Wanita Simpanan Bosku
entuhanmu, Selina, memb
belum mengenakan sehelai benang pun, s
di samping tubuh Selina
udah resmi menjadi suaminya sekarang, Selina merasa dirinya sudah tidak suci lagi. Saa
Adam yang tertidur pulas, Selina memegang kuat kain yang menutupi tubuh polosnya, dia benci suar
masih merindu
ia terpaksa berbaring di samping Adam menatap w
emalam?" tanya Adam
akan meminta Selina m
u mengusap rambut Adam yang
kan bibir mungilnya untuk mengecup singkat
ina kecupan demi kecupan biasa berubah
dia kesulitan bernapas berusaha mengi
ekali lagi
a meraba bagian perut Adam yang berbentuk kotak-kotak. Wajah Sel
" Selina mengajukan satu permintaan sejak tadi dia tahan, mendengarkan suara desaha
ruskan,
buh polos suaminya, memberikan
au tetap tinggal di apa
asa setidaknya dia masih memiliki ke
a nggak mau kehilangan satu orang lagi se
at, hidup yang dijalani hanya ada Ayah yang tersisa menemani Selina, apapun akan dilakukan asal Aya
untuk segera mengambil pakaiannya ingin ke RS mel
beberapa lembar uang di atas meja rias, lel
Tuan." Selina hanya menatap s
t sebelah alis
ngambil uang yang setidaknya Tuan serahka
ataan Selina sangat jarang dan bahkan baru pertama kali dia bisa menemukan wanita yang memiliki prinsip seperti Selina, se
Selina dan memasukkan uang itu ke dalam. "Kau sekarang re
f, T
eorang untuk mengantarkan Se
laki itu kembali lagi ke atas kasur menutup tubuh dengan selimut
ah wanita itu akan hancur, seandainya tahu apa yang dilakukan suaminya di belakang." Selina kembali membayangkan pergulatan semalam dia sangat membenci dengan dirinya sendiri dan dia terus saja kep
Wanita itu bahkan tidak berani untuk membuka masker dan topi yang dia gunakan sangat
aik," Dengan suara yang meneduhkan membuat Selina sedikit lega, meskipun dia sebagai seorang anak sangat takut keh
an Adam. Dia melajukan mobil dengan kecepatan sedang melewati jalanan ibu kota. Di sepanjang perjalanan
ncang dia tidak siap menerima laporan apapun dari dokter sudah cukup banyak penderitaan yang dilalui ayahnya Selina hanya ingin melihat
ar dari ruangan ayahnya. "Bagaimana dengan operasi yang dijalan
encari untuk persediaan kantong darah dari pihak ke rumah sakit lain. Nona yang sabar ya semuanya pasti akan berlalu serahk
snya," ucap Selina dengan bibir yang
alin ayah di sini." Selina menggenggam erat tangan pria tua itu yang masih