai disayat ribu
erupakan salah satu bukti rasa cintanya? Bagaimana bisa wanita itu membawa lain, di
ilakukan Synthia saat keberadaannya tak ada? Apa wanita itu ben
ru saja berbalik, ketika mendengar Synthia tertawa keci
yang. Aku tak pernah mendapatkan ha
thia tengah membanding-bandingkan
emilihku, Synthia? Kenapa kamu masih berpu
aki berbicara. Dia kembali mengintip, untuk melihat siapa lelaki i
am keadaan tubuh yang polos. Ingin rasanya dia keluar, berlari menerjang lelaki itu dan mencekiknya. Teta
tak pernah mendapatkan kepuasan jika hanya bersama Aiden. Aku membutuhkannya, karena hanya dia ya
terutama kejujuran Synthia tentang dirinya, membuat hatinya begitu sakit
at. Maka dari itu, dia bergegas pergi dari sana. Lelaki itu cepa
kan langkah. Aiden menatap wanita itu tajam, penuh permusuhan. Lalu melemp
melihatku tadi. Ternyata kamu sudah tahu semua sikap
i." Sang asisten rumah tampak ketakutan, bahkan lan
ersebut. Dengan kasarnya dia menendang asisten rumah t
etak di dekat televisi. Mobil pemberiannya dulu, untuk kekasihnya itu. Dia tak su
skan amarah, dia memukul-mukul setir, dan juga memaki beberapa kali. Lelaki itu benar-bena