Baby CEO: Kehamilan yang Tak Diinginkan
er dengan name tag bertuliskan Arvin Faaz tampak khawatir menatap gadis bertubuh mungil di hadapann
rumah saya tidak jauh, hanya lima menit berjalan k
ng jalan rusa
a kalau saya bukan lagi ana
wajahnya, bimbang antara mengantarkan Evalia sampai kamar kosnya atau tetap be
antarmu, lagi pula sedang tida
r. Tugas Anda lebih
jam satu dini hari. Bisa dipastikan tidak ada lagi manusia yang akan ditemui Eva selama perjalanan pulangnya.
utih miliknya. Hanya butuh waktu tiga detik untuknya menuka
a, Dokter. Samp
jangkauannya. Dengan langkah cepat, gadis itu keluar gerbang ru
sepi yang padam lampu jalannya. Semilir angin terasa membelai tengkuk, juga menyusupkan rasa waspad
gkin ada hantu, kan?" kel
anya dua ratus meter lagi dan dia sampai di jalan raya yang menghubung
merasa seseorang mengikutinya. Refleks dia menoleh ke
embali terfokus pada layar ponsel setelah menempe
uk
rus jatuh terduduk sambil menahan napasnya. Alarm tanda bahaya seketika me
sendirian saja? M
aya remang-remang. Asap rokok menguar dari mulutnya, juga bau apak
l mencari kontak dokter Arvin. Di antara semua
para berandalan itu kembali melangkah men
g kami i
bersahutan. Bahkan, salah
ang kami inginkan, Cantik." Seorang pria yang muncul pert
buh mungilnya bangkit, menjauh dari tiga monster b
akan menyakitimu jika
ampilkan panggilannya pada dokter Arvin tak mendapat jawaban. Suasana di se
kali. Hanya itu yang bisa dia lakukan, berharap ada orang yang masih mendengar teriak
ung bergerak mendekat dan menahan tubuh mungil itu dengan kedua tangannya. Pria y
ia tahu efek buruk jika dia terus menghirup obat berbahaya itu. Sebisa mungkin dia m
?" batin Eva terus melawan. Satu kakinya berhasil
lai buram. Dia tahu, obat itu sudah masuk ke aliran darahnya
igit ujung bibir sekuat-kuatnya. Aroma darah segera teras
sa mempertahankan kesadarannya lebih lama lagi. Dalam waktu kurang dari s
nnya, tetapi kekuatannya kalah jauh dari mereka. Hanya dalam hitungan detik, tubuhn
tapi masih merasa tubuhnya diangkat ke udara. Salah satu p
t dia menghubunginya kembali, tak ada yang menjawab. Kekhawatiran segera menyergapnya