Suami Unlimited
ga kembali ke Sudirman. Sekitar jam sepuluh kurang Indra baru pulang ke rumah, ia turun dari motor seraya melepas helm, mob
a bisa melupakan kecemasan tentang Flara saat sibuk mengolah kopi di Kulacino, tapi waktu
masuk. Kebetulan lampu di dalam rumah masih menyala, ia meletakan helm pada sofa di dekat rak sepatu persis di sisi
dal, ia bergerak menuju pantry, membuka kulkas, menge
, tapi wanita itu bergerak menjauh menuju pintu utama, Indra memberanikan diri menoleh mendapat
kausnya supaya shirtless sebab berniat mandi, tapi hal i
i membuka pintu, ia tak ingin menebak-kos
la
perjanjian kita? Kamu sengaja mau pamer di sana?" cec
sana kok, itu cuma nganter karyawan aku karena sakit
gkat dagu seperti menantang, sepertinya Flara memang kesal setengah mati. "Untung aj
mengulurkan tangan, tapi
nar-benar lenyap di balik pintu, ia kembali mengucapkan sesuatu yang cukup menohok. "Satu lagi, ada baiknya engga
ak
enikah, terutama mantan yang tak sengaja bertemu di rumah sakit tadi, aneh kan jika Indra harus menu
mood Flara saat bekerja, sebagai seorang tenaga medis pasti profesionalitas ketika bekerja harus terjaga, Indra tak bisa m
ya,
*
bumi Jakarta, membuat orang-orang malas melakukan aktivitas outdoor jika sudah begini, mema
an banyak hal sendirian membuat pria itu tak terpengaruh oleh kondisi
, menuangnya pada teflon tanpa minyak sebelum meletakan dua roti tawar polos, lantas menata potongan selada, slice daging sapi nan sudah ia goreng
itu juga sudah siap untuk berangkat ke rumah sakit. Indra langsung bi
Indra seraya t
ri pantry sebab ingin melihat kegiatan suaminya. Sewaktu menumpang tinggal d
ka beberapa orang sudah mengajak Indra menikma
asih tinggal di rumah orangtua. Sebab terbiasa berkegiatan sendiri membuat Indra benar-benar tak terkejut ketika harus
, pantry kediaman tersebut memang dibuat estetik sejak pertama Flara menginjakan kakinya di rumah ini
a memotong sandwich buatannya melintang dan meletakan makanan
makan," u
tapi ia tetap mengunyah makana
ja sudah lebih dari cukup bagi Indra, meski Indra mengalah untuk tak duduk pada kurs
but dari garasi. Seraya menggigit potongan sandwich, Indra menghampiri pintu utama yang belum dibukanya sejak bangun sekit
henti di halaman rumah, seorang pria dengan mantel biru di tubuhnya ber
k ini
tersebut langsung menyela dan bertan
Memangnya ada
g sebentar kan ya
a sakit
gguk lemah. "Saya bi
Lewat sini." Indra mengarahkan
saja ya, Mas
n membiarkan pria asing tadi berdiri di beranda, hujan tak lagi menyentuh pria tersebut sebab
ah, Pak?"
saya." Pria itu kembali
ya kenapa?
k. Saya mohon bantuannya, Dok." Seraya mengatupkan telapak tangan tanda mem
Pak. Saya ambil tas
*