icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Takdir Cinta Berondong Tampan

Bab 3 Donut dan Cappuccino

Jumlah Kata:1069    |    Dirilis Pada: 27/04/2022

egurnya. Ck, pelakor. Perebut laki orang, siapa, sih, musang licik ini. Apa dia yakin akan menang? Apa dia yakin akan bisa menempati posisiku sebagai Nyonya sekaligus ratu di sisi seorang Kais

tu koper bergambar kapal layar kecil-kecil milik Raja. Aku meminta Emi pulang, ia ju

" Wajah Emi menunjukan ketidak nyamanan jika ia pulan

saya, Emi." Aku melihat perubahan raut wajah Emi. Ia mengangguk ce

senior di rumah Ibu mertua. Anaknya baik, sopan dan memang menyukai pekerjaannya. Aku juga tak segan mengajaknya belanja bersama Raja. Memenuhi kebutuhannya, apalagi ia masih dua puluh dua tahun. Ku suruh kuliah, tak mau. Katanya 'Nggak Nyonya, n

dilamar?" Aku bertanya sekaligus meledeknya. Sa

Emi membuat ku tertawa. Raja bergeliat, kami berdua saling melirik d

g, terserah. Saya percaya kamu nggak akan foya-foya sama uang ini,"

tadi, angkanya, Nyonya .... " Emi m

u begini, seumur hidup saya mengabdi sama Nyonya, deh, nggak nikah juga nggak pa-pa, saya sudah anggap Raja kayak anak sendiri, kok," ucapan Emi membuat ku terkekeh. Benar-benar gadis jujur juga polos. Aku se

*

i dalam ususnya tinggi. Entah dari mana sumber awalnya. Aku tak

ena masih dua tahun. Seperti sekarang, aku menepuk-nepuk bokongnya pelan di saat ia sedang menempel ke

gir dan kembali menempel. Aku terkekeh, batas waktunya memang dua setengah tahun, dengan

adi kostum saat di rumah sakit. Tanpa mekap dan sepatu hak tinggi. Semua ku tanggalkan demi kenyamanan juga. Pintu kama

ekap, menatap tajam ke pria yang sudah d

"Kamar Raja, 'kan?" lanjutnya. Aku mengangguk. Di tanga

mu?" Ia berjalan mendek

etusku. Ia diam. Lalu menghela napas sambil meleta

jalan ke arah pintu dan pergi. Ak

datang. Wajahnya tampak lelah, aku men

t kalian, aku butuh tidur cepat, Vi

pi, ia menghampiriku. Duduk di sofa dan menatap ke du

nggak tau sumber pencetusnya dari mana." Aku menatap Kais

k, tersenyum lalu menggelengkan kepala. Ia hanya

," lanjutnya, ia beranjak dan aku mengikuti. Hal janggal yang baru. Kaisar tidak memberikan ku ciuman di kening, pipi dan b

*

asa nikmat. Jujur, donut ini lezat dan aku belum pernah merasakannya. Aku tersenyum hingga memejamkan mata saat mengunyah donut itu sembari berpikir rasa yang tergambarkan setelah aku mengunyahnya. Ada rasa manis, dengan aroma yang seperti tak asing bagiku, tapi apa. Bahkan aku mencecap lidahk

an sempurna untuk menemani malam yang pe

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka