Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Anak Untuk Kakak Iparku

Anak Untuk Kakak Iparku

Dutanya Anu

5.0
Komentar
9.2K
Penayangan
18
Bab

Demi mengetahui rahasai Almarhum suaminya, Kinan dengan egoisnya menerima ajakan Kakak Iparnya Yuan untuk menikah dan menjadi istri mudanya. Dan akhirnya, Kinan di puaskan oleh keingintahuannya tentang alasan mengapa selama hidup, sang Suami jarang pulang dan alasan dirinya yang tak pernah di sentuh. Dan rupanya Kinan juga di puaskan oleh cinta Yuan yang lebih besar di berikan pada dirinya. Bahkan Kinan sendiri bertekad untuk memiliki buah hati dari pernikahannya dengan sang Kakak Ipar. Semua yang di lakukan Kinan ada sebabnya. Sebabnya? Yaitu Rahasia Almarhum suaminya.

Bab 1 Ajakan Mas Yuan

"Apa gak ada cara lain Mas? Masa kita ...?"

"Aku cuma mau itu Nan, kamu mau atau gaknya terserah kamu. Tapi, sebenarnya semua ini adalah demi kebaikan kamu. Kamu selama ini penasaran tapi gak pernah dapat jawabannya. Sekarang jawabannya ada di depan mata kamu, tinggal kamu aja setuju dengan syaratnya." ujar Yuan yang baru 3 hari tiba di rumah ini.

Kinan menatap kakak iparnya itu lekat lekat. Mengapa ia terlihat sangat memaksa.

"Tapi apa Mas janji akan beritahu semuanya? Jangan ada yang di sembunyikan lagi dari Kinan Mas!"

"Aku janji, karena semua rahasia Bara ada padaku Nan. Terserah kamu aja" Yuan langung meninggalkan Kinan seorang diri di teras belakang.

"Mas!" Panggil Kinan lagi. Panggilan itu berhasil menghentikan Yuan, Yuan berhenti tapi tak berbalik menatap Kinan.

"Kinan siap Mas" Lanjut Kinan dengan suara yang sedikit bergetar.

Yuan tersenyum lalu sedikit menoleh ke belakang dan mengangguk mengiyakan.

Kinan masuk ke dalam kamarnya, ia modar mandir panik. Ia bertanya tanya apakah jawabannya dan pilihannya tadi benar? Gelisah tak menentu membuat Kinan tak bisa berpikir normal.

"Kinan? Nan! Nak! Kinan? Ini Ibu Nak" Panggil Bu Chika dari luar kamar Kinan.

"I-Iyaa Bu" Kinan membuka pintu kamarnya.

"Kamu seriusan Nan? Kamu mau nikah dengan Yuan?" Bu Chika menggoyang goyangkan kedua tangan Kinan.

"Eee iya Bu"

"Allhamdulilah" Bu Chika malah terlihat bahagia bukan main.

"Ibu? Setuju Kinan menikah dengan Mas Yuan? Sementara Mas Yuan dan istrinya ..." Kinan terbata bata.

"Ibu setuju Nan! Ibu restui kalian! Ibu malah senang kalau kamu nikah sama Yuan. Kamu akan selalu jadi anak Ibu" Bu Chika memeluk Kinan.

Kinan memang hanyalah menantu di rumah ini. Setelah menginggalnya Bara suami Kinan, Kinan selalu di hibur oleh Ibu mertuanya ini.

Sudah setahun yang lalu, Bara berpulang ke pangkuan yang Kuasa dan beberapa hari yang lalu, Yuan berserta istrinya kembali dari luar negeri. Di luar dugaan Yuan malah mengajak Kinan untuk menikah.

"Nan, segera kasih Ibu cucu yaa" Celoteh Bu Chika lagi.

"Aduh aduh, Bu. Kinan sama Yuan belum juga ijab kabul udah di mintai cucu? Gimana sih Ibu?" Sahut Pak Nardi yang ikut menyusul istrinya.

"Bapak? Bapak juga restui?"

"Restu Bapak selalu untuk kamu Nan" ujar Pak Nardi.

Kinan tersenyum manis, padahal dalam hatinya ia bertanya tanya.

***

Beberapa hari yang lalu, Kinan sedang menyapu halaman rumah. Saat itu sore juga Yuan dan Nia istrinya tiba di rumah ini.

Mobil yang mereka kendarai berhenti di depan Kinan, Kinan mengernyitkan keningnya, dalam hatinya bertanya siapa gerangan. Padahal selama ini tak ada yang berkunjung ke rumah menggunakan mobil secantik ini.

Keluarlah Yuan dan Nia, Kinan langsung mengembangkan senyumnya dan segera memanggil Ibu dan Bapak Mertuanya.

Kinan tak begitu akrab dengan kakak Ipar prianya itu, Kinan hanya berani menyapa Nia dan mengajaknya berbincang bincang.

Genap 3 hari kepulangan Yuan, Kinan yang tengah sibuk di belakang dengan berbagai macam sayur yang harus di bersihkannya.

Yuan tiba tiba muncul di belakangnya,

"Eh Mas? Cari apa Mas?" Tanya Kinan. Tak bisa di tutupinya keterkejutannya melihat Yuan tiba tiba hadir di belakangnya.

"Aku cuma mau kasih ini" Yuan menyerahkan buku tipis kepada Kinan.

Kinan menerimanya dengan ragu. "Apa ini Mas? Daftar belanja?" Tanya Kinan.

"Bukan, itu punya Bara" Ujar Yuan lagi, ia pun duduk di samping Kinan.

Di biarkannya wanita itu membuka buku catatan itu, Kinan mulai membaca isinya. Tiba tiba di detik berikutnya, Kinan membulatkan matanya, tubuhnya di tegakkannya dan beberapa kali Kinan menatap Yuan dan buku itu bergantian.

"I-Ini beneran punya Almarhum Mas Bara?"

"Iya, kamu gak hafal tulisannya?" tanya balik Yuan.

"Tapi maksudnya apa? Tes pack siapa? Bayi siapa? Wanita yang mana? Kinan gak pernah hamil? Kinan gak pernah pake tes pack. Di sentuh aja Kinan jarang. Apa ini alasan Mas Bara jarang pulang, atau Mas Bara punya perempuan lain di luar sana?" Kinan meluncurkan pertanyaan yang ada di pikirannya sekarang.

Yuan menghela napasnya panjang. Lalu mengangguk angguk mengiyakan ucapan Kinan.

"Mas? Untuk apa semua ini? Mas?" Kinan tak puas hati, ia membuka lagi buku itu dan di temukan foto usg berjatuhan dari salah satu halaman buku.

Kinan terpaku, ia tak bisa berkata kata. Di ambilnya satu persatu dan di lihatnya seksama.

"Aku gak akan bohongi kamu Nan, itu semua punya Bara. Kalau gak percaya bisa kamu buka buka lagi bukunya. Kamu akan ketemu lebih banyak bukti lagi" Ujar Yuan

Kinan menuruti ucapan Yuan, ia mencoba mencari lebih banyak lagi isi dari buku itu. Tak jauh dari halaman itu, ada lagi surat rumah sakit. Bahasa Inggris dan Kinan yakin hanya rumah sakit di luar negeri yang mengeluarkan surat ini.

"Ini surat apa Mas? Kinan gak pinter bahasa Inggris" Cicit Kinan.

Yuan kasian melihat wanita itu, di ambilnya lalu di buka isi suratnya.

"Kamu baca aja nama yang tertera di sini" Tunjuk Yuan.

Kinan mengambil lagi surat itu dari Yuan, di bacanya nama yang tertera di sana.

"Bara? Nia?! Mas Yuan!" Kinan mendorong Yuan.

"Kalau kamu mau tau lebih banyak, aku masih punya banyak bukti, kalau mau tau maksudnya. Maka terima saja syarat yang aku minta ini Nan"

"Hah? Syarat apa Mas"

"Kamu mau tau 'kan alasan dia gak sentuh kamu? Alasan dia jarang pulang ke sini meski dia sudah ada di sini? Kamu mau tau alasan semua surat surat rumah sakit itu ada di situ? Mau tau?" Pancing Yuan.

Kinan menggigit bibirnya, padahal di pikirannya sudah menduga duga apa yang pernah di lakukan Almarhum Suaminya. Tapi bila Kinan pikir dari sisi yang berbeda, untuk apa ia mencari tau sementara suaminya sudah tiada. Tapi jujur saja rasa penasaran dan tak terima Kinan sangat mendominasi.

"Apa syaratnya Mas?"

"Menikahlah denganku" Ajak Yuan tanpa ragu.

"Hah? Mas jangan bercanda deh. Mas punya Mbak Nia lhoo" kekeh Kinan setengah terkejut.

"Cuma itu yang bisa aku tawarkan Nan" singkat Yuan.

"Kalau Kinan bayar Mas Yuan mau?" Tawaran Kinan membuat Yuan menyunggingkan senyum dan terkekeh.

"Aku gak butuh uang sogokan apalagi suap"

"Mas" Rengek Kinan begitu manja agar Yuan meluluh.

Jujur rengekkan itu menggema di telinga Yuan tapi hanya di tanggapinya dengan mata yang tertutup menikati suara rengekan Kinan dan gelengan kepala menolak permintaan Kinan.

"Apa gak ada cara lain Mas? Masa kita ...?"

"Aku cuma mau itu Nan, kamu mau atau gaknya terserah kamu. Tapi, sebenarnya semua ini adalah demi kebaikan kamu. Kamu selama ini penasaran tapi gak pernah dapat jawabannya. Sekarang jawabannya ada di depan mata kamu, tinggal kamu aja setuju dengan syaratnya."

Kinan menatap kakak iparnya itu lekat lekat. Mengapa ia terlihat sangat memaksa.

"Tapi apa Mas janji akan beritahu semuanya? Jangan ada yang di sembunyikan lagi dari Kinan Mas!"

"Aku janji, karena semua rahasia Bara ada padaku Nan. Terserah kamu aja" Yuan langung meninggalkan Kinan seorang diri di teras belakang.

"Mas!" Panggil Kinan lagi. Panggilan itu berhasil menghentikan Yuan, Yuan berhenti tapi tak berbalik menatap Kinan.

"Kinan siap Mas" Lanjut Kinan dengan suara yang sedikit bergetar.

Ego Kinan meningkat dan ia hanya ingin mengetahui apa yang selama ini di simpan Suaminya di luar sana. Rasa tak terima Kinan karena semasa hidup Bara, pria itu sangat jarang pulang ke rumah, memang pekerjaannya adalah seorang navigasi kapal tapi tak selamanya ia tinggal di kapal dan lautan ada kadang kalanya pulang ke keluarga. Tapi Bara malah jarang pulang meski sudah jadwalnya pulang, Kinan juga sangat merasakan dirinya yang bahkan di kecup saja tak pernah. Padahal dulu Bara melamarnya ke kedua orang tuanya dengan mantap dan yakin. Membuat Kinan luluh dan menerima lamaran Bara.

Tapi sekarang? Apa yang Kinan dapatkan? Rahasia yang segudang banyaknya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Dutanya Anu

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku