icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Mengandung Benih Sang Pewaris

Bab 5 Cinta

Jumlah Kata:2031    |    Dirilis Pada: 19/01/2024

g aja,” ucap Layla seraya memelu

menyangkut orang-orang yang disayanginya pria itu akan luluh, terutama kepada wanita yang dipanggilnya Mami. Wanita yang menjadi c

pa nggak ada anak ganteng Mami ini,” kek

ng tampak berkaca-kaca kemudian membelai wajah putranya tersebut. Tak p

ya yang hampir saja jatuh. Nathan tersenyum lalu menarik kedua tangan Layla.

ak sama anak,” kesal Arfan seraya menarik tubuh Layla mendekat.

kamu sambut, kalau nggak ada Papi mana ada kamu lahir ke

mburuan,” cibir Nathan sambil m

lu dimanjakan oleh maminya. Kebalikan dari papinya yang selalu bersikap keras. Bukan tanpa sebab Arfan bersikap demikian. Itu Arfan lakukan demi masa depan putranya yang tidak pernah lepas dari masalah. Arfan ingin Nathan berubah, bisa bersik

k Arfan yang selalu menolak jika disebut tua. Tapi apa yang dikatakan pria itu juga tidak salah. Meski

ertengkar lagi!” tegas Layla yang tentu saja be

man kan?” sapa Layla kepad

g dilakukannya kepada Arfan, majikan utamanya. “Mari silahkan duduk,” sambung Aris mempersil

i itu siapapun tidak akan mampu memisahkan mereka berdua. Sebenarnya belum waktunya Arfan mengunjungi Nathan di Bali. Seharusnya masih 4 bulan lagi sesuai target dirinya baru akan mengecek semua pekerjaan putranya. T

Jika banyak terbebani pikiran penyakitnya akan kambuh dan Aris tidak mau itu sampai terjadi, bagaimanapun keluarga Alfarizi sudah banyak berjasa kepada keluarganya. Bahkan mempertaruhkan nyawa pun dirinya tidak akan sanggup membalas semua jasa-jasa mereka. Dari mereka ayahnya yang dulu hanya anak panti asuhan jadi memiliki keluarga.

n semuanya masih pada posisi yang sama seperti terakhir dirinya berkunjung. Arfan memang menyisakan

liling sebentar!” ujar Arfan s

tranya belum juga jera dengan hukuman yang berkali-kali diberikannya. Arfan memang sengaja mengirim N

ika sampai Aris berani berbohong dengan menutup-nutupi perbuatan Natha

menemui Cinta sebentar untuk berbicara. Nathan ingin mempertanggung

imbang Arfan kembali bertanya, “Apa ada ses

ak sebelum menjawab,

*

tenaga. Rasa sakit di sekujur tubuhnya membuat Cinta enggan untuk bangun.

ta merasakan perih di bagian

ipinya seketika terasa panas saat melihat pakaian yang dikenakannya semalam bercecera

tanpa peduli lagi dengan penampilan polosnya. Ia harus buru-buru membersi

ndi dengan pakaian yang dikenakannya semalam, karena hanya pakaian itu saja yang tersisa. Itu pun pakaian pemberian dari Nathan.

ah jam

erahkan kesuciannya kepada laki-laki yang baru dikenalnya. Kesucian yang selama ini ia jaga dengan baik musnah sudah dalam waktu semalam saja. Tapi nasi sudah menjadi bubur, tak mungkin lagi semuanya kembali seperti semula. Meskipun

in pria itu mau bertanggung jawab. Semalam pun

log Cinta demi menenangkan diri. Bahkan pasangan di luaran san

engingat jika bukan Nathan yang merayunya, tetapi dirinya. Apalag

terlupakan. Meskipun tanpa rasa cinta ketika mereka melakukanya tapi hal itu berhasil memberikan kesan istimewa bagi

mu lagi. Hubungi nomor ini ji

Cinta segera melipat kertas tersebut lalu memasukkan ke dalam saku. Namun baru saja langkah kakinya sampai di depan pintu Cinta kembali berbalik

n yang telah kamu berikan. Anggap

uk laki-laki itu Cinta langsung pergi

*

an penting.” Nathan mengecup pipi Layla

ah jadi,” balas Layla seraya mena

ertanyaan dari kedua orang tuanya. Mumpung papinya juga sedang beristi

ahut Nathan seraya

h ditinggal maen,” gerutu Layla s

Layla segera memanggilnya. Gegas Aris d

jawab Layla yang seketika membuat Aris menahan napas.

duk sini!” ucap Layla lagi

mu nggak kangen dengan kopi buatan sa

Aris tumbuh dan besar bersama anak-anaknya, jadi Layla tahu ada

tan Bu Layla tidak akan tertandingi,” puji Aris

u karena ingin menjemput Nathan pulang,” jujur La

u. Bang Nathan memang sudah ing

n takut yang tadi dirasakannya langsung sirna begitu saja. Waktu yang ia nanti-nantikan akhirnya tiba. Dengan semangat Aris meraih cangkir berisi kopi yang masih panas di

wanita yang sedang dik

*

bukan gadis yang ia panggil Snow White tersebut, yang

memanggil seraya berjalan ke arah kama

is itu tidak ada dimanapun. “Please Cinta, kamu di mana?” gumam Nathan yang kini berdiri di balk

apapun kecuali selembar kertas yang terdapat di atas nakas. Gegas Nathan mengambilnya. Tubuh Nathan seketika terduduk lemas di bibir ranjang setelah membaca pe

ya tersebut harus secepatnya menemukan Cinta apapu

*

r Layla karena Aris hanya memandangi

g sedang mereka bicarakan. Andai memiliki kesaktian detik itu jug

ari memperhatikan ekspresi wajah Aris yang tak

bil beranjak. Berniat menjauh dari Layla ag

Layla dengan ta

etar saat menggeser tanda hijau di layar ponselnya, tapi juga jan

ta hilang!” Suara Nathan jelas

tidak bisa,” jawa

Aris menjauhkan ponselnya dari telinga saking kerasnya suara. Bu

tidak bisa ke sana. Saya

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka