Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Talak Aku Mas!

Talak Aku Mas!

D_Loveliqq

5.0
Komentar
221
Penayangan
5
Bab

Nadira begitu membenci Arumi dan memutuskan untuk menjebak Saga, kakaknya tidur bersama wanita lain yang notabennya adalah sekretaris Saga di kantor untuk membuat rumah tangga Saga dan Arumi hancur. Tidak dapat dihindari benih-benih cinta mulai tumbuh di hati Saga yang memutuskan menjalin hubungan diam-diam bersama sekretarisnya dan berpaling dari Arumi. Sikap Saga mulai berubah menjadi dingin dan ketus kepada Arumi membuat Arumi heran. Seiring berjalannya waktu Arumi menemukan jawaban apa yang telah membuat suaminya itu berubah.

Bab 1 Rencana Jahat Nadira

"Mas Saga tolong Nadira mas! Nadira dicegat sama dua preman dan diancam akan dilecehkan. Nadira benar-benar takut mas. Di sini sepi. Nggak ada yang bisa Nadira mintai pertolongan. Nadira takut kedua preman itu akan melecehkan Nadira lalu setelah itu menghabisi Nadira."

Saga berubah posisi menjadi duduk setelah mendengar suara ketakutan Nadira yang berasal dari dalam ponselnya.

"Beritahu mas kamu ada di mana sekarang."

"Alamatnya sudah Nadira share ke nomor mas Saga. Mas Saga buruan datang ke sini ya. Nadira takut. Apalagi kedua preman itu membawa pisau. Sepertinya mereka ingin melukai Nadira mas."

"Mas segera ke sana sekarang."

Saga mengakhiri sambungan telepon mereka.

"Siapa yang menelpon mas?" Arumi ikut berubah posisi menjadi duduk di samping Saga.

"Nadira."

"Terus Nadira bilang apa?"

"Nadira dicegat sama preman dan diancam akan dilecehkan," Saga memberitahu Arumi.

"Arumi, mas harus buru-buru pergi sekarang. Kamu nggak papa kan mas tinggal bersama Romeo di rumah?" Saga menyibak selimut tebal yang menutupi sebagian tubuhnya kemudian meraih kunci mobil yang ada di atas nakas.

Arumi menganggukan kepala.

"Aku gak papa mas. Demi keselamatan Nadira."

Saga tersenyum. Menarik kepala istrinya mendekat lalu memberikan kecupan singkat di kening Arumi.

"Mas pergi dulu," pamit Saga.

"Hati-hati," pesan Arumi.

Saga mengangguk pelan kemudian turun dari atas tempat tidur. Arumi memandang punggung Saga yang berjalan keluar kamar lalu menghilang ditelan pintu kamar.

"Semoga Nadira baik-baik aja dan nggak terjadi hal buruk kepada Nadira. Begitu pula dengan mas Saga," Arumi tak henti-hentinya memanjatkan doa supaya Nadira dan juga Saga dijauhkan dari segala marabahaya.

****

Saga menghentikan laju mobilnya di halaman luas sebuah bar malam. Setelah laju mobil benar-benar berhenti Saga turun dari dalamnya dan menutup kembali pintu mobilnya.

"Mas Saga ya?"

Saga menatap kedua gadis berpakaian sangat ketat, pendek, sehingga memperlihatkan bagian pahanya, seperti kurang bahan yang berdiri di hadapannya secara bergantian.

"Nadira ada di dalam mas. Tadi Nadira meminta kita untuk mengantarkan mas Saga masuk ke dalam," ujar salah satu dari mereka.

Saga memandangi bar malam tempat ia berada sekarang. Benarkah adiknya ada di dalam? Bukankah tadi Nadira bilang bahwa dia sedang dicegat oleh dua preman? Apa mungkin kedua preman itu yang membawa Nadira ke tempat ini. Apa jangan-jangan mereka sudah menjual Nadira kepada pemilik bar malam ini dan sekarang Nadira ada di dalam dan sedang dilecehkan oleh pria hidung belang? Bila benar begitu ini tidak bisa dibiarkan.

"Ayo mas," salah satu dari mereka menjulurkan tangannya. Berharap Saga akan dengan senang hati menyambut uluran tangan mereka lalu masuk ke dalam bersama-sama.

Saga tersenyum paksa dan berlalu meninggalkan keduanya memasuki bar malam itu. Sesampainya di dalam Saga mengedarkan pandangan ke seluruh arah. Ada banyak orang di sini. Akan kah dia berhasil menemukan keberadaan Nadira yang entah di mana di antara sekian banyak manusia yang hampir memenuhi tempat ini? Saga heran, kenapa ada banyak sekali orang yang suka datang ke tempat seperti ini. Tempat yang dipenuhi oleh kepulan asap rokok sehingga menyesakan pernafasan juga perempuan-perempuan yang mengenakan pakaian kurang bahan dan memperlihatkan lekuk tubuh mereka yang akan menambah dosa bagi siapa saja yang melihatnya.

Tatapan Saka tertuju pada sosok perempuan yang tengah menikmati segelas wine di atas sofa abu-abu di sudut ruangan. Sendirian, lalu di mana kedua preman yang Nadira maksud?

Saga melangkahkan kedua kakinya mendekati Nadira.

"Loh mas Saga? Mas Saga sudah sampai?"

"Kita pulang," Saga menarik tangan Nadira.

"Baru juga sampai mas. Masa mau pulang."

"Kita pulang sekarang," ucap Saga sekali lagi. Dia tidak betah berlama-lama berada di tempat seperti ini. Bau minuman beralkohol yang sangat menyengat membuat Saga menjadi ingin muntah.

"Buru-buru banget mas. Duduk aja dulu. Kita minum-minum sebentar," Nadira menarik pergelangan tangan Saga. Memaksa Saga agar duduk di sampingnya.

Nadira memberikan secangkir wine kepada Saga.

"Diminum dulu mas. Mas Saga belum pernah mengonsumsi minuman semacam ini kan? Cobain deh, siapa tahu ketagihan. Enak tahu mas," Nadira menyesap secangkir wine miliknya sampai habis tidak bersisa.

"Nadira.. mas nggak terbiasa mengonsumsi minuman seperti ini," tolak Saga. Bahkan mencium baunya saja Saga ingin muntah.

"Ayolah. Sedikit aja," desak Nadira.

"Nadira.."

Nadira menempelkan secangkir wine itu ke mulut Saga. Memaksa pria itu agar membuka mulut dan mau meminumnya.

"Sedikit aja mas."

Glek.

Glek.

Glek.

Nadira tersenyum miring melihat Saga yang meneguk habis secangkir wine pemberiannya. Meski dengan paksaan dan Saga meneguknya secara ogah-ogahan.

"Mau lagi mas?"

Saga menggeleng pelan. Entah kenapa setelah meminum minuman itu kepalanya tiba-tiba menjadi pusing.

"Kenapa mas?"

"Kepala mas, tiba-tiba menjadi pusing."

"Yes, berarti obat yang aku masukan ke dalam wine itu sudah bereaksi di dalam tubuh mas Saga. Ternyata kerjanya cepat juga. Nggak seperti apa yang aku bayangkan," batin Nadira.

Nadira mengambil sebatang rokok dari dalam kotak rokok yang ada di atas meja lalu membakar ujungnya menggunakan korek api.

"Nadira, kamu merokok? Sejak kapan kamu merokok?" Saga menatap Nadira yang sibuk memainkan kepulan asap di mulutnya ke udara.

"Mas Saga baru tahu ya? Sudah lama kali mas," balas Nadira dengan entengnya. Seolah tidak ada yang salah dengan perkataannya barusan.

"Nadira, kamu itu perempuan. Bersikap layaknya perempuan seperti pada umunya. Semenjak bergaul sama teman-teman kamu, kamu menjadi salah jalan. Bila suami kamu tahu dia pasti marah besar."

Saga memegangi kepalanya yang terasa sangat berat. Berusaha menyesuaikan pandangannya yang semakin lama semakin berkunang-kunang.

"Mas Saga baik-baik aja kan?"

"Kepala mas semakin bertambah pusing saja Nadira. Kita pulang ya sekarang."

"Sebentar lagi ya mas."

"Nadira, kepala mas pusing. Kalau mas tiba-tiba pingsan di sini bagaimana? Kamu juga kan yang susah."

"Iya-iya."

Nadira memperhatikan keadaan di sekitarnya kemudian berdiri dari duduknya. Bukan membawa Saga menuju luar bar Nadira justru memapah tubuh Saga yang sudah mabuk berat menuju salah satu kamar di bar malam ini.

Nadira membantu Saga duduk di atas sofa yang ada di dalam kamar lalu setelah itu mengacungkan jempolnya pada perempuan berambut sebahu yang berdiri di dekatnya.

Nadira berjalan keluar kamar. Menyisakan Acha dan juga Saga di kamar ini. Acha melangkah mendekati Saga. Mengusap wajah pria itu yang sedang terpejam.

Saga membuka kedua matanya membuat Acha tersentak kaget sehingga refleks memundurkan tubuhnya. Saga berdiri dan mendorong tubuh Acha hingga terhempas ke atas kasur.

Acha menatap wajah Saga yang berada di atasnya kemudian menatap ke arah jari jemarinya yang digenggam erat oleh pria itu.

Trek.

Lampu kamar berubah menjadi padam seketika.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh D_Loveliqq

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku