Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Body imperfection

Body imperfection

On track

5.0
Komentar
61
Penayangan
2
Bab

Siapa pria itu"!! Tanya azhe engan tegas " Dia? Kau mendengar yang ku panggilkan, Apakah kau merasa cemburu karena ada seseorang yang mendekati ku sementara kau tidak, jangan khawatir aku tidak akan menikah sebelum diri mu" " Zee,Kau tidak di izinkan untuk bergaul dengan sembarangan pria kau mengerti " " Aku tidak mengerti, lagi pula aku sudah dewasa mengapa tidak boleh " " Kau tidak mengenal pria" " Tentu saja karena aku perempuan dan aku akan mengerti ketika aku pergi dating dengan nya" "Kau masih lugu" " Kau iri dan iri tidak ada wanita yang berani medekati mu makanya kau mengatakan hal itu"

Bab 1 1

๐š“๐šž๐š•๐šข ,3 ๐šœ๐šž๐š—๐š๐šŠ๐šข2018

" Ibuuu bu!!" Seorang gadis Tertidur di ruangan yang gelap dia mengalami mimpi buruk disisih nya seorang pria tengah tertidur dalam keadaan duduk seketika gerakan gadis itu membuat nya berpindah ke sisi tempat tidur dia menyentuh dahi dan leher yang penuh dengan keringat. mata pria itu menujukan jika dia tidak tidur untuk waktu yang lama

" Jangan pergi..Tidak "

" Sssh.. aku di sini , tidak ada yang akan

meninggalkan mu " Laki laki itu mencoba menenangkan gadis Itu dengan penuh kasih sayang dia mengusap punggung nya dengan pelan , Beberapa saat dia tenang dan perlahan lahan dia membuka mata nya yang terlihat untuk pertama kali nya adalah sepasang mata indah berwarna hijau gelap yang sangat khawatir, lelah dan insomnia garis hitam di bawah mata nya jelas menujukan dia tidak tidur..

" Kakak Ibu dimana? " Tanya gadis itu dengan tenang

" Ini masih pukul 4 pagi ,tidur lah sebentar lagi "

" Kakak jawab pertanyaan ku!!" Kekosongan di kedua mata nya terlihat jelas

" Ibu sudah pergi ke tempat yang aman, jangan menangis lagi "

Gadis itu memeluk kakak nya dengan lebih erat, dia mengingat nya kembali kemarin ibu mereka meninggal karena penyakit lambung sebelum ibu nya di makam kan mereka juga kehilangan ayah nya yang pergi entah kemana, itu adalah peristiwa yang membuat mereka hancur dalam hitungan detik

Zeina, gadis baru berumur 19 tahun masih sekolah dia memiliki cita cita menjadi seorang dokter psikiater, dia memiliki kakak bernama Azhe berumur 22 tahun.

kini sudah bekerja di sebuah perusahaan milik ayah nya. Dulu Ayah mereka adalah seorang tentara negara, zeina bahkan selalu meminta azhe untuk menjadi seorang tentara agar seperti ayah nya yang dapat membela negara mereka namun ayah nya tidak mengizinkan nya dan memilih untuk menjadi seorang pengusaha , tujuan nya adalah agar dirinya akan selalu ada untuk saudara perempuan nya

" Aku sangat membenci ayah, mengapa dia pergi apakah aku sangat buruk sebagai anak dan dia pergi, apa dia tidak mencintai ibu lagi di hari ibu meninggal dia justru tega meninggalkan nya"

" Dia memiliki alasan tersendiri, mungkin kepergian nya adalah.. Takdir "

" Kau jangan pergi seperti bajingan itu, kau harus menjaga saudara perempuan mu jika tidak aku akan mencekik mu"

" Baik.."

2 bulan kemudian

2๐™ฟ๐™ผ ๐š‚๐šŠ๐š๐šž๐š›๐š๐šŠ๐šข

Mau tidak mau azhee harus menjadi orang tua untuk zeina sejak kecil dia selalu menganggu nya, karena azhe tidak suka pergi bergaul dengan teman -teman nya dan hanya ikut ayah untuk pergi entah kemana tapi Azhe di besarkan dengan baik dan menjadi pria yang bertanggung jawab dia jarang bicara ketika di luar dan gadis kecil itu selalu menghina nya karena tidak suka bicara tapi azhe membalas nya dengan selalu membentak dan memerintah.

Sore itu Azhe menyelesaikan pekerjaan kantor lebih cepat dan dia berniat menjemput zeina ke sekolah nya meski dia sibuk sekarang dia akan memberikan waktu untuk nya.

Dia menunggu di depan gerbang dengan mobil hitam banyak para siswa perempuan memperhatikan nya karena dia terlihat sangat tampan tapi semua nya berakhir dengan kesal karena Azhe tidak menatap atau tersenyum

" Tuaan azhee kau datang menjemput ku? Apakah pekerjaan kantor sudah selesai " Zenia tekejut ketika melihat saudara laki laki nya menjemput nya dan itu untuk pertama kali seumur hidup sejak kecil dia tidak pernah menjemput nya karena dia sibuk dengan urusan yang tidak jelas.

" Kebetulan lewat.. "

" Ooh, emm.." Zeina menatap sekeliling nya banyak gadis yang merasa cemburu karena dia berbicara dengan Azhe

Azhe sudah siap masuk namun gadis itu justru tidak bergerak untuk masuk mobil

"Tidak pergi " Katanya

"๐™พ๐š‘ ๐š๐š’๐š๐šŠ๐š” ๐š™๐š›๐š’๐šŠ ๐š’๐š๐šž ๐šœ๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š ๐š๐šŠ๐š–๐š™๐šŠ๐š—.."

"๐™ฐ๐š”๐šž ๐š‹๐šŽ๐š—๐šŠ๐š› ๐š‹๐šŽ๐š—๐šŠ๐š› ๐šŒ๐šŽ๐š–๐š‹๐šž๐š›๐šž ๐š๐šŽ๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐šฃ๐šŽ๐š’๐š—๐šŠ ๐šŠ๐š™๐šŠ๐š”๐šŠ๐š‘ ๐š๐š’๐šŠ ๐š–๐šŽ๐š–๐š’๐š•๐š’๐š”๐š’ ๐š‘๐šž๐š‹๐šž๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐š”๐š‘๐šž๐šœ๐šž๐šœ ๐š๐šŽ๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐š—๐šข๐šŠ? "

" ๐™ณ๐š’๐šŠ ๐š‹๐šŽ๐š๐š’๐š๐šž ๐šŒ๐šŠ๐š—๐š๐š’๐š”.. ๐™ผ๐šŠ๐š๐šŠ๐š—๐šข๐šŠ ๐š‘๐š’๐š“๐šŠ๐šž ๐š๐šŠ๐š™๐š’ ๐šœ๐šŠ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š๐š’๐šŠ ๐š๐š’๐š๐šŠ๐š” ๐š–๐šŽ๐š•๐š’๐š‘๐šŠ๐š ๐š”๐šž"

"aku rasa kau sudah ๐š–๐šŽ๐š–๐šŠ๐š๐šŠ๐š‘๐š”๐šŠ๐š— ๐š‘๐šŠ๐š๐š’ banyak Gadis, bagaimana kau bisa mendapatkan istri dimasa depan jika kau tidak tersenyum"Zeina berkata dengan malas

Tiba tiba dari gerbang ada seseorang yang melambaikan tangan nya pada zeina, pria gemuk dengan tumpukan buku di tangan .

" Zeina...!!"

" Hai.. Booby"

Azee menggeret tangan zeina masuk kedalam mobil

" Siapa pria itu"!! Tanya azhe engan tegas

" Dia? Kau mendengar yang ku panggilkan, Apakah kau merasa cemburu karena ada seseorang yang mendekati ku sementara kau tidak, jangan khawatir aku tidak akan menikah sebelum diri mu"

" Zee,Kau tidak di izinkan untuk bergaul dengan sembarangan pria kau mengerti "

" Aku tidak mengerti, lagi pula aku sudah dewasa mengapa tidak boleh "

" Kau tidak mengenal pria"

" Tentu saja karena aku perempuan dan aku akan mengerti ketika aku pergi dating dengan nya"

"Kau masih lugu"

" Kau iri dan iri tidak ada wanita yang berani medekati mu makanya kau mengatakan hal itu"

" Aku tidak tertarik "

" Woo Apakah mungkin Kau gay? Jujur apakah kau penyuka pria,Kakakk kau tidak normal " Teriak zeina dengan kerass

"tutup mulut mu bicara tidak jelas "

Wajah Azhe tiba -tiba hitam bagaimana dia bisa mengatakan dia gay, apakah dia tidak mengerti susah nya Hidup satu atap dengan nya

Ketika sampai Azhe pergi begitu saja karena kesal . Zee tahu jelas mengapa dia marah

" Nona zee " Yares penjaga rumah mereka sekaligus sopir pribadi Azee, dia memandang zeina yang masih berdiri di depan pintu sambil berfikir

" Yares apakah aku salah dia marah "

" Tuan marah? Apakah kau mengatakan sesuatu

yang salah "

" Aku hanya mengira dia gay, bukankah benar dia tidak pernah dekat dengan wanita bahkan sejak kecil dia selalu diam dan tidak pernah bicara banyak "

" Tuan pasti menderita sendirian "

Zeina seketika sadar dan menatap yares dengan tajam seolah olah yares mengatakan kesalahan. Dia jadi bingung

" Kau mengatakan jika dia menderita aku justru berfikir dia tidak memiliki perasaan bagaimana dia bisa diam disaat masalah yang sangat kacau "

" Istirahat lah, kau adalah saudara nya dia pasti akan terbuka suatu saat nanti "

" Maybe "

Zeina masuk kamar ,ganti pakaian lalu pergi ke dapur untuk memasak sebenarnya Azhe memperkerjakan pembantu rumah tangga namun zeina tetap memasak karena Azhe hanya akan suka makan masakan nya

Dan ada alasan lain mengapa dia suka di dapur di sana adalah tempat dimana dia dan ibu nya menghabiskan waktu bersama sambil bercanda , sejak kecil zenina sudah belajar masak.

Azhe turun dengan membawa berkas ke ruang tamu, dari jauh dia mendengar Zeina menjerit kesakitan seperti nya terkena panci panas

" Adik perempuan dia terluka " Seorang pria datang dari pintu masih muda, dan berpakaian rapi ,tinggi dan tampan mungkin berumur sekitar 20-21 dia adalah akhil tangan kanan Azhe dia selalu membantu nya dan menemani azhe sejak awal berkerja

" Tanpa sengaja memegang panci panas " Jawab Azhe dengan datar, seperti nya dia sangat mengenal kecerobohan seperti ini .

Dari wajah nya bukan terjadi untuk pertama kali nya. Beberapa saat kemudian semua dokumen itu di letakan meja lalu mengambil kotak obat

Azhe menghela nafas panjang ketika melihat gadis itu, dia masih bersikap biasa dan melanjutkan memasak dengan tenang tapi mondar mandiri merendam tangan nya di dalam air es

" Hentikan itu "

" Apakah kau tidak ingin makan "zeina bertanya

" Aku akan melanjutkan nya , kemari "

" Tidak papa aku sudah terbiasa dan kau selalu memberikan obat kan, mengapa khawatir "

" Aku khawatir dengan panci nya karena sering kau sentuh suatu saat akan rusak " Azhe mengambil tangan nya dan melihat jari nya terbakar kali ini lebih besar dan sudah bengkak merah

" Tidakah ini panass "

" Kadang sesuatu harus di biasakan bukan di hindari " Ucap zeina dengan penuh pengertian

" Baik "Azhe hanya mengaguk setuju dia selalu membuat alasan dan tidak melindungi diri nya sendiri

" Aku selalu memasak untuk mu jadi aku membiasakan nya karena ketika aku memasak sudah pasti tangan ku akan terbakar karena aku berurusan dengan kompor dan panci"

" Em sekarang pergi dari sini" Azee selesai memberikan obat luka bakar di jari zeina lalu mengambil pisau untuk melanjutkan memasak, wajah nya sangat tampan ketika memasak sungguh dia sangat anggun ketika memotong bawang dan sayur untuk sesaat zeina melamun memperhatikan nya

" Zee.. " Panggil azee dengan pelan dia masih tidak pergi, dan justru memperhatikan nya. zeina langusng sadar dan cemberut

" Aku tidak yakin kakak bisa memasak dengan enak, itu pasti buruk "

"Terlalu banyak berfikir pergilah didepan ada akhil "

" Tuan akhil ada di sini "zeina tersenyum lebar

" Dia masih umur 21 tahun, pantas kah memanggilnya tuan"

Zeina bergegas kedepan dan melihat seorang pria tampan sedang duduk di sofa sambil mengetik di leptop nya, zeina duduk di samping nya sambil memasang wajah kesal

" adik perempuan kau marah apakah kakak mu memukul mu"tanya akhil

" Dia tidak bersalah tapi sikap nya selalu membuat ku kesal entah kenapa "

" Dia .. " Akhil ragu ragu bertanya tentang keberadaan azhe

" Dia memasak aku belum menyelesaikan nya jadi dia menyuruh ku kemari, kau dan dia memiliki pekerjaan di sore hari "

" Sebenarnya tadi rapat nya selesai namun ada beberapa dokumen yang perlu di selesai kan, dan sekarang dia menyuruh ku untuk lembur "

Beberapa menit kemudian Azhe datang dengan satu mangkuk besar seperti nya dia memasak sesuatu yang enak dan tidak lupa 1 gelas jus

"Zee makan " Azhe memang memanggilnya adik perempuan nya dengan zee itu lebih simpel dan tidak bertele tele hampir mirip dengan nama nya tapi dia suka memanggilnya nya seperti itu dan gadis itu memanggilnya tuan karena terlihat seperti seorang yang sudah tua

" Terimakasih tuan " Azhe mengangguk dengan lembut lalu duduk di samping akhil yang membolak balik berkas

" Akhil mari selesai kan bagian ini.. Aku akan menyusun nya " Azhe terlihat sangat fokus dan serius

Ketika zenia mencicipi nya, dia menemukan rasa yang luar biasa di dalam Makanan itu, benar sangat lembut dan enak , dia sampai lupa jika azhe belum makan azhe tidak bisa melupakan jam makan karena dia juga menderita lambung yang sudah parah

" Kakak Aa.. " Zeina menyuapi Azhe sambil berkerja beberapa saat akhil memperhatikan mereka dengan serius, ini luar biasa seorang adik sangat perhatian dengan kakak nya sampai mau menyuapi makan

Azhe secara otomatis membuka mulut nya bahkan bukan hanya 1 suap dia memakan beberapa suap.

" Sudah, kau juga tidak boleh melupakan jam makan ,jika kau sakit aku yang susah bukan Hmpp"

Setelah selesai makan zenia pergi ke dapur untuk mencuci piring dan naik ke atas untuk bbelajar,kebetulan besok adalah hari minggu jadi dia bisa tidur agak terlambat.

" Azhe apakah kau tertarik dengan kerja sama ini bukan kah mereka mungkin membuat kita rugi " Ucap akhil

" Tidak ada yang rugi, aku melakukan kerja sama dengan mereka karena aku memiliki rencana sendiri, jika kita bisa mendapatkan untung maka perusahaan kita akan lebih maju dan berkembang "

" Baiklah aku ikut dengan mu"

Malam hari nya akhil kembali karena tidak mungkin dia tidur di rumah Azhe, jelas Azhe tidak akan membiarkan pria lain tinggal di rumah nya karena dia memiliki adik perempuan

Pukul 10malam Azhe melihat zenia datang menemui nya dengan boneka kesayangan nya

" bangun.. "

" Kakak kau bekerja sampai pukul 10 , aku kesulitan tidur sudah berusaha untuk tidur namun tidak bisa " Zeina memperhatikan nya dengan malas, matanya sudah lelah sebenarnya namun tidak bisa tidur

" Baiklah kau ingin mendengar dongeng "

" Aku bukan anak kecil yang harus mendengar dongeng bisakah aku di sini sampai tertidur "

" Em.. "

Azhe sibuk dengan Leptop nya sampai dia lupa waktu, tidak tahu berapa lama dia duduk di sana sampai dia sadar sudah sangat larut seluruh tubuh nya sangat sakit dan pegal.

Gadis itu tertidur di sofa setelah memperhatikan nya terlalu lama Azhe menggendong nya ke kemar

" Maaf ..."ucap azhe

Azee mematikan lampu lalu pergi ke kamar nya

Pagi hari nya Azhe berangkat kerja meski ini adalah hari minggu , dia selalu bangun pagi dan melakukan semua nya sendiri bahkan dia lah yang menyetrika pakaian nya sendiri kehidupan banyak memberikan pelajaran untuk nya bahwa kadang-kadang harus menghadapi sesuatu dengan membiasakan nya.

" Kakak,Kau berangkat sepagi ini" Zenia masih bermalas malasan di tempat tidur dan melihat azee melewati kamar melalui jendela

" Pagi? Ini sudah siang " Jawab Azee dengan singkat sambil berjalan keluar

" Tungguuu"

Azhe sudah masuk mobil dan tiba tiba zenia muncul di depan nya untung saja mobil nya tidak menabrak nya

Wajah Azee berubah menjadi gelap, yares tahu jika tuan nya pasti akan marah karena ini.

" Gadis bodoh, Apa yang kau lakukan !! "

" Kakak maaf kau tidak mendengar ku bicara "

" Jangan pernah mengulangi kesalahan ini lagi apakah kau tidak ingin hidup bagaimana jika mobil nya terus berjalan apakah kau bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan tubuh mu" Bentak Azhe dengan tegas ,untuk pertama kali nya dia melihat Azhe begitu marah hanya karena dia ceroboh .

" Maaf aku salah, benar salah tapi dengarkan aku sebenarnya nanti siang aku akan pergi belanja dengan teman - teman ku aku butuh uang jajan lebih "

Dia berlarian hanya untuk meminta uang yang benar saja Azhe menatap nya dan Itu membuat zenia semangkin takut sebenarnya semua kebutuhan nya tidak pernah kurang namun dia sensitif jika aku pergi belanja atau bermain dengan Teman sekolah.

" Laki -laki? "

"Aku pergi dengan banyak teman, ada laki laki juga tapi aku tidak akan macam -macam lagi pula mereka sudah memiliki pacar "

Azhe dengan mudah nya menyerahkan dompet nya pada adik perempuan nya sebenarnya dia juga memegang uang untuk kebutuhan sehari-hari jadi dompet itu tidak masalah jika dia yang memegang karena tidak akan di gunakan ketika uang yang dia pegang masih ada. Dalam hati kecil nya azhe masih tidak rela dia pergi dengan laki laki tapi seperti apapun dia tidak ingin menyiksa nya dengan mengurung nya di rumah setiap hari apalagi dia tidak pernah di rumah untuk menemani nya.

Setelah menyerahkan dompet Azhe kembali dalam mobil.. Sebelum itu dia menyentuh kepala nya dengan lembut lalu mengacak acak rambut nya dengan sengaja..

" Tuan Azhe terimakasih kau adalah kakak terbaik ku"

" Jangan berlarian , take care yourself "

" Em.. " Zeina tersnyum dan melambaikan tangan

Setelah mobil nya tidak terlihat dia memandang dompet nya, sangat tebal banyak kartu di dalam nya akan sangat menyenangkan jika bisa membelanjakan semua nya tapi zeina bukan gadis yang suka berfoya-foya menghabiskan uang dia justru jarang belanja karena semua sudah tercukupi.

Pukul 10 siang zeina berangkat dengan teman teman nya ke mall Phoenix Marketcity

" Zenia omg,Kau bisa datang bagaimana cerita nya" Teman perempuan yang terlihat bule rambut pirang pendek sebahu dia berasal dari Inggris dan teman laki laki nya di samping nya rocky

"Jeani aku rasa kakak ku sekarang berubah dia juga memberikan ku dompet nya "

" Hai boby kau terlambat " Zeina melihat teman sekelas nya yang kemarin di gerbang

" Maaf jalanan macet, em.. Kau sendiri dimana pacar mu" Tanya boby

" Pacar? Hay kau mengira pria kemarin adalah pacar ku dia saudara ku "

" Oh,Sangat tampan banyak gadis yang membicarakan nya setelah kau pergi bahkan ada yang mengatakan jika dia pacar mu "

" Aku sudah menduganya, baik lupakan itu yo kita jalan -jalan "

Mereka menyelusuri mall dari membeli makanan ringan, es krim dan baju mereka jarang bertemu di hari luang hanya ketika sekolah . padahal beberapa hari lagi mereka akan mengikuti ujian akhir semester itu juga alasan mereka untuk bertemu di hari minggu karena berfikir sebelum pusing dengan mata pelajaran, mereka akan bersenang-senang.

Saat zeina lelah dia ingin turun dan istirahat di sebuah caffe namun tidak di sangka dia jatuh dari tangga saat akan sampai hanya tinggal 3 anak tangga lagi namun seseorang menyenggol nya dan dia jatuh ke lantai lutut nya berdarah boby saat itu ada di samping nya segera menolongnya , dia membawa nya ke tempat yang sepi untuk duduk

" Ah... "

" Zeina apakah itu sangat menyakitkan tunggu aku akan membelikan obat oke"boby terlihat panik dan cemas

" Sangat ramai, mungkin apotek ada di atas kau harus kesana "

" Tidak masalah , tidak mungkin untuk membiarkan luka mu seperti itu"

" Baiklah hati- hati jangan sampai kau juga jatuh seperti ku"

Saat boby pergi membeli obat dia mencoba menghubungi Azhe hati nya sangat kesal karena orang yang menyenggol nya bahkan tidak mau bertanggung jawab meminta maaf saja tidak , dia mengirimkan foto lutuya pada Azhe tidak lama setelah itu dia segera memanggilnya

" Tuan lutut ku terluka aku kesal orang itu kabur "

" Sial,apakah orang lain tidak menghentikan orang itu pergi "

" Mereka tidak punya hati, boby yang menolongku" Ucap zeina sambil meniup luka nya

" Kau ada dimana? "

" Aku di caffe dekat pintu masuk di Phoenix Marketcity"

Tiba tiba panggilan terputus zeina tambah kesal kenapa dia mematikan panggilan nya padahal dia masih ingin bicara

5 menit kemudian boby kembali dan tidak lama banyak orang yang berkumpul seperti ada seorang artis datang terlebih gadis- gadis yang sudah menutupi pintu . Lalu muncul yares dan beberapa orang yang membuat mereka bubar lalu pria dengan jas hitam , muncul di depan pintu"tuan Kau ada di sini"

Azhe datang mendekat zeina dan melihat pria di samping nya boby yang memegang obat . Seketika suasana menjadi dingin

" Kenapa masih tidak di obati " Dia meniup luka nya , wajah nya terlihat sangat kesal

" Boby baru saja membeli nya "

Azhe langsung mengambil obat yang di pegang boby dan segera membersihkan luka di lutut nya ada saat nya zeina merasa sakit yang sangat menusuk saat membalut luka azhe pelan takut jika itu akan menyakitkan

" Apa sakit "tanya azhe

" Sebenarnya tidak parah tapi aku rasa aku akan kesulitan untuk berjalan, apakah di kantor tidak ada pekerjaan kenapa pergi kemari, aku mungkin sudah membuat mu rugi jutaan uang"

" Apa jika aku di kantor, kaki mu utuh kembali seperti semula" Gadis ini begitu ceroboh setelah pagi hampir di tertabrak mobil sekarang dia jatuh bagaimana jika dia jauh dari diri nya siapa yang akan menjaga nya dia sendiri tidak bisa menjaga diri nya sendiri

"Dia.. "Azhe menatap booby dengan serius seperti dia ingin memukul nya ,segera zeina menjelaskan nya sebelum dia marah karena ketika azhe marah tidak ada yang akan selamat pasti hancur tulang nya

" Kau jangan marah dia teman sekelas ku dia anak baik- baik lagi pula dia bukan tipe ku mengapa sudah curiga aku tidak akan menikah sebelum diri mu" Mata boby melihat zeina

" Tidak,Aku ingin mengucapkan terimakasih kau sudah menolong nya berapa total.. "

" Tidak perlu tuan aku hanya ingin menolong zeina kalau begitu aku akan pergi kau bisa membawa nya pulang"

" Em.. "

~

" Pulang ? "Azhe menatapnya

" Aku masih ingin pergi jjalan-jalan, karena kau meluangkan waktu mu maka aku akan membelikan mu pakaian ayo "

" Di rumah masih banyak "

" Tapi aku ingin membeli nya , pakaian mu di rumah hanya jas kemeja dan tidak ada yang lain sangat kuno"

" Kau mengatakan apa.? "

" Kuno kau dengar, kau pikir aku takut mengatakan itu sekarang balik badan dan jongkok "

Azhe menuruti nya dia paham jika gadis itu ingin naik ke punggung nya

" Ayo berdiri "

Azhe menggendong zeina di punggung nya lalu berjalan dengan cepat menuju sebuah toko yang sering dia kunjungi.

" Tuan.. "

" Em.. "

" Jika kau ingin belanja apapun katakan saja hari ini aku yang akan membayar nya, bukan kah itu kesempatan yang sangat langka "

" Itu sama saja aku belanja dengan uang ku sendiri "

" Tapi sekarang uang mu adalah uang ku dompet nya ada pada ku jadi ini adalah milik ku, kau jangan macam- macam"

Ketika mereka sampai toko banyak wanita yang cemburu ketika melihat mereka terlihat sangat manis

" aku rasa jika kau pergi belanja kau wajib membawa ku, setidaknya kau tidak akan terlihat pria yang mengenaskan karena tidak memiliki pasangan "

" Zee.. "

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

Romantis

5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku