Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
CLARITTA, KAMU MILIKKU

CLARITTA, KAMU MILIKKU

Nurida_Azh

5.0
Komentar
308
Penayangan
30
Bab

Entah harus bersyukur atau mengeluh dengan jalan hidup yang di laluinya. Claritta Indriana, seorang model yang terkenal, diharuskan menikah dengan Aslan Teryeka Andromeda. Pewaris kerajaan bisnis Andromeda group. Aslan memperlakukan Claritta sesuka hatinya, namun di dalam hati Aslan juga mencintai sekaligus membenci Claritta secara bersamaan. Aslan juga sangat posesif terhadap diri Claritta. Namun Aslan juga tega menduakan Claritta dengan sekretarisnya. Sanguppkah Claritta bertahan dengan pernikahan yang sudah hancur ini ? Ataukah justru Claritta harus diam saja menjadi boneka Aslan ? Atau pergi menghilang dari dunia ini, agar terbebas dari Aslan ?

Bab 1 Prolog

Hari ini adalah hari yang sangat dinanti oleh semua keluarga besar Andromeda, bahkan bisa jadi semua orang. Keluarga dengan kekayaan melimpah ini, akan mengadakan upacara pernikahan pewaris utama Andromeda group dengan megah dan meriah.

Aslan Teryieka Andromeda, putra tunggal dari pasangan Tuan Harun Andromeda dan Nyonya Lusi Andromeda. Anak emas yang begitu disegani banyak orang.

Ya, hari ini adalah hari yang sangat spesial bagi mereka. Mereka akan melihat putra semata wayangnya menikah dengan gadis terbaik di negara jerman. Aslan akan menikah dengan Claritta indriana. Model cantik yang namanya melejit bahkan sampai di negara lain. Model dengan bayaran fantastis ini akan resmi dipersunting oleh Aslan, sang pewaris Andromeda group.

Aslan sudah siap dengan setelan jas hitamnya. Hari ini Aslan terlihat gagah dan berwibawa. Aslan begitu terlihat sempurna dengan setelan ini. Aslan mengambil jam mahal yang telah dipersiapkan di atas meja. Aslan mengambil jam itu lalu memakainya di pergelangan tangannya.

Jam dengan kisaran harga fantastis itu melekat dengan sempurna di tangan Aslan. Setelah selesai Aslan bersiap-siap untuk keluar dari ruangan kamar hotel yang ditempatinya sekarang ini.

Aslan keluar dari kamarnya, dan menuju ke lantai bawah. Tempat diadakannya acara pernikahan dirinya hari ini.

Aslan sampai di aula hotel bawah. Semua mata takjub melihat betapa memukaunya Aslan Teryieka Andromeda hari ini. Begitu memesona aura yang dimiliki Aslan hari ini. Aslan berjalan ke arah sang Mommy dan Daddynya berada.

“Kamu memang tampan dan mempesona seperti daddymu ini Son,” puji Harun.

Harun menepuk pelan bahu anaknya yang terlihat gagah pada hari ini.

Nyonya Lusi tersenyum melihat suami dan anaknya yang sedang bercanda.

“Benarkah itu Dad? “ Aslan memicingkan matanya tanda tak setuju dengan omongan sang Daddy.

“Tapi...aku merasa ketampanan yang Aku miliki adalah warisan dari Mommyku yang sangat cantik ini.” Aslan menghampiri Mommy Lusi dan mencium pipinya.

“Cihhh... dasar anak kurang ajar.” Harun memukul lengan Aslan.

“Tenanglah Dad, jangan marah aku hanya bercanda.”

“Husttt ...diam kalian. Pliss jangan berantem kalian berdua. Lihatlah tamu-tamu sudah mulai berdatangan.” Nyonya Lusi memegang kepalanya yang berdenyut pusing melihat kedua orang itu yang selalu bertengkar. Bagai anj*ng dan tikus.

“It’s okey Mommy,” Jawab Aslan.

Dekorasi di ruangan ini begitu memukau. Tentu memukau karna ini adalah pesta dari orang berada. Bunga-bunga mawar mendominasi pada ruangan ini, Bunga mawar itu ditata seapik mungkin. Harum dari bunga mawar menguar di seluruh penjuru ruangan ini. Menyapa dan memanjakan setiap indra penciuman orang yang berada di ruangan ini.

Semua para tamu berlomba untuk tampil memesona dengan gaun terbaik mereka. Mereka sangat bangga bisa hadir di acara yang digadang-gadang akan menjadi acara termegah tahun ini.

Tuan rumah menyalami dan menyapa para tamu yang hadir di acara ini. Setelah selesai Aslan mencari tempat duduk. Dia capek berdiri, dia ingin beristirahat sejenak.

Semua tamu undangan telah hadir dan duduk di tempatnya masing-masing. Kini tiba saatnya untuk memulai acara inti, yaitu pemberkatan antara Aslan Teryieka Andromeda dan Claritta Indriana.

Aslan dipersilahkan untuk naik ke atas dan menunggu kehadiran sang mempelai wanita.

Aslan kemudian berjalan untuk naik ke atas, menghampiri sang pendeta.

Dan tak butuh waktu lama Pintu aula ruangan terbuka. Menampilkan sang mempelai yang cantik memesona seperti bidadari kahyangan. Kali ini sang mempelai wanita didampingi oleh ayahnya sendiri.

Claritta sangat cantik dengan gaun berwarna putih. Gaun itu sangat pas melekat di tubuh Claritta. Semua mata tertuju padanya. Mereka memandang takjub kecantikan dan kesempurnaan dari seorang Claritta indriana.

Memang kecantikan Claritta sudah tersohor dan tak di ragukan lagi. Di tangan Claritta, ada sebuah buket bunga mawar berwarna putih yang sangat cantik.

Sungguh semua kaum lelaki harus merasa patah hati, karna bidadari sang pujaan telah dipersunting orang. Claritta melangkah dengan anggun untuk mencapai keberadaan Aslan.

Aslan bahkan tak berkedip ketika melihat calon istrinya itu. Ya, Aslan mengakui bahwa Claritta adalah wanita yang sempurna. Maka dari itu Aslan tetap bersedia menikahinya. Walau ada sebuah rahasia yang Aslan simpan dengan rapi. Dan tak ada yang mengetahui itu kecuali Aslan dan manusia yang sedang rebahan sambil berhalu.wkwkw.

Claritta telah sampai di depan Aslan. Sang Ayah menyerahkan tangan Claritta kepada Aslan. Dan Aslan menerima itu. Sang Ayah kemudian meninggalkan Aslan dan Claritta untuk melakukan pemberkatan.

Sang pendeta kemudian mengucapkan sumpah pernikahan untuk Aslan dan Claritta.

Acara pemberkatan telah selesai dan kini saatnya para tamu menikmati hidangan yang disuguhkan.

Semua orang bersuka cita dan ikut bergembira dengan pernikahan antara Aslan dan Claritta. Semua orang memuji keserasian dari pasangan ini. Memang pasangan ini adalah pasangan yang membuat semua mata iri melihatnya. Sang wanita yang bagai dewi dan sang pria bagai pangeran. Mungkin mereka adalah pasangan yang diciptakan dari surga.

Acara telah selesai ketika malam hari. Para tamu undangan telah pamit untuk pulang dari aula hotel ini.

Aslan mengajak Claritta untuk pergi ke kamar mereka. Tanpa banyak bicara Claritta mengikuti Aslan, untuk pergi ke kamarnya.

“Mom, Dad, aku ke kamar dulu ya.” pamit Aslan kepada orang tuanya.

“Apakah kamu sudah tidak sabar Son?” goda Daddy Harun.

“Ishhh...jangan gitu dong sayang. Kasian mereka kan jadi malu.” ujar Mommy Lusi.

“Ya sudah masuk gih sana ke kamar. Jangan lupa Daddy pesan dibuatkan cucu yang banyak ok.” kekeh Daddy Harun.

Aslan tak menanggapi guraun dari daddynya. Dia fokus untuk sampai dikamarnya.

Mereka tiba di kamar yang telah dipersiapkan untuk mereka. Kamar yang begitu indah dengan taburan kelopak bunga mawar yang menghiasi ranjang ini. Harum yang begitu wangi menguar dari mawar itu. Sungguh ini adalah kamar yang sangat romantis bagi pasangan pengantin baru.

Tapi sayang itu semua tak berlaku bagi pasangan ini. Bagi mereka, semua ini hanyalah sia-sia belaka. Bagaimana tak sia-sia jika mereka saja tak ingin memadu kasih. Jangankan memadu kasih bicara pun Aslan tak mau. Dia begitu benci dengan wanita yang sekarang tengah diam mematung dihadapannya ini.

“Jangan pernah bermimpi untuk bisa aku sentuh! Aku tak sudi menyentuh wanita sepertimu.”serang Aslan.

Claritta menoleh menatap wajah Aslan. Dia berkacak pinggang untuk menantang Aslan. Claritta tak takut sama sekali dengan Aslan.

“Hey kamu! Dengarkan ini baik-baik Tuan Aslan yang terhormat. Siapa juga yang ingin disentuh oleh mu jangan mimpi kali.” jawab Claritta.

Dalam hati Claritta meringis, menahan sakit hati yang dia rasakan. Dia juga seorang perempuan. Claritta juga ingin seperti wanita pada umumnya yang menikah dan memadu kasih ketika malam pertama. Tapi apalah daya jika suaminya tak mengharapkan itu semua. Malah melontarkan kata-kata tajam ketika malam pertama yang seharusnya mereka lewati dengan bahagia.

“Dasar wanita menjengkelkan.”dengus Aslan.

Aslan menggambil bantal dan selimut di atas ranjang. Dia memindahkan ke sofa yang berada di kamar ini. Aslan berencana untuk tidur di sofa malam ini.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Nurida_Azh

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku