Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Zen World
5.0
Komentar
70
Penayangan
5
Bab

Zen World adalah sebuah dunia ajaib yang dapat memungkinkan makhluk hidup disana bisa bertambah kuat sampai-sampai selama ada makhluk yang mencapai tingkat kekuatan tertentu. Makhluk tersebut dapat menghancurkan sebuah kerajaan dengan sangat mudah. Seorang pemuda yang berasal dari dunia modern tidak sengaja melihat transaksi ilegal yang dilakukan oleh dua orang yang berasal dari organisasi kriminal. Akibat hal tersebut, pemuda tersebut dibunuh oleh kedua orang tersebut tepat di gudang terbengkalai yang berada di pelabuhan yang ada di kota tersebut. Menjelang kematiannya, Pemuda tersebut tiba-tiba berpindah ke dunia lain yang dinamakan dengan dunia Zen World. Perpindahan pemuda tersebut juga mengubah tubuhnya kembali menjadi seorang bayi dengan penampilan yang berbeda dengan penampilannya sebelumnya. Pemuda itu juga telah diberikan berbagai kemampuan dasar seperti kecerdasan yang tinggi, pertumbuhan fisik yang kuat, dan bakat yang hebat. Xin - Itu adalah nama pemuda pada saat dirinya berpindah ke dunia baru tersebut. Xin akan memulai petualangannya didunia baru tersebut dimana akan banyak konflik yang akan dilalui olehnya baik konflik dengan teman maupun lawannya. Akan ada waktunya juga dimana Xin diharuskan untuk memilih sebuah pilihan. Teman atau orang lain. Selama dirinya memutuskan teman, maka banyak korban yang harus berjatuhan. Selama dirinya memilih orang lain, Xin diharuskan untuk membunuh teman-temannya tersebut.

Bab 1 Chapter 1: Anak Yatim-Piatu - Xin

Tahun 2023, Bumi.

"Tembakan!..."

"Tembakan!..."

"Tembakan!..."

Suara tembakan berturut-turut terdengar di dalam sebuah gedung terbengkalai yang ada di kota tersebut..

"Agh!..."

Saat ini tepat di dalam gudang terbengkalai tersebut, nampak dua orang laki-laki yang mengenakan pakaian hitam lengkap dengan sebuah topi hitam. Salah satu dari laki-laki tersebut memegang sebuah pistol yang sebelumnya telah digunakan untuk menembak seorang pria remaja yang berada tepat di depannya saat ini.

"K-kenapa...Kami tidak pernah saling kenal satu sama lainnya...K-kenapa kalian ingin membunuhku?"

Pria yang ditembak tersebut berkata dengan susah payah. Saat ini pria tersebut dengan susah payah memegang dada kirinya berhubung lokasi tembakan itu terjadi tepat pada bagian tubuhnya tersebut. Pria itu juga mencoba terus untuk mempertahakan tubuhnya agar tetap bisa berdiri walaupun nampak terlihat diwajahnya itu sangatlah sulit.

"Sebagai seorang saksi yang melihat transaksi sebelumnya, menurutmu, apa kami akan melepaskanmu?"

Suara dingin dan tanpa emosi langsung keluar dari pria yang memegang pistol tersebut. Tatapan matanya melirik ke arah pria yang ada di depannya dengan tatapan tidak memiliki belas kasihan sama sekali. Dapat terlihat bahwa pria itu telah melakukan tindakan ini berulang kali.

"..."

Pria itu dibuat terdiam dengan kata-kata dari pria tersebut.

"Salahkan dirimu karena terlibat dengan kami. Hmph! Matilah!"

"Tembakan!..."

"Tembakan!..."

"Tembakan!..."

Pria itu tanpa membuang banyak waktu langsung melepaskan kembali tembakan secara membabi buta kepada pria remaja yang ada di depannya. Seluruh peluru yang ditembakan oleh pria itu masuk dengan baik di jantung, hati dan juga kepala yang dimiliki oleh pria remaja tersebut.

"Periksa"

"Baik, Kakak"

Salah satu temannya yang bersama dengannya langsung mengikuti perintah yang diberikan. Tanpa membuang banyak waktu, pria itu langsung bergegas menuju ke arah tubuh pria remaja dan memeriksa denyut nadinya.

"Meninggal"

Mendengarkan laporan yang diberikan, pria itu langsung menyimpan pistol yang digunakan olehnya ke dalam celah pakaian yang digunakan olehnya dan berkata, "Buang ke laut. Tambah pemberat agar mayatnya tidak ditemukan oleh siapapun. Biarkan tubuhnya dijadikan santapan ikan hiu yang ada di laut"

"Seperti yang diharapkan oleh, Kakak"

Pria itu langsung melaksanakan perintah yang diberikan. Pria itu langsung mencari tali yang ada di gudang tersebut dan juga sebuah pemberat berupa besi kemudian mulai diikatkan ke tubuh dari pria tersebut. Setelah tubuh pria itu telah diikat sepenuhnya bersama dengan besi tersebut, pria itu langsung mengangkat tubuhnya dan membawanya ke tepi pelabuhan untuk dibuang ke lautan.

"Gemercik Air!..."

Tubuh dari pria itu langsung dibuat oleh pria tersebut ke lautan yang tepat didepannya dan perlahan-lahan mulai tenggelaman ke dasar lautan.

"Ayo kita pergi"

"Baik"

Kedua pria itu langsung menaiki sebuah mobil yang terlihat mobil itu adalah mobil zaman dahulu keluaran tahun 1950 sampai dengan 1960 dan mulai bergegas pergi meninggalkan lokasi kejadian agar tidak diketahui oleh pihak kepolisian setempat.

"Apa ini akhirku?..."

Ada rumor yang mengatakan bahwa setiap manusia yang telah meninggal. Mereka masih bisa berpikir dan juga merasakan situasi kondisi yang sedang terjadi disekitaran mereka.

"Mati dibunuh oleh kedua orang yang tidak dikenal kemudian dibuang ke dasar lautan yang gelap? Sungguh tragis hidupku..."

Pikiran pria remaja yang baru saja dibunuh itu nampak sangat sedih.

"Lupakan...Tidak ada juga yang akan tahu mengenai kematianku ini. Tidak ada orang tua, tidak ada sepupu, tidak ada saudara, bahkan tidak ada teman...Sungguh tragis hidup ini..."

*******

Daratan Zen.

Ujung timur Kerajaan Imperium, terdapat sebuah desa kecil yang bernama Desa Axile. Desa Axile adalah sebuah desa yang berlokasi di Provinsi Simeria yang berada dekat dengan salah satu kota yang dimiliki oleh Kerajaan Imperium, Kota Lacross.

Di hutan yang berlokasi dekat dengan Desa Axile, nampak seorang anak laki-laki yang berusia sekitar lima sampai dengan enam tahun yang saat ini sedang berada di atas pohon. Anak laki-laki itu memiliki penampilan rambut hitam dengan kulit putih. Dia memiliki mata biru yang sangat indah. Anak itu saat ini terlihat sedang bersembunyi di dedaunan pohon tersebut sembari memegang busur yang terlihat anak panah yang siap untuk menyerang seekor rusa yang berjarak sekitar 100 meter dari posisinya saat ini.

"Tembakan!..."

Anak itu dengan kuat menarik anak panah dari busur dan seketika merasa bahwa dirinya siap melepaskan anak panah itu, anak itu langsung melepaskan anak panah itu yang saat ini melesat dengan kecepatan tinggi menuju ke arah rusa yang menjadi target buruannya.

"Tembakan!..."

"Agh!..."

"Berhasil!"

Suara penuh semangat langsung terdengar dari anak laki-laki itu sesaat dirinya melihat anak panah yang dilepaskan olehnya berhasil mengenai langsung tepat pada bagian leher dari rusa tersebut. Rusa itu berteriak kesakitan dan tidak lama langsung jatuh sesaat anak panah itu mengenai tubuhnya.

Melihat bahwa buruannya sudah meninggal, tanpa menunggu waktu yang lama, anak laki-laki itu langsung turun dari atas pohon yang ditempati olehnya dan berjalan mendekati rusak yang berhasil diburu olehnya.

"Tangkapan yang bagus, saya pasti bisa mendapatkan hasil yang bagus. Sebelum itu, mari pisahkan bagian untuk sendiri dan bagian untuk dijual"

Anak laki-laki itu dengan cepat pergi mengambil sebuah tas yang sebelumnya telah disembunyikan olehnya kemudian langsung kembali ke posisi dari lokasi rusa tersebut. Anak itu dengan cepat langsung menarik rusa hasil buruannya pergi ke arah sebuah sungai yang lokasinya tidak terlalu jauh dari lokasi dimana dirinya berburu itu.

Tidak butuh waktu lama baginya untuk sampai di sungai tersebut dan segera dia mulai mempersiapkan semua kebutuhannya untuk membedah seluruh bagian dari rusa tersebut.

Setiap bagian tubuh dari rusa kecuali bagian dalam seperti organya tidak memiliki nilai sama sekali. Tanduk, kulit, dan daging, semuanya memiliki nilai khususnya untuk tanduk dan kulit yang memiliki nilai yang lumayan tinggi untuk dijual.

Anak itu dengan cepat langsung mengeluarkan sebuah kain dan langsung direntangkan di tempat tersebut dan semua peralatan beda miliknya. Nampak terlihat bahwa tindakan yang dilakukan olehnya ini bukan satu atau dua kali dilakukan olehnya. Dia terlihat sudah sangat mahir melakukannya seolah-olah sudah menjadi kebiasaan setiap harinya.

Anak itu kemudian mulai membedah tubuh dari rusa yang diburu olehnya dengan sangat hati-hati. Pertama yang dibedah olehnya adalah kulitnya. Butuh waktu sekitar sepuluh menit bagi anak itu membedah seluruh kulit, dia melakukannya dengan hati-hati agar tidak merusak bagian kulit tersebut. Setelah berhasil membedah kulit tersebut, anak lalaki-laki itu langsung membersihkan kulit rusa tersebut disungai kemudian langsung menyimpannya di tempat yang telah disiapkan.

Anak itu kemudian mulai melanjutkan dengan membeda bagian kepalanya untuk mengambil tanduk yang dimiliki oleh rusa tersebut. Dibandingkan membedah kulit rusa, membeda tanduk membutuhkan waktu yang sangat cepat. Anak itu hanya memotong bagian bawah tanduk kemudian langsung menyimpannya.

Anak itu melanjutkan dengan mulai membeda daging yang dimiliki oleh rusa tersebut.

"Gemercik..."

Tepat bersamaan dengan itu, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang berjalan mendekati lokasi anak tersebut. Anak itu langsung menghentikan kegiatan yang dilakukan olehnya dan menemukan seorang anak anak laki-laki yang berumuran sepertinya saat ini berada di lokasi yang sama dengannya.

Anak itu memiliki penampilan rambut hitam dengan kulit berwarna gandum sehat. Nampak dirinya memiliki mata berwarna biru. Pakaian yang digunakan oleh anak itu terlihat memiliki lumayan banyak tambahan.

"Apa itu tangkapanmu hari ini, Xin?"

Anak yang datang langsung memulai percakapan dengan penuh minat melihat ke arah buruan yang baru saja didapatkan oleh seorang anak bernama Xin tersebut.

"Saya beruntung bisa menemukannya" Anak bernama Xin itu mengangguk dan berkata, "Kembali dari atas gunung?"

"Yah," Anak laki-laki itu mengangguk dan melanjutkan, "Apa kamu ingin saya membantumu? Sepertinya kamu akan kesulitan dengan semua barang yang kamu bawa saat ini"

"Kamu bisa kembali duluan" Xin menggelengkan kepalanya, "Semuanya akan diurus olehku sendirian"

"...Baiklah" Anak itu tidak memaksa untuk memberikan bantuannya.

"Oh, iya, Tang Yu, bisakah saya meminta bantuanmu?"

"Bantuan?" Anak bernama Tang Yu pada saat dirinya berbalik, dia langsung mendengar perkataan dari Xin kemudian dia berbalik kembali, "Bukankah kamu tidak ingin dibantu olehku?"

"Bukan urusan ini melainkan menyampaikan pesanku kepada Paman Tang"

"Kepada Ayah?"

"Saya ingin meminta untuk dibuatkan kembali gelang kaki dan tangan"

"Kamu masih memilikinya saat ini dan terlihat masih sangat bagus untuk digunakan. Kenapa kamu meminta dibuatkan lagi?" Tang Yu mengerutkan kening dengan bingung sembari melihat ke arah pergelangan tangan dari Xin yang saat ini nampak dirinya mengenakan sebuah gelang tangan yang terbuat dari besi yang telah dipadatkan.

"Gelang ini tidak memiliki efek lagi untuk latihanku" Xin membalasnya, "Saya perlu mendapatkan yang lebih berat dibandingkan ini. Sekitar 10 kilogram untuk setiap gelangnya"

"Apa kamu yakin?" Ekspresi dari Tang Yu langsung berubah mendengar hal ini.

"Yah," Xin mengangguk, "Bisakah kamu memberitahukan kepada Paman Tang mengenai permintaanku ini? Saya akan datang kerumahmu sehabis menjual hasil buruan ini kepada Paman Douce"

"...Baik, saya akan menyampaikannya"

"Terima kasih"

Xin mengangguk kemudian langsung melanjutkan pekerjaannya untuk melakukan pembedahan terhadap daging rusa tersebut. Tang Yu yang melihat bahwa Xin tidak tertarik untuk berbicara dengannya langsung berbalik pergi meninggalkan Xin di lokasi tersebut.

"Apa dia benar-benar bukan sosok yang sama sepertiku?" Pada saat Tang Yu berbalik, sebuah pemikiran yang selalu muncul di dalam pikirannya kembali muncul, "Kepribadiannya sangat berbeda dibandingkan anak seusianya...Atau...Apa mungkin karena faktor situasi yang memaksanya?"

*******

Desa Axile.

Desa Axile adalah sebuah desa kecil yang berlokasi di dekat perbatasan antara Kerajaan Imperium dan Kerajaan Zen. Mayoritas warga yang tinggal di desa ini memiliki pekerjaan sebagai petani ataupun peternak. Ada juga beberapa profesi lainnya seperti penempah, bertender, pedagang, dan mayoritas pekerja lainnya. Tang Yu terlihat menyusuri jalanan dari Desa Axile dengan kecepatan konstan bergerak menuju ke arah rumahnya yang berlokasi agak jauh dari pusat desa.

Lokasi rumah dari Tang Yu berada diujung dalam dari Desa Axile berdekatan dengan rumah yang ditempati oleh Xin. Tanpa butuh waktu lama untuk Tang Yu tiba di depan rumahnya yang terlihat dibangun menggunakan kayu, dibandingkan menyebutnya sebuah rumah, bangunan tersebut lebih cocok dikatakan sebagai tempat menempah besi.

Tang Yu dengan cepat langsung membuka pintu rumah dan melihat ke dalam, dia tidak menemukan keberadaan Ayahnya disana. Hanya saja, itu sudah menjadi hal yang lumbrah untuknya. Tang Yu tahu bahwa ayahnya saat ini masih berada di dalam kamar sedang tidur.

Tanpa membuang banyak waktu, Tang Yu dengan cepat langsung bergerak menuju ke kompor yang saat ini diatasnya terdapat sebuah panci. Tang Yu langsung membuka tutup panci dan terlihat uang langsung mengepul ke atas. Di dalam panci itu terlihat sejumlah bubur yang sudah siap untuk dimakan.

Melihat sarapan pagi yang sudah siap, Tang Yu kemudian pergi mengambil peralatan makan untuk dia dan Ayahnya kemudian memasukan sejumlah bubur ke dalam tempat tersebut.

Tang Yu membawanya langsung ke meja makan yang ada di dalam ruangan tersebut kemudian berjalan menuju ke arah pintu masuk kamar Ayahnya, "Ayah, sarapan sudah siap!"

Suara Tang Yu langsung membuat sosok yang tidur di dalam ruangan tersebut terbangun. Sosok itu langsung bangkit dari tempat tidurnya dengan tatapan matanya yang terlihat sedikit tidak sadarkan diri. Perlahan-lahan sosok itu bangkit dan langsung keluar dari dalam kamarnya tersebut.

Tatapan dari pria itu langsung menatap ke arah Tang Yu yang berada di depannya kemudian melirik ke arah samping menemukan sarapan sudah tersedia ditempat makan.

Nampak penampilan dari pria dewasa itu tidak terawat dengan baik. Dia mengenakan pakaian yang tidak beraturan dan banyak tambalan. Kumis yang tidak pernah dicukur, ditambah rambut yang berminyak seolah-olah belum mandi beberapa hari. Tercium juga aroma yang sedikit kuat dimana bercampur dengan aroma anggur yang dapat diketahui bahwa pria itu mabuk tadi malam.

"Menguap ~ "

Pria itu menguap kemudian langsung duduk ditempat duduk yang tersedia diikuti dengan Tang Yu.

"Ayah"

"Hah?"

Tatapan Pria yang dipanggil Ayah oleh Tang Yu langsung menjadi serius pada saat Tang Yu memanggilnya seolah-olah dirinya tidak suka dipanggil atau diajak berbicara saat ini.

"Xin memintaku untuk memberitahukan kepadamu untuk dibuatkan kembali gelang yang serupa seperti yang dibuat sebelumnya"

Pria itu lantas mengerutkan kening dan berkata, "Bukankah gelang yang sebelumnya masih terlihat bagus untuk digunakannya? Apa terjadi sesuatu kepadanya pagi ini?"

"Tidak" Tang Yu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Dia berkata bahwa gelang itu sudah tidak memiliki efek sama sekali untuknya dan meminta untuk dibuatkan yang lebih berat"

Tatapan pria itu lantas menjadi serius mendengar hal ini.

"A-Ayah..." Tang Yu yang merasakan tatapan yang diperlihatkan oleh Ayahnya langsung menjadi gugup.

"Berapa banyak yang diinginkan olehnya?" Pria itu langsung memulai kembali pembicaraan.

"Sepuluh kilogram. Dia akan datang nanti, kemungkinan tidak lama dari waktu sekarang"

"...Baik"

Pria itu hanya mengangguk tetapi didalam pikirannya pria itu tidak bisa tenang, "Siapa sebenarnya anak ini? Asal dari anak itu bahkan tidak bisa diketahui sampai saat ini. Bagaimana anak itu bisa meningkatkan kekuatannya secepat ini? Apa mungkin itu memang bakatnya?"

"Xiao Yu" Pria itu tiba-tiba memanggil Tang Yu dengan pelan, "Menurutmu, siapa yang akan menang jika kamu dan Xiao Xin bertarung?"

"Uh?" Tang Yu yang mendapatkan pertanyaan ini lantas menjadi bingung, baru kali ini Ayahnya bertanya pertanyaan seperti ini kepadanya, "Ini..."

"Jawab saja!" Perintah dari pria tersebut dengan serius.

"...Saya tidak yakin" Tang Yu menggelengkan kepalanya, "Xin, dia memiliki banyak cara untuk melakukan sesuatu yang sulit untuk diungkapkan dan dipikirkan. Saya tidak memiliki keyakinan untuk bisa menang melawannya"

"Hmph!"

Pria itu tidak puas dengan jawaban yang diberikan oleh Tang Yu. Dia kemudian melupakan masalah pertanyaan yang ditanyakan olehnya tersebut dan langsung mengambil tempat makan miliknya dan segera meminum bubur yang masih panas tersebut seolah-olah panas yang ada di bubur itu tidak memiliki pengaruh kepadanya.

"Kenapa ayah bertanya mengenai itu kepadaku?"

Pria itu dengan cepat langsung menghabiskan seluruh makanan yang dimiliki olehnya dan segera bangkit dari tempat duduknya. Pria itu kemudian mulai melakukan pekerjaan miliknya yaitu membuat gelang yang dipesan oleh Xin.

******

Toko Daging Douche.

Toko Daging Douce adalah sebuah toko daging yang sangat terkenal di Desa Axile. Toko ini adalah toko daging yang sering menerima pasukan daging dari pemburu kemudian mulai didistribusikan ke desa maupun menjualnya ke Kota Lacross yang berada dekat dengan desa Axile. Selain menjual daging hewan buruan, toko ini juga biasanya menjual atribut lainnya dari hewan seperti kulit dan juga tanduk.

"Kamu mendapatkan hasil tangkapan yang sangat bagus hari ini, Xiao Xin. Apa itu rusa?"

"Iya, kebetulan saya bertemu dengan rusa yang mungkin saja tersesat di wilayah ini" Xin menjawab perkataan paman yang ada di depan dengan tenang.

"Oke, tidak perlu banyak bicara. Semuanya akan kamu jual disini atau ada yang ingin kamu simpan? Keluarkan saja bagian yang ingin disimpan olehmu"

"Kamu bisa mengukurnya sekarang, Paman Douce. Saya sudah mengeluarkan bagian untukku sendiri"

Douce mengangguk dan langsung melakukan pekerjaan miliknya. Dia pertama kali mengukur berat dari daging rusa yang telah didapatkan oleh Xin kemudian mulai menilai kelayakan dari kulit dan tanduk yang ingin dijual oleh Xin tersebut.

"Keterampilanmu dalam membedah tubuh hewan menjadi semakin baik" Douce langsung memberikan pujian kepada Xin, "Apa kamu tidak tertarik untuk menjadi tukang bedah di tokoku? Saya akan memberikanmu gaji yang tinggi. Bagaimana menurutmu?"

"Terima kasih atas tawaran yang kamu berikan kepadaku, Paman Douce. Tetapi, saya masih tetap sama pada pendirianku"

"Master Zen, yah?" Douce bergumam dengan pelan dan melanjutkan, "Xiao Xin, kalau kamu tidak bisa menjadi seorang master zen, kamu akan selalu diterima ditempat ini. Saya pasti akan selalu menyiapkan satu tempat untukku disini"

"Paman, kamu seolah-olah mendoakanku agar tidak bisa menjadi seorang master zen" Xin membalas dengan nada cemberut.

"Hahaha ~ " Douce hanya tertawa mendengar hal tersebut dan berkata, "Tidak, tidak, saya hanya ingin ada kemungkinan saja. Dibandingkan dengan itu, tentunya saya berharap kamu bisa menjadi seorang master zen. Setidaknya, ditempat ini masih bisa ada seorang master zen yang terlahir"

"Saya juga berharap demikian" Xin berhenti sejenak dan melanjutkan, "Berapa banyak yang bisa didapatkan olehku dari hasil ini?"

"Saya akan mengambil untuk dagingnya setiap kilogram 25 perunggu, kulit 50 perunggu, dan untuk tanduknya 5 perak untuk satu tanduk" Douce berhenti sejenak dan melanjutkan, "Saya akan membayar semuanya 30 koin perak untuk hasil buruanmu. Bagaimana menurutmu?"

"Sepakat!"

Douce yang mendapatkan kesepakatan dengan Xin langsung bergegas mengambil uang yang ada di bawah laci kemudian menyerahkan semua uang tersebut kepada Xin. Xin segera menyimpan uang hasil yang didapatkan olehnya itu ke dalam tas miliknya.

"Upacara kebangkitan akan dilakukan dua bulan dari sekarang, bagaimana persiapanmu?"

"Selalu dalam kondisi terbaik" Xin membalasnya kembali, "Saya berharap diberikan kesempatan untuk menjadi seorang master zen. Ada banyak hal yang ditawarkan oleh dunia ini yang ingin dilihat olehku. Hanya dengan menjadi seorang master zen, impianku tersebut akan lebih mudah dicapai dibandingkan tidak menjadi seorang master zen"

"Apa kamu berniat untuk berpetualang?"

"Tentu" Xin mengangguk, "Tapi, saya akan melakukannya pada waktu kekuatanku sudah cukup untuk melindungiku dari berbagai macam ancaman yang akan datang. Paman, kalau begitu, saya pergi dulu. Saya masih ingin pergi ke rumah Paman Tang"

"Kamu ingin pergi ke rumah Tang Mu? Baiklah, Xiao Xin, saranku, hati-hati dengannya. Jangan sampai kamu menjadi sosok sepertinya. Dekaden bahkan dirinya selalu acuh terhadap anaknya sendiri" Douce menggelengkan kepalanya, "Sangat disayangkan saya tidak bisa memiliki anak sepertimu dan juga Xiao Yu, bajingan Tang Mu, dia memiliki anak yang sangat baik seperti Xiao Yu, kenapa tidak tidak pernah bersyukur sama sekali?"

"Tidak baik untuk membicarakan seseorang Paman"

"Ah, sepertinya begitu" Douce mengangguk kemudian menatap ke arah Xin kembali, "Bagaimana kalau kamu menjadi anak angkatku saja, Xin? Dengan begitu, kamu tidak perlu repot-repot untuk berburu seperti ini"

"Tetapi saja menjadi anak angkatmu pasti masih bekerja disini, bukan?" Xin membalasnya kembali, "Lupakan, Paman, saya berterima kasih atas tawaran tersebut. Saya masih nyaman dengan kehidupanku saat ini"

"Sayang sekali ~ Saya tidak tahu sudah berapa kali kamu menolak tawaran yang diberikan kepadaku"

"Mungkin puluhan kali?" Xin terkekeh kemudian berbalik, "Kalau begitu, Paman, saya pergi dulu. Sampai nanti"

"Sampai nanti, Xiao Xin"

Xin langsung bergegas keluar dari toko daging tersebut.

"Xiao Xin"

Tepat dirinya berjalan keluar dari toko daging tersebut, ada seseorang yang memanggil namanya. Xin langsung berbalik dan melihat sosok yang memanggil namanya tersebut.

"Kepala Desa"

Seorang Kakek tua yang dibantu dengan tongkat berjalan menuju ke arah Xin dengan tatapan yang ramah. Kakek itu terlihat sudah berusia lanjut dimana rambutnya sudah memutih dan kulitnya sudah keriput.

"Sepertinya mendapatkan hasil buruan bagus hari ini? Kamu terlihat sangat gembira keluar dari toko Douce"

"Saya beruntung hari ini, Kepala Desa. Saya bertemu dengan rusa yang sepertinya tersesat di wilayah ini dan berhasil menangkapnya"

"Rusa?" Mata Kepala Desa melebar mendengar hal tersebut kemudian terkekeh, "Ini memang tangkapan yang bagus. Ngomong-ngomong, dua bulan lagi upacara kebangkitan akan dilakukan, bagaimana persiapanmu?"

"Saya selalu siap" Xin membalasnya, "Meski juga ada rasa gugup karena takut pada saat upacara kebangkitan, saya tidak memiliki kualifikasi untuk menjadi seorang master zen"

"Saya yakin kamu pasti bisa menjadi seorang master zen, Xiao Xin. Kamu dan Xiao Yu." Kepala Desa menjawabnya dengan kata penuh rasa serius dan kepercayaan, "Kalian berdua adalah anak yang paling baik diantara anak lainnya yang ada di desa ini. Kalian pasti bisa melakukannya. Sialan! Bagaimana mungkin Xiao Yu bisa mendapatkan orang tua layaknya Tang Mu bajingan itu! Jika saja Xiao Yu bisa mendapatkan-Batuk...Batuk..."

Xin yang melihat ini dengan cepat langsung bergerak ke arah belakang kepala desa dan mengusap punggungnya tersebut dengan perlahan-lahan, "Tidak baik membicarakan orang dari belakang, Kepala Desa. Ayo, kamu harus tenang dan atur pernapasan secara perlahan-lahan agar kondisimu membaik"

Kepala Desa mengikuti perkataan dari Xin dan perlahan-lahan kondisinya sebelumnya mulai membaik.

"Terima kasih atas bantuannya, Xiao Xin, kamu memang anak yang sangat baik"

"Sama-sama" Xin tersenyum kemudian melanjutkan, "Kepala Desa mau kemana? Apakah perlu bantuan untuk mengantar ke lokasi tersebut?"

"Tidak, tidak, tidak perlu" Kepala Desa menggelengkan kepalanya, "Saya hanya ingin jalan-jalan sekalian melakukan pemantauan terhadap situasi desa. Kamu bisa kembali duluan, seharusnya masih ada yang harus kamu lakukan saat ini, bukan?"

"Tentu" Xin mengangguk kemudian memberikan hormat, "Kalau begitu, Kepala Desa, saya pamit dulu"

Xin kemudian langsung berbalik pergi meninggalkan kepala desa ditempat tersebut.

Kepala Desa yang melihat kepergian dari Xin menghela nafas kemudian menggelengkan kepalanya, "Sayang sekali ~ Seandainya saya bisa memiliki cucu sepertinya..."

Kepala Desa kemudian mulai melanjutkan kembali perjalanannya untuk melakukan observasi terhadap desa yang ditempati olehnya saat ini.

********

Rumah Keluarga Tang.

"Dentungan!..."

"Dentungan!..."

"Dentungan!..."

Suara benturan antara palu dan logam besi yang telah dipanaskan terdengar dengan sangat baik sampai di wilayah luar rumah. Di dalam rumah keluarga Tang, terlihat Tang Mu yang saat ini sedang mengelola besi dengan menggunakan palu miliknya untuk dijadikan sebuah gelang sesuai dengan permintaan dari Xin. Sementara terdapat juga Tang Yu yang berada di dalam rumah sambil menatap dengan cermat seluruh proses pekerjaan yang dilakukan oleh Tang Mu saat ini.

"Ketukan!..."

"Ketukan!..."

"Ketukan!..."

Suara ketukan tiba-tiba terdengar yang menyebabkan Tang Mu menghentikan pekerjaan yang dilakukan olehnya saat ini.

"Itu seharusnya, Xin, Ayah" Tang Yu langsung berdiri dari tempat duduknya, "Biarkan saya membuka pintu"

Tang Yu bergegas langsung datang ke pintu masuk dan membukanya. Sesuai dengan yang diperkirakan oleh Tang Yu, sosok yang datang berkunjung adalah Xin.

"Ayo masuk, barangmu sedang dibuat oleh Ayah saat ini"

"Tentu"

Xin langsung masuk ke dalam dan bertemu dengan Tang Mu yang menatap ke arahnya, "Selamat pagi, Paman Tang"

"Pagi" Tang Mu menghentikan pekerjaan yang dilakukan olehnya sembari melirik ke arah Xin, "Kamu sepertinya bertekad untuk menjadi seorang master zen. Kenapa kamu repot-repot harus berlatih dari sekarang? Bagaimana jika kamu memiliki kualifikasi pada saat kamu membangkitkan zen? Bukankah semua usaha yang dilakukan olehmu ini sia-sia?"

"Kenapa kamu berkata semacam itu, Paman?" Xin bertanya balik, "Apa kamu ingin menurunkan tekadku untuk menjadi seorang master zen?"

"Saya hanya mengatakan sesuatu terkait dengan fakta" Tang Mu membalas kembali perkataan dari Xin tersebut, "Ada kemungkinan kamu tidak bisa menjadi seorang master zen walaupun kamu telah berlatih susah payah semacam ini"

"Ayah..." Tang Yu yang mendengarkan perkataan dari Tang Mu bergumam dengan pelan sambil melirik ke arah Xin dengan tatapan tidak enak.

"Memang, saya tidak akan menolak hal tersebut" Xin membalasnya kembali, "Tapi, ada kemungkinan juga saya bisa menjadi seorang master zen. Siapa yang tahu, siapapun memilih kemungkinan untuk bisa melangkah kedepan"

"Bagaimana kalau kamu gagal?" Tang Mu bertanya dengan sorot mata yang tajam.

"Gagal? Tidak masalah, kegagalan adalah suatu pola kehidupan. Jika gagal, itu tidak masalah bagiku, saya masih tetap akan melanjutkan latihanku. Saya akan terus melatih tubuhku sampai dimana saya merasa bisa memilih kekuatan yang kuat demi bisa melindungiku kemudian menggapai impianku"

"Hmph! Itu impian yang bodoh" Tang Mu langsung mengendus dengan jijik, "Apa gunanya menjadi sosok yang kuat tetapi tidak dapat melindungi sesuatu yang berharga? Tidak ada gunanya sama sekali"

"Itu karena kesombongan yang dimiliki orang itu"

"Hah?" Tang Mu langsung menatap Xin dengan tatapan yang sangat tajam.

Xin tanpa rasa takut langsung membalas tatapan tersebut.

Tang Yu yang berada bersama dengan keduanya diam tidak mengatakan apapun. Ini bukan kali pertama bagi Ayahnya dan Xin terlibat perdebatan yang sangat sengit.

"Karena kesombongan akan kekuatan yang dimiliki olehnya dan latar belakang yang dimiliki olehnya membuatnya lupa bahwa didunia ini masih ada yang lebih baik dibandingkan dengannya" Xin membalasnya langsung, "Kesombongan? Itu hal yang bodoh! Kenapa harus berlaku sombong padahal sebelumnya kami hanya sosok manusia yang tidak memiliki apapun? Apa gunanya menjadi sombong? Apa karena status? Apa karena jabatan? Apa karena kekuatan? Itu sangat bodoh bagiku. Siapapun pada saat meninggal akhirnya hanya sendirian. Apa menurutmu manusia bisa hidup sendirian dan melakukan apapun? Bisakah kekuatan-kekuatan kuat itu bisa bertahan hidup sendirian? Bagaimana menurutmu? Bisakah mereka menjamin akan ketersediaan makan untuk mereka konsumsi pada saat mereka sendiri? Bisakah mereka menjamin pakaian yang mereka gunakan saat ini pada saat mereka sendiri? Bisakah mereka menjual hasil yang mereka peroleh pada saat mereka sendiri? Bagaimana menurutmu? Bisakah sekte-sekte kuat, kekaisaran, dan kerajaan yang berdiri saat ini bisa mempertahankan status mereka pada saat mereka berdiri sendiri? Bisakah kamu menjawab pertanyaan ini? Sombong? Angkuh? Itu benar-benar lucu bagiku. Saya berharap dimasa depan nantinya, selama saya memiliku kekuatan, saya tidak akan menjadi sosok yang sombong dan angkuh sampai-sampai lupa terhadap masa lalu yang dimiliki olehku. Saya berharap dapat dijaga dari sifat tersebut"

"..."

Perkataan dari Xin ini membuat Tang Mu dan Tang Yu terdiam seketika.

"Paman, jangan mencoba untuk menggangguku atau menghancurkan tekad yang dimiliki olehku dengan menggunakan pengalaman masa lalumu"

"Apa maksudmu?" Tang Mu kembali tersadar dan langsung melirik Xin dengan sangat serius.

Tiba-tiba udara di area sekitar menjadi sangat berat.

"Saya sudah katakan, jangan menggangguku atau merusak tekadku karena masa lalumu" Xin kembali menjelaskan dengan nada yang sangat serius, "Kamu gagal karena sifat sombong dan angkuhmu. Jangan menyamakan aku denganmu yang gagal dimasa lalu. Jika saya gagal, maka, saya tidak akan menjadi sosok dekaden sepertimu yang bahkan anak sendiri tidak diperhatikan sama sekali."

Bahkan pada saat udara di sekitar tempat itu menjadi sangat berat, Xin tidak menunjukkan tatapan rasa takut dan terus membalas menatap ke arah Tang Mu.

"Xin..." Tang Yu yang mendengar hal ini menjadi semakin khawatir karena perdebatan diantara keduanya sudah mulai ke arah yang benar-benar jauh.

Tang Mu mengepalkan tangannya dengan kuat mendengar hal tersebut kemudian tatapannya melirik ke arah Tang Yu. Tang Yu yang melihat tatapan tersebut langsung menundukkan kepalanya dengan takut.

"Apa yang sebenarnya terjadi dimasa lalu sampai-sampai Ayah menjadi seperti ini? Apa...Apa mungkin ini berhubungan dengan ketidakhadiran Ibu..."

Tang Mu kemudian menghela nafas. Udara yang ada di sekitar langsung kembali normal sedia kala. Tatapan Tang Mu kemudian melirik ke arah Xin dan berkata, "Datang kembali besok, permintaanmu akan saya selesaikan segera"

"Berapa banyak?"

"60 koin perunggu."

Xin dengan cepat langsung mengeluarkan uang satu koin perang dari tas miliknya kemudian menyerahkan kepada Tang Mu, "Saya akan mengambil kembaliannya pada saat barangnya sudah selesai. Kalau begitu, saya pergi dulu"

Xin hanya menatap ke arah Tang Yu dan menunduk untuk memberikan salam perpisahan. Xin tanpa ragu langsung berbalik meninggalkan rumah tersebut tanpa menghadap ke arah belakang.

"Xiao Yu"

Sesaat Xin pergi meninggalkan rumah tersebut, Tang Mu langsung memanggil Tang Yu. Tang Yu yang sebelumnya menundukkan kepalanya perlahan-lahan mengangkat kepalanya kembali dan menatap ke arah Tang Mu.

"Apa kamu kecewa denganku?"

"Ayah..." Tang Yu dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Saya tidak pernah kecewa denganmu, Ayah. Saya sangat berterima kasih karena kamu masih berada disisiku. Setidaknya, saya masih lebih beruntung dibandingkan dengan..." Suara Tang Yu berhenti seketika, dia tidak bisa melanjutkan perkataannya tersebut.

Tang Mu mengerti dengan sosok yang dimaksudkan oleh Tang Yu tersebut. Tang Mu yang mendengar itu langsung berbalik kemudian menyimpan uang koin yang diberikan oleh Xin sebelumnya. Dia kemudian mulai melanjutkan kembali pekerjaan miliknya tersebut.

Tatapan Tang Yu melirik ke arah pintu masuk yang baru saja dilewati oleh Xin sebelumnya.

"Apa mungkin...Apa mungkin Xin tahu tentang masa lalu yang dimiliki oleh Ayah? Tidak, tidak, seharusnya tidak," Tang Yu menggelengkan kepalanya dengan pemikiran semacam itu, "Bagaimana mungkin Tang Yu tahu masa lalu yang dimiliki oleh Ayah? Umurnya bahkan setara dengan umurku dan tidak mungkin baginya tahu mengenai masa lalu Ayah, tapi...Bagaimana dia bisa mengetahui tentang hal yang menyebabkan Ayah menjadi seperti ini? Apa mungkin dari pembicaraan yang dilakukan oleh keduanya berulang?...Jika demikian...Dia memiliki kemampuan analisis yang sangat menakutkan..."

Tang Yu berjalan keluar dari dalam rumah kemudian melirik ke arah samping kanan rumah dimana terlihat sebuah rumah kecil berdiri di samping rumahnya tersebut. Rumah itu hanya cukup untuk ditempati oleh satu orang saja berhubung hanya ada satu kamar tidur. Itu adalah rumah yang dimiliki oleh Xin.

"Dengan kemampuan analisis tersebut, dia bisa menjadi sosok yang sangat menakutkan dimasa depan khususnya...Selama dia bisa menjadi seorang master zen. Apa mungkin bagiku untuk merekrutnya bergabung ke dalam pasukanku?" Tang Yu menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Tidak, seharusnya tidak mungkin, dia sosok yang sangat bebas dan tidak suka diperintah. Orang semacamnya tidak akan mungkin bergabung dalam pasukanku bahkan jika ditawarkan dengan sesuatu yang bernilai sangat tinggi...Sayang sekali..."

*******

Keesokan harinya.

Rumah Keluarga Tang.

"Dentungan!..."

"Dentungan!..."

"Dentungan!..."

Pagi harinya berjalan seperti biasanya. Sehabis sarapan, Tang Mu langsung melanjutkan pekerjaan yang dimiliki olehnya. Kebetulan dia mendapatkan pemesanan dalam jumlah yang banyak dari warga terkait dengan peralatan pertanian dan hal-hal lainnya.

"Ketukan!..."

"Ketukan!..."

"Ketukan!..."

Suara ketukan langsung terdengar mengikuti suara benturan besi dan palu.

"Xiao Yu, buka pintunya. Itu seharusnya Xiao Xin"

"Baik, Ayah"

Tang Yu tanpa membuang banyak waktu langsung bergerak untuk membuka pintu sementara Tang Mu melanjutkan kembali pekerjaan yang dimiliki olehnya. Pintu segera dibuka dan terlihat Xin yang sudah berada disana dimana saat ini terlihat gelang yang digunakan olehnya dikedua kaki dan tangan sudah dilepaskan olehnya.

"Kamu akhirnya datang, ayo masuk. Pesananmu sudah dibuat oleh Ayah"

"Terima kasih"

Xin langsung masuk ke dalam rumah tersebut dan melirik ke arah Tang Mu yang sedang mengerjakan pekerjaan miliknya, "Selamat pagi, Paman Tang"

"Pagi" Hanya satu kata balasan dari Tang Mu sembari dirinya melanjutkan pekerjaan yang dilakukan olehnya saat ini.

Xin yang mendapatkan balasan tersebut tidak peduli dan hanya melirik ke arah Tang Yu, "Dimana pesananku?"

"Itu ada diatas meja"

Tang Yu langsung menunjuk ke arah letak dari gelang yang baru saja dibuat oleh Tang Mu sebelumnya. Xin segera mendekati gelang tersebut dan mengambilnya kemudian tanpa membuang banyak waktu langsung menggunakan gelang itu di kedua kaki dan tangannya.

"Bagaimana?" Tang Yu bertanya dengan penuh minat tepat berada disampingnya saat ini.

Xin tidak segera menjawab pertanyaan dari Tang Yu melainkan melakukan uji coba kepada kedua kaki dan tangannya dengan mengangkat dan juga melompat.

"Ini bagus, sesuai dengan yang dibutuhkan saat ini" Xin mengangguk kemudian menatap ke arah Tang Yu, "Dimana uang kembalianku?"

"Xiao Yu, ambil sebuah kantung kecil yang ada di kamarku dan berikan kepada Xiao Xin"

"Baik, Ayah"

Tang Yu yang mendapatkan perintah langsung bergegas melaksanakan perintah tersebut. Tidak lama berselang, Tang Yu kembali dengan membawa sekantong yang berisi sejumlah uang dan menyerahkannya kepada Xin.

Xin langsung menyimpan kantor tersebut ke saku pakaianya.

"Apa kamu tidak akan menghitung kembali jumlah kembaliannya?"

"Tidak apa-apa, saya masih percaya kepada Paman Tang. Meski dia bukanlah sosok terbaik, dia pasti tidak akan melakukan tindakan buruk kepada seorang anak kecil"

"Hmph!" Tang Mu mengendus dengan nada tidak puas mendengar hal tersebut.

"Terima kasih karena telah membantuku membuatkan barang ini. Saya masih ingin melakukan sesuatu, kalau begitu, sampai nanti"

Xin langsung berbalik pergi meninggalkan tempat tinggal dari Tang Yu dan Tang Mu tersebut.

Tang Yu yang melihat kepergian dari Xin itu langsung melirik ke arah Tang Mu, "Ayah, saya ingin pergi untuk melakukan sesuatu"

"Pergi" Tang Mu tahu hal yang ingin dilakukan oleh Tang Yu, oleh karena itu, dia tidak menahannya, "Jangan lupa kembali sebelum siang untuk membuatkan makan siang"

"Baik"

Tang Yu yang diberikan izin tanpa menunggu lama langsung bergegas keluar dari rumah tersebut. Pekerjaan yang dilakukan oleh Tang Mu juga berhenti seketika sembari dirinya melirik ke arah luar rumah. Seketika itu, Tang Mu menghilang dari lokasi dimana dirinya berada saat ini.

********

Hutan, Desa Axile.

Pada bagian tengah hutan dimana lokasi biasanya Xin berburu hewan yang akan dijual, terlihat dirinya saat ini sudah berada disana sembari melakukan berbagai macam peregangan badan berhubung dirinya berniat untuk memulai berolahraga meningkatkan kekuatan fisik miliknya.

"Jika saya menjadi seorang master zen, saya memerlukan tubuh fisik yang kokoh dan kuat untuk bisa menyerap kristal roh yang berasal dari binatang roh. Setidaknya...Saya berharap kristal roh yang diserap olehku adalah sebuah kristal roh yang berasal dari binatang roh yang berumur yang tinggi"

Selama ini, Xin telah banyak mengumpulkan berbagai macam informasi mengenai master zen. Master zen adalah sebuah profesi paling diminati oleh seluruh penduduk yang tinggal di dunia zen ini. Profesi ini melihatkan seseorang yang bisa bertambah kuat dengan melatih zen dan energi zen miliknya.

Zen adalah sebuah maninfestasi jiwa yang dimiliki oleh seseorang di dalam dirinya. Zen dapat dikategorikan menjadi empat kategori yaitu alat zen, binatang zen, manusia zen, dan tubuh zen. Diantara keempat kategori tersebut, manusia zen adalah zen yang paling langkah sementara alat zen dan binatang zen adalah zen yang paling sering dibangunkan oleh seseorang.

Semua orang memiliki zen tetapi tidak semua orang dapat menjadi seorang master zen. Hanya orang-orang yang memiliki tubuh fisik khusus yang dapat menjadi seorang master zen. Fisik khusus sendiri adalah sebuah fisik yang dapat membantu seseorang untuk menarik energi yang ada di sekeliling yaitu energi zen masuk ke dalam tubuh. Hanya orang-orang pemilik dari tubuh fisik khusus ini yang dapat menjadi seorang master zen. Selama seseorang tidak memiliki tubuh fisik khusus ini, dapat dipastikan orang tersebut tidak akan mungkin bisa menjadi seorang master zen berhubung dirinya tidak akan bisa menyerap energi yang ada di lingkungan sekitar.

Ada terdapat sepuluh tingkat master zen dimana setiap tingkatan tersebut dibagi menjadi sepuluh level tingkatan.

Murid Zen : 1–10

Petarung Zen : 11-20

Veteran Zen : 21-30

Guru Zen : 31-40

Guru Besar Zen : 41-50

Tetua Zen : 51-60

Bijak Zen : 61-70

Raja Zen : 71-80

Kaisar Zen : 81-90

Judul Zen : 91-99

Monarch : 100

Setiap kali seseorang sudah mencapai level tertinggi pada tingkatannya tersebut, maka orang itu diharuskan untuk menyerap sebuah kristal roh yang berasal dari binatang roh. Fungsi dari kristal roh tersebut adalah untuk menghancurkan penghalang antar setiap tingkatan dan juga nantinya akan memberikan sebuah kemampuan kepada master zen yang didapatkan dari binatang roh yang dibunuh olehnya. Selain dari dua fungsi utama tersebut, kristal roh dapat membantu untuk meningkatkan potensi dan bakat yang dimiliki oleh seorang master zen.

Semakin tinggi kristal roh yang diserap oleh seorang master zen, maka potensi dan bakat yang dimiliki olehnya juga akan bertambah dibandingkan sebelumnya. Penyerapan kristal roh ini sangat berpengaruh kepada perkembangan dari seorang master zen. Selama master zen tingkat atas menyerap kristal roh yang jauh lebih rendah dibandingkan kualifikasi nya, besar kemungkinan potensinya akan langsung hancur atau akan sulit bagi master zen untuk meningkatkan kekuatan yang dimiliki olehnya kedepannya bahkan bukan tidak mungkin tidak akan bisa bertambah kuat dan hanya berhenti pada level yang dimiliki olehnya saat ini.

Hanya saja, master zen harus pandai-pandai dalam menyerap kristal roh dari binatang roh. Selama master zen tersebut menyerap kristal roh dari binatang roh yang kekuatannya beberapa kali lebih kuat dibandingkan dengannya, tubuhnya mungkin saja hancur yang menyebabkan dirinya meninggal akibat proses penyerapan tersebut.

Ada terdapat tujuh tingkatan untuk binatang roh.

Tingkat Pertama : 1–99 Tahun

Tingkat Kedua : 100-999 Tahun

Tingkat Ketiga : 1.000-9.999 Tahun

Tingkat Keempat : 10.000-99.999 Tahun

Tingkat Kelima : 100.000-499.999 Tahun

Tingkat Keenam : 500.000-999.999 Tahun

Tingkat Ketujuh : 1.000.000 Tahun

Umur yang dimiliki oleh binatang roh tersebut bukanlah mewakili seberapa lama mereka telah hidup melainkan seberapa kuat kekuatan yang dimiliki olehnya. Semakin kuat binatang roh tersebut, maka semakin tinggi juga umur yang dimiliki oleh binatang roh tersebut. Tingkatan binatang roh dapat dilihat dari karakteristik tubuh yang dimiliki olehnya bersamaan juga dengan kristal roh yang keluar dari dalam tubuhnya dimana setiap binatang roh memiliki kristal roh yang berbeda-beda warnanya.

Tingkat Pertama : Putih

Tingkat Kedua : Abu-Abu

Tingkat Ketiga : Kuning

Tingkat Keempat : Orange

Tingkat Kelima : Merah

Tingkat Keenam : Hitam

Tingkat Ketujuh : Emas

Master zen selain mereka diharuskan pandai-pandai dalam memilih kristal roh yang harus mereka serap agar tidak membahayakan diri mereka. Mereka juga diharuskan mempersiapkan dalam suatu kondisi tertentu. Pada saat seorang master zen sudah mencapai tingkatan tetua jiwa, maka kondisi tersebut akan berlaku dimana para master zen akan selalu terlibat dengan hukum langit.

Dalam dunia master zen, semua master zen tahu bahwa kesulitan dalam meningkatkan kekuatan dibagi menjadi dua. Kesulitan surga dan kesulitan neraka. Kesulitan surga adalah tingkat kesulitan dimana seorang master zen hanya diharuskan memikirkan tentang meningkatkan kekuatan miliknya beserta dengan kristal roh yang harus diserap olehnya untuk meningkatkan potensi miliknya. Kesulitan ini hanya berlaku pada master zen yang berada pada tingkatan murid zen sampai dengan guru besar zen.

Pada saat master zen telah mencapai tingkatan tetua zen, maka kesulitan akan berubah menjadi kesulitan tingkat neraka. Pada tingkatan ini, para master zen akan selalu terlibat dengan hukum langit dimana pada saat master zen sudah berada pada tingkat tetua zen, mereka akan terlibat dua kali dengan hukum langit. Pada tingkatan bijak zen, para master zen akan terlibat dengan hukum langit sebanyak tiga kali. Pada tingkatan raja zen, para master zen akan terlibat dengan hukum langit sebanyak empat kali. Pada tingkatan kaisar zen, para master zen akan terlibat dengan hukum langit sebanyak lima kali. Sementara pada tingkatan terakhir yaitu judul zen, para master zen akan terlibat dengan hukum langit sebanyak sembilan kali.

Semakin tinggi tingkatan dan level yang dimiliki oleh master zen, maka, semakin kuat juga hukum langit yang akan menyerang mereka dimana ada kemungkinan untuk mereka meninggal selama proses tersebut. Persentase kematian yang akan diterima oleh master zen sekitar 50% dan itu hanya pada tingkatan tetua zen. Semakin tinggi tingkatan dan levelnya, maka persentase kematian dari master zen itu akan semakin tinggi. Itu adalah ujian yang harus dilewati oleh para master zen yang sudah mencapai tingkatan tetua jiwa.

Dikarenakan ujian yang sangat menuntut tersebut, tidak banyak jumlah judul zen yang ada di dunia ini. Bahkan dalam kekuatan-kekuatan besar sekalipun, mereka hanya memiliki satu atau mungkin dua judul zen yang berada di belakang mereka. Itupun judul zen yang mereka miliki hanya pada level awal pada tingkatan tersebut berhubung tingkat kesulitan untuk menaikan level di tingkatan tersebut melebihi kesulitan yang didapatkan sebelumnya.

Jangankan judul zen, kebanyakan master zen akan memilih untuk berhenti pada saat mereka telah memasuki tingkatan tetua zen dikarenakan diharuskan melalui ujian yang sangat mengerikan tersebut. Hanya orang-orang yang sangat berbakat dan juga berani menentang maut yang berani melangkah maju kedepan mengikuti ujian tersebut.

Seluruh informasi yang dimiliki oleh Xin ini selain didapatkan olehnya dari Kepala Desa dan Paman Douce yang sering pergi ke perkotaan yang berada di Kerajaan Nummea ini. Xin juga banyak bertanya kepada para pendatang desa ini dimana beberapa diantaranya ada master zen yang datang dimana Xin akan mencoba untuk mengumpulkan informasi dari mereka.

Selama mengumpulkan informasi khususnya mengumpulkan informasi dari para master zen, Xin akan mengamati kondisi dan situasi para master zen tersebut. Selama situasi dan kondisi tidak memungkinkan, Xin tidak akan mencobanya. Sementara, selama kondisi memungkinkan baginya untuk mengumpulkan informasi, maka, dia tanpa ragu akan melakukannya. Biasanya informasi paling mudah didapatkan pada saat dirinya berbicara dengan para master zen wanita.

Tidak hanya informasi mengenai master zen, bahkan Xin juga telah memiliki informasi mengenai situasi dan kondisi dari benua ini beserta juga dengan kekuatan-kekuatan utama dari benua ini. Informasi adalah sesuatu yang sangat berharga bagi Xin, oleh karena itu, dia tidak akan ragu untuk mengumpulkan informasi karena informasi bisa digunakan sebagai sebuah senjata yang mematikan terhadap lawan-lawannya.

"Mari kita mulai"

Xin yang habis melakukan peregangan mulai berolahraga untuk meningkatkan kekuatan fisiknya. Dia mulai berlatih seperti berlari mengelilingi hutan, melakukan push up, pull up, dan berbagai latihan meningkatkan kebugaran fisik miliknya. Pakaian yang digunakan olehnya pada saat akhir latihan sudah seperti baru saja dicuci dengan menggunakan air dan terlihat dirinya benar-benar kelelahan dengan seluruh latihan yang dijalani olehnya saat ini.

Meski demikian, tidak ada raut wajah sakit atau apapun yang diperlihatkan oleh Xin. Hanya sebuah senyuman penuh kebahagiaan karena dia merasakan kekuatan fisiknya telah meningkat dibandingkan sebelumnya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku