Sang Dekan Terjerat Nafsu
angkan ingatannya semalam. Bisa-bisanya ia kembali melakuk
, kau past
rentangkan satu tangannya meminta Aleisa datang, perempuan itu mendekat dan duduk di pangkuan Agam deng
am saja, kau bu
nggilnya mengecu
meyakinkan Agam kalau Adeline dan Aleisa adalah dua orang yang berbed
n bawah Aleisa yang tidak memakai apapun. Pri
ku lakukan sekarang? H
u uang yang l
alu menginginkannya.
ong s
a lain yang bisa kau beli disini, Ag
tiba-tiba saja menggigit bahu Belinda
ustru tertawa. Yang membuat Aleisa jadi diam sejenak, pria tampan ini memiliki lesu
ah minum a
capnya bergedik ngeri, “Aku dengar ha
au menc
bol
n untu
an ku dan tidak me
nggur itu dari botolnya, kemudian memegang dagu Aleisa dan me
membuat Aleisa kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri. Dia mengingat seluruh sentuhan
kipun melakukannya berkali-kali sampai kelelahan. Dan akhi
ndar di kursi, Aleisa merubah posisi menjadi berhadapan dan menyingk
ngambil keputusan seperti itu. Meskipun pagi harinya, Adeline langsung mendapatkan uang y
aga, apa yang harus aku lakukan?” Aleisa pusing
r
pai membuatnya menabrak loker. Matan
enjadi perwaki
bersaing dengannya, “Mereka
ke arah Adeline, “Aku membiarkanmu mendapatkan keuntungan dari mereka yang memin
au melaporkannya, mere
kir aku
un mengedarkan pandangannya dan berdecak kesal. “Kau tidak akan lolos dariku begitu
*
a tapi kemampuan otaknya setara dengannya. Beberapa kali saling menyalip dengan nilai terb
pelan dan dikurung di dalam kamar mandi. “Adeline, aku merindukanmu” u
amat ya sayangku, aku bangga sekali padamu” ucap perempuan campura
au tidak mer
tugas orang lain. Harus
u sudah selesai dioperasi
rindukanmu. Kapan k
ditangannya. “Kau tau aku meninggalkan UKM
memang tidak me
gkat ke London. Sampai jumpa” ucapnya
kembali mengerjakan tugas yang diberikan padanya. Sampai sang penj
uk dulu di taman fakultas dan focus pada laptopnya. Topeng untu
h malam, Adeline tetap berada disana. Mumpung
iarkan kau berbisnis dengan anak-anak yang lain, sekara
bersama dengan teman temannya. Terakhir kali dia disiksa oleh perempuan ini, rasanya masih
menyarankan aku yang terpil
fkan
ku ya?” Tanya Verent memberikan isyarat p
minta maaf. Tolong jangan lakukan ini pa
au aku yang pantas bera
g perutnya hingga Adeline bahkan tidak bisa berteriak. Ketika Adeline luruh ke tanah, Verent mengambil laptop
eterlaluan” ucap salah satu t
arusnya tau dim
kaget. Dia pun segera mengambil tasnya dan berlari dari sana sebelum wajahnya terlihat. Di ik
ambil memegangi perut hingga kepalanya yang be
ucap sosok yang diyaki
ya diangkat sebelum kesad