Story Kaila
dang dan saling bersahutan, Kail
sini saja. Tapi nanti aku pasti akan
umahnya. Ia melihat sang nenek yang sepertinya baru saja dari
t sang cucu yang baru saja d
an tongkatnya di dekat pintu kamarnya kemudian me
ta dengan suara pelan. Namun dua k
an kembali mengambil tongkatnya dan melangkah memasuki kamarnya. Meletakkan tasnya dan ju
ila tidak terlalu suka makan malam. Alasannya karena setelah makan malam biasanya tidak akan ada banyak aktivitas, jadi energi dari makanan itu hanya menumpuk menjadi lemak. Namun, karena obat yang diberik
amar mandi. Mengambil air wudhu untuk sholat isya, pun dengan dirinya sendiri. Ia juga mel
belajar di ruang tamu yang juga merupakan ruang TV. Hal itu ia lakukan karena jika nenekny
Kaila mulai mengeluarkan tugas-tugasnya. Ia juga menyala
k, namun itu tetap membuatnya banyak berpikir. Belu
akan Kaila. Tak lama ia juga meras
yangan itu kembali hadir
ganggukkan kepalanya. Karena ia yak
gan itu menarik kedua kakinya yang s
emijat kakimu." Bayangan itu berkata, bersamaan de
asih," uc
a bayangan itu juga sibuk memijat kaki Kaila. Televisi dibiarkan
tidur?" Bayanga
li ke
sya nenek akan langsung tidur. Kalau
g ingin aku tanyakan." Bay
hingga kakimu retak s
kan untuk belajar. Menghela nafas setelah pertanyaan
henti, padahal lampu sudah merah. Dan akhirnya kami terserempet mobil itu. Aku memang hanya terserempet dan berakibat kakiku yang retak, tapi karena kecelakaan itu nenek dinyatakan lumpuh permanen ole
itam itu kini mendekapnya erat. Seolah menenangkann
an itu kembali bertanya di sela pelukan mereka. Namun pertanyaannya kali ini tak lang
u memeluk
Kaila langsung melingkarkan
nyaman berada dalam pelu
n kini ia juga merasa bingung. Jika bayangan hitam ini bukan manusia, m
elukannya saat tangis
n kau lakukan?" tan