Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Acient Witch
5.0
Komentar
Penayangan
1
Bab

Kematian seorang teman dalam peristiwa berdarah, menyebabkan trauma pada Cerise, dan Raven. Beberapa tahun kemudian, keduanya berhasil meraih impian mereka, dengan menjadi penyihir di sebuah agensi terkenal, yang disebut Chartreuse. Bersama-sama, Cerise, dan Raven menuntaskan misi mereka. Akan tetapi satu-demi satu kasus yang ditangani, membawa keduanya, pada kebenaran tersembunyi dibalik peristiwa berdarah 4 tahun lalu itu.

Bab 1 Acient Witch

"Ayah maafkan aku, tapi aku tidak bisa menyakiti mereka!!! Cerise adalah keluargaku juga!!!" ucap wanita berambut coklat. Matanya merah menyala, menatap dengan teguh.

"Duarrr," kobaran api dengan cepat menelan wanita pemberani itu. Semua orang terkejut dengan pengorbanan dirinya. Wanita yang dikenal dengan penyihir purbakala yang memiliki sihir resistansi terhadap sihir api, malah tidak menggunakannya, dan membiarkan api membakar dirinya.

"KAU!! Tidak hanya memberontak, kau juga menghasut Scarlett!! Putriku yang malang!!" Teriak lelaki paruh baya dengan wajah terguncang. Suaranya bergetar, dan dia kehilangan kendali. "Tak akan kubiarkan. Putriku sudah mati, maka di sini pun, tak seorang pun boleh hidup!!!"

"Duarrrrrr!!!" Ledakan yang sangat dahsyat membuat aula istana rusak parah.

"Tidakkk!!! Scarlett jangan!!"

Seketika suara pintu terbuka, seorang pelayan masuk ke kamar wanita yang barusan berteriak itu.

"Nona Cerise?? Teriakan nona sangat keras, sampai terdengar diujung koridor..." Pelayan wanita itu tampak sangat khawatir melihat majikannya itu seperti habis mimpi buruk. Sayangnya pelayan itu, tidak tahu apa yang bisa ia lakukan untuk menghibur majikannya, kenyataannya hubungan Cerise dan Scarlett sangat dekat, dan membayangkan Cerise adalah saksi mata dalam kejadian berdarah itu, membuat pelayannya hanya mengelap keringat Cerise, dan memeluknya, tanpa mengucapkan sepatah kata.

"Terima kasih Anna, kau selalu ada di sisiku. Tapi aku tidak apa kok, hanya mimpi saja..."

"Nona..."

"Sudahlah Anna, bantu aku bersiap.. Hari ini aku akan pergi ke makam Scarlett."

"Berita siaran radio hari ini, tepatnya dini hari pukul 01.00 terjadi peperangan antara Kerajaan Vermillion dan Kerajaan Azure di aula istana Kerajaan Azure. Siapa sangka kerajaan dengan pemimpin hubungan bersaudara itu saling berebut kekuasaan."

"Pendengar sekalian, sebagai seorang raja di Kerajaan Azure, saya Teal Azure memberitahukan, bahwa penyerangan yang dilakukan Kerajaan Vermillion ini adalah benar. Tetapi saya curiga ada informan palsu yang mengatakan bahwa Kerajaan Azure akan memberontak pada Kerajaan Vermillion.

Putri Scarlett dari Kerajaan Vermillion, dia melawan ayahnya sendiri, dan menghentikan kakak saya. Dia berkorban untuk kami semua, dan kerajaannya sendiri, dia adalah pahlawan sebenarnya. Sekian penjelasan dari saya, terima kasih."

Cerise terus melihat radio yang berbunyi di dekat stasiun kereta. Cerise bersyukur, karena dia meminta Anna menemaninya naik kereta, dan tidak menggunakan mobil pribadi, sehingga Cerise bisa langsung mendengar ucapan ayahnya.

****

Hari saat pemberontakan, tepat setelah Scarlett meledakkan dirinya.

"Huh?? Aku masih hidup?" gumam seorang wanita berambut putih salju. Mata biru langitnya terbuka perlahan.

"Cerise kau tak apa?" ucap ayahnya yang memeluknya dari belakang.

"Ayah ini....." di sekeliling aku, dan ayah muncul perisai merah tembus pandang.

"Ini sihir resistansi, ayah menggunakannya tepat waktu sebelum ledakkannya mengenai kita!"

Perlahan asap mereda, dan orang-orang yang menghitam mulai terlihat. Bahkan ada beberapa potongan tubuh yang tidak dikenal.

Sekilas ingatan kelam itu menyelimuti pikiran Cerise, dan membuatnya mual.

Anna yang khawatir lalu segera pergi ke toserba sekitar untuk membeli minuman, dan obat.

Cerise yang menunggu di bangku stasiun, bertemu dengan seorang pria yang baru saja turun dari kereta. Cerise yang merapikan rambut putih peraknya, karena tertiup angin, terkejut melihat pria itu mendekatinya. Mata biru langit Cerise tertuju padanya, hingga tidak berkedip.

"Raven..." Cerise menegak ludahnya. Kenapa harus bertemu dengannya? Untuk saat ini, Cerise paling tidak mau bertemu dengan Raven, kekasih Scarlett. Orang yang pasti akan mencurigai dirinya, dan ayahnya.

"Kenapa kau diam saja Cerise? Aku berdiri di depanmu, kau tidak menyapaku?? Apa mungkin kau... takut padaku? Jika kebenarannya terbongkar???" Raven tersenyum sinis, mata putihnya sembab, seperti tidak tidur semalaman.

"Apa ada yang perlu kusampaikan? Bukan hanya kau saja yang menderita!!" Cerise mengepalkan kedua tangannya.

Raven mengangguk, "Kau benar..." Raven lalu melihat kepalan tangan Cerise. "Tetapi, kekuasaan bisa menggelapkan persahabatan sekalipun!"

Cerise tersenyum, sudah jelas sekali bagi Cerise. Semua ucapan Raven, menganggapnya, dan ayahnya adalah pelaku sebenarnya pemberontakan itu. Meskipun ada informan palsu yang Raja Teal katakan, tapi tidak akan mengubah pikiran Raven. Semua ucapan Cerise hanya bahan bakar yane membuat Raven semakin berapi-api.

"Kebenaran.... Apa kau memedulikannya Raven? Kau hanya ingin mempercayai apa yang kau ingin percayai bukan??"

Sontak Raven kaget mendengar ucapan Cerise. Raven dan Cerise, sudah saling mengenal sejak mereka masih sekolah. Raven tahu benar, Cerise adalah orang yang tidak mau kalah. Raven kira Cerise akan habis-habisan membuktikan dirinya tidak bersalah.

"Kenapa?? Sekarang kau yang diam?? Aku benar kan??" ucap Cerise lagi. "Tetapi, aku tidak tahu apa yang ayahku pikirkan, aku tidak bisa menjaminnya kalau bukan ayahku pelakunya."

"Benar, aku memang mencurigai kau dan ayahmu." Seketika Raven tidak enak, bagaimana pun Raven sebenarnya menganggap Cerise temannya, hanya saja situasi belakangan ini membuat Raven tidak bisa tidak mencurigai Cerise, dan ayahnya.

Pascanya meski dikatakan Kerajaan Vermiliion akan diteruskan oleh anak pertama dari Fuschia Vermillion, yaitu Scarhatch Vermillion, tetapi atas naungan Raja Teal Azure.

"Kalau begitu buktikanlah! Aku juga tidak mau menikmati hidup dalam kebohongan!"

Sontak Raven terkejut kembali, namun Raven tidak mengatakan apa pun, dan pergi mendahului Cerise.

Beberapa menit kemudian, Anna datang membawa obat, dan minum.

Cerise, dan Anna pun kembali melanjutkan perjalanan, "Ayah... aku harap ayah tidak terlibat dalam pemberontakan itu. Ayah mungkin orang yang ambisius, dan diuntungkan dari kematian paman, tapi sedikit saja aku harap bukan ayah pelakunya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh mikasa

Selebihnya

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku