Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Lily memasuki pelataran parkir apartemen elit pacar hangat terbarunya sambil berlari-lari kecil. Disebut pacar hangat terbaru karena mereka memang baru saja jadian dua minggu yang lalu. Jangan ditanya ini pacar ke berapa ya? Karena nggak bakalan bisa kehitung saking banyaknya.
Tapi kalau maksa pengen tahu juga, ya kira-kira seperti saat kita menghitung taburan bintang dilangit sih, satu dihitung, eh satu lagi tetiba muncul. Seperti itulah jumlah mantan Lily. Definisi secara significant nya adalah tidak terhingga!!
Berbalut crop top putih dengan tulisan dumb him dipadu dengan rok mini kulit ketat dua puluh centimeter diatas lututnya, penampilan spektakuler Lily sukses membuat para pria yang sedang duduk-duduk santai di lobby apartement menelan salivanya sendiri.
Sampai saat bayangan tubuh Lily menghilang di ujung lorong lobby menuju lift pun, kepala mereka masih saja setia terarah serempak pada sosok seksi menggoda jiwa raga Lily yang saat ini bahkan sudah masuk kedalam lift.
Lily saat ini terburu-buru kembali lagi ke apartemen Tristan, karena dia tadi siang secara tidak sengaja meninggalkan ponselnya disana. Hidup tanpa ponsel itu sama saja seperti nasi bungkus tanpa karet, awur-awuran Cuy!!!
Setelah lift berhenti diangka tujuh, Lily pun segera menekan password apartement yang terdiri dari angka kombinasi tanggal lahirnya. Supaya Saya selalu teringat padamu, Sayang. Itulah alasan Tristan saat menggubah password apartemennya. Lily sih cuma ketawa aja. Laki-laki tanpa gombal itu mah ibarat nasi goreng gak pake telur, yang artinya kurang afdol Cuy!!
Baru saja kakinya sampai diruang tamu, Lily sudah mendengar desah-desah seperti orang kepedasan dari arah kamar. Radar kepo tingkat akut nya pun mulai bereaksi, ada apakah gerangan didalam sana?
Saat pintu kamar di buka tiba-tiba oleh Lily, tampak sepasang manusia sedang main smack down sambil piting-pitingan dengan suara ah uh ah yang berasal dari ranjang pacar hangat terbarunya. Tristan dan sahabat terlamanya juga, Diana.
Melihat pintu kamar yang terbuka secara tiba-tiba membuat sepasang manusia mesum itu kaget bukan alang kepalang. Apalagi saat mereka tahu bahwa sosok Lily lah yang sudah memergoki kecurangan mereka berdua di belakangnya.
Tristan membuka mulutnya tapi akhirnya menutup nya kembali karena bingung tidak tahu harus membela diri seperti apa. Dalam hatinya dia luar biasa menyesal karena tadi mengikuti hasrat kelelakiannya saat Diana tadi muncul tiba-tiba dikamarnya karena ingin mengambil ponsel sahabatnya, Lily.
Sedangkan Diana, keadaannya kurang lebih sama. Dia juga sungguh menyesal telah mengikuti hasrat liarnya untuk menggoda Tristan yang memang sudah disukainya sedari mereka SMA dulu. Satu hal yang tadi dia lupakan, Tristan itu milik Lily, sahabat luar biasa baiknya.
Lily itu walau berasal dari keluarga kaya, tetapi dia itu tidak ada jaim-jaimnya berteman dengan orang-orang yang kurang beruntung nasib nya seperti dirinya. Dulu di sekolah dia cupu dan miskin, tidak ada yang mau berteman dengannya. Sampai akhirnya si flawless Lily, begitu julukannya di sekolah, mau berteman dengannya sekaligus membantu keuangan keluarganya.
"Udah, lo lo pada nggak usah ngejelasin apa-apa sama gue. Because the more you lie, the smaller you seem.
Sebenernya gue malah mau mengucapkan terima kasih sama kalian berdua. Karena dengan adanya kejadian ini, gue jadi nggak harus capek-capek mikirin cara buat mutusin lo Tan. Karena jujur, gue juga udah bosen sama lo. Jadi lo nggak usah pasang muka sok merasa bersalah lo itu didepan gue, karena gue mah kagak ngapa-ngapa juga Tan. Lain cerita kali kalo gue emang cinta beneran sama lo, mungkin gue bakalan nangis guling-guling sambil goyang oplosan dimari.
Ini ponsel gue, gue ambil ya? Gue cabut dulu Cuy?Semoga hubungan kalian berdua langgeng sampe belum dapat yang baru lagi ya?! wassalam." Dan Lily pun bersiap melangkah keluar dari kamar mantan pacarnya itu.
"Ly, gue minta maaf. Gue sama sekali tidak bermaksud mencurangi lo. Gue cuma terbawa suasana aja. Kita masih pacaran kan?kasih gue kesempatan sekali lagi Ly. Gue akan buktiin, kalo gue bakal setia sama lo."
Tristan masih saja berupaya menahan Lily. Yang herannya terlihat biasa-biasa saja setelah mencyduknya. Kalau cewek lain pasti udah nangis bombay semlohai sambil mengarak ramai-ramai mereka berdua. Ini si Lily malah nyantai macam dipantai, seolah-olah tidak ada kejadian. Lily ini menang sesuatu banget sifatnya.
"Setia sama gue sampai kapan? sampai lo bisa nidurin gue begitu? sorry to say ya mantan pacar, didunia ini hal yang paling gue benci itu adalah penghianatan. Gue emang playgirl, tapi gue gak pernah sekalipun berselingkuh dibelakang mereka. Kalau gue merasa bosan, maka gue bakalan mutusin mereka dulu, baru gue nyari someone new.
Jadi gue udah clear duluan dengan para mantan gue yang jumlahnya kayak orang ngantri sembako dipasar murah seminggu sekali itu. Yang intinya, kami tidak saling menghianati dan mencurangi.
Gue ridho ikhlas lahir bathin, terhadap hubungan lo ini dengan Diana. Gue bukan penganut faham karena nila setitik rusak susu sebelanga. Gue udah kenal dia lama, dia baik, terlepas dari sikap penghianatnya ini ya? ibarat kata 10 kebaikannya, 2 keburukannya, ya masih manusiawi lah, namanya juga manusia tempatnya salah dan dosa kata Bunda Dorce Gamalama.
Tapi itu bukan berarti gue bisa dekat lagi dengan kalian berdua seperti sedia kala ya? Bukan apa-apa, dihati kecil gue, gue udah kehilangan respect terhadap lo berdua, jadi sikap gue juga pasti tidak akan sama lagi terhadap lo berdua. Hal itu selain tidak sehat juga hanya akan menyakiti kita semua. Better kita saling menjaga jarak, tetapi tetap saling support dan mendoakan dari jauh aja.