icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kepentok Cinta Sang Idol

Bab 2 2. Bertemu Kembali

Jumlah Kata:1576    |    Dirilis Pada: 01/03/2024

itu, sesekali ia menyesapnya. Tanpa r

ela waktu luang unfik memainkan game drumnya yang b

baru menyadari kalau dompetnya

at ke kanan dan kiri untuk mencari barang berharga itu. T

mengingat kalau dirinya tadi berlari-lari di ja

ekilas, ia menelpon Asistennya untuk

ah kau mencari

kan. Kebetulan aku masi

ku sempat kepergok deng

nald sebelum dirinya menutup ponselnya. Ronald ini adalah Asisten p

ya terpejam, tiba-tiba saja ia menguap pelan. Sepertinya, dia

ng di maksud tadi sampai di kantornya atau

, ia meletakkan makanannya d

n bahu Benard, sehingga membu

--sorry aku k

las untuk menyadarkan dirinya sendiri. Pria it

ke mana saja coba heum?" tanya Rona

nya," desis Benard pelan, kemudian membu

elirik Ronald. Pria yang disampingnya hanya me

juga pasti bel

dengan pelan, dugaan Ronald mem

ini, sesekali mencari angin. Dari

lan, sesekali meminum jus jeruk yan

dengkusnya, sambil mengunyah makanannya.

nard sudah gila. Berlari dari serbuan wart

udah m

rutkan kenin

ak

engan cepat. "Serius, aku sudah

Lalu melanjutkan makann

keluar dari kantornya. Dengan memakai masker dan juga top

*

ongdae-P

u resort yang mempunyai fasilitas lengkap dan tentunya dekat dengan Pantai Hongdae. Mereka berjalan menelusuri l

mereka juga membalas dengan senyuman. Bukan ha

lau mereka tidak me

ini untukmu, dan seratus persen aman buatmu. Jadi, kau tidak p

yakinkan dirinya sendiri. Ron

a panggilan, buat dijadikan

na? Se

gkan kepala nya.

nya. "Kalau begitu kita sek

ald, menjajarkan jala

menganggukkan

nard," kata salah satu kar

g sangat unik. Dia memang sering menginap di mana-mana, tap

kolam renang, taman, dan juga tempat berbelanja. Di

nyuman kepada karyawan tadi yang sudah mengantarkannya.

bungkukkan 90 derajat, sebelum dirinya pergi d

ata bisa menatap pemanda

onald, sudah sibuk di luar dengan karyawan. Entah apa yang mereka bica

di dalam sana. Dan lama kelamaan ak

*

e di rumah sederhana itu. Kue itu bukan di makan sendiri,

ra sambil meletakkan kardus y

u Lastri memberi sebuah kertas yang bertulis

tpun ia langsung pergi dengan motor kesayanga

nambah kecepatan motornya supaya dirinya cepat sampai di tempatnya, tetapi setida

a jam k

ahnya tercengo ketika melihat restoran yang begitu mewah.

sepsionis yang berada di tempat sana. Tentunya suara itu membu

ue yang sudah di pesan." Adara m

ari kamar nomor 105. Tadi

gadis itu melanjutkan ja

inguk ke sekitar supaya tidak salah kamar. Tanpa basa-

angnya keluar," gerutu

! T

a keras. Lima menit, tidak ada yang mem

gan nada kesalnya, sesekali ia melirik

engan nada kesalnya ia dud

ba saja ada seseorang yang membukanya, siapa lagi kalau bukan Benard. S

annya, tetapi dia terdiam di tempat saat melihat

un pria itu. "Mau apa kau hah!" teriaknya s

ponnya, tanpa basa-basi p

ak

a tersebut. Tanpa basa-basi pria itu mencari kaos di lemari dan memaka

ara dengan nada tinggi, wajahnya

, lalu mengambil bingkis

sela-sela jarinya. Ia melirik dari sudut ma

Takut kehabisan pakaian di sini! Atau baga

an menatap gadis yang berada di hadapannya ini,

ng?" ucap Benard dengan wajah polosnya.

Benard dengan seksama. Mulutn

ra sambil menunjuk

au berada

adamu!?" ucap Benard tidak k

gannya ke mana-mana, sekilas ia melirik bingkisan tersebut.

a!" Adara hendak mengambilnya, tetapi B

i milikku," ucap Benard

emutarkan tubuh Adara, lalu mendoro

iak Benard, sebelum

ak

k badan lagi. Langsung saja ia men

bayarnya!" teriak A

bayar!" lanjutnya, masih setia mengetuk pintu tersebut dengan ker

angat keras. Pintunya terbuka, pria itu la

an? Lebih baik kau

gambil uang tersebut. Mata Adara di lebarkan, denga

ke belakang, sambil menju

an. "Dasar, tidak punya urat malu," ujar Benard sambil menggelengkan ke

si kue tersebut, lalu mencicipi

yang membuatnya?" gumam Benard, sej

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka