Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Menantu Dewa Perang

Menantu Dewa Perang

Dewa Harem

5.0
Komentar
15.4K
Penayangan
76
Bab

Seorang menantu yang dianggap sampah, ternyata adalah seorang dewa perang paling dihormati di seluruh dunia. Di ulang tahun ke tiga pernikahannya, dia mendapati istri yang sangat dia cintai berselingkuh di depan matanya.

Bab 1 Pengkhianatan Di Hari Istimewa

Hotel Grand Everest, Kota ChesterLand

Haven Clark berjalan memasuki sebuah hotel berbintang di kota ChesterLand. Dengan senyuman di sudut bibir wajahnya yang tampan dan kokoh, Haven membawa sekotak roti sebagai hadiah ulang tahun pernikahannya yang ketiga dengan Alice Lee.

"Maaf, Pak. Hotel kami adalah hotel berbintang di kota ChesterLand, dan tidak ada sampah sedikit pun di sini." Seorang wanita resepsionis hotel tiba-tiba menghentikan langkahnya. Tak lupa, wanita itu menatap sinis penampilan Haven yang tampak seperti "pemulung" dan merusak keindahan hotel tempatnya bekerja.

Namun, Haven Clark tersenyum ramah meski dia tersinggung dengan maksud ucapan wanita itu. "Saya ingin menemui istri saya. Dia sedang menginap di sini."

"Siapa nama istri Anda?" tanya resepsionis yang lainnya dengan tatapan curiga.

Mereka sangat jijik dan heran dengan Haven Clark yang berpenampilan compang-camping mirip gelandangan, tapi berani masuk ke hotel berbintang dan mengaku memiliki istri yang sedang menginap di hotel itu.

Apa pria itu bercanda?

"Alice Lee. Dia menginap sejak kemarin malam karena ada urusan bisnis," jawab Haven berusaha tak peduli. Saat ini, dia hanya berharap segera bertemu dengan istrinya.

Malas menanggapi Haven, salah satu dari mereka akhirnya duduk di depan layar komputer.

Petugas resepsionis itu pun mulai mencari.

Beberapa detik kemudian mata resepsionis itu terbuka. Diliriknya Haven dari atas ke bawah. "Apa Anda yakin akan menemui istrimu saat ini juga?"

"Iya, Bu."

"Dia berada di kamar nomor 107, tetapi kurasa Anda jangan ke sana dan tunggu saja sampai istrimu pulang," ucap resepsionis itu lagi.

Wanita yang lainnya tampak terkejut ketika ikut melihat layar komputer. "Hm, saya sarankan sebaiknya Anda pulang saja. 'Istrimu' itu sedang bersenang-senang di hotel ini."

Haven tidak bodoh. Dia paham dengan maksud wanita itu, namun dia tetap berpikiran positif tentang istrinya. "Jangan bicara aneh-aneh. Istri saya menginap karena ada urusan bisnis. Dia adalah wanita yang baik dan saya sangat mencintainya," ucapnya.

Tanpa peduli lagi, Haven berjalan menuju ke kamar nomor 107 tempat keberadaan istrinya menginap.

Di salah satu lobby, dia melihat ada sekelompok lelaki mirip pengawal, sedang bermain kartu domino dan minum beberapa botol wine.

Sampai di kamar 107, Haven bergegas mendorong pintu kamar 107 dengan wajah mengekspresikan memberi kejutan.

Namun ….

Apa yang dilihat oleh Haven Clark ungguh menyayat hati! Istrinya tengah bercumbu di pangkuan seorang pria blasteran berwajah putih bersih dan berparas tampan di atas ranjang. Mereka saling menautkan bibirnya.

Bruk!

Sekotak roti yang terbungkus berwarna merah dengan sebuah pita di atasnya terjatuh ke lantai dan berserakan begitu saja. Dentuman jatuhnya makanan itu membuat dua insan yang tengah berbuat mesum terkesiap dan saling memisahkan tubuh mereka.

"Sayang, apa yang kau lakukan?!" teriak Haven Clark dengan bibir bergetar.

Alice Lee, istri Haven Clark, menampakkan raut wajah tidak suka begitu melihat Haven tiba-tiba berdiri di ambang pintu. Perempuan itu pun membenahi kemejanya dan mengaitkan kembali kancingnya dengan cepat, seolah tidak mengizinkan mata suami sahnya untuk melihat seinci pun dari tubuhnya.

Tak lama, Alice pun mendekat dengan raut ketidaksukaan atas kehadiran Haven yang dianggap mengganggu kesenangannya. “Siapa yang menyuruhmu kemari?”

"Apa kau sudah tuli? Aku bilang, jangan menyusulku kemari! Aku sedang bekerja!" ucap Alice Lee lagi. Kini dengan ketus dan mata melotot. "Ini kulakukan demi satu juta dollar investasi perusahaan keluarga Lee!"

Tangan Haven mengepal. Bekerja? Akan tetapi, yang dilihat oleh Haven sekarang adalah perselingkuhan istrinya dengan lelaki lain!

"Sayang, bukankah aku sudah bilang, aku akan membantumu mendapatkan uang satu juta dollar!" ucap Haven dengan raut marah, "tapi, kenapa sekarang kau mengkhianati pernikahan kita selama tiga tahun ini?"

Haven sangat mencintai Alice. Selama tiga tahun ini, Haven selalu melakukan apa saja untuk membuat Alice luluh dan mencintainya dengan tulus.

Setiap hari, semua pekerjaan rumah keluarga Lee dialah yang melakukannya seorang diri. Ketika siang hari, Haven selalu mengantarkan makan siang untuk istrinya yang bekerja di kantor perusahaan milik keluarga Lee. Ketika pagi dan sore, dia harus membuat sarapan dan makan malam. Siangnya, dia pun berbelanja di pasar untuk membeli bahan makanan.

Hari ini, Haven Clark sengaja mendatangi Alice Lee dengan tujuan memberikan kue sebagai hadiah di ulang tahun ke tiga pernikahan mereka.

Hanya untuk membeli sepotong kue di hari istimewa mereka dari salah satu toko roti terbaik di kota ChesterLand, dia rela menyisihkan uang simpanan sisa dari berbelanja yang jumlahnya hampir seribu dollar.

Akan tetapi, apa yang dia dapat dari pengorbanan selama tiga tahun ini? Pria ini justru melihat pengkhianatan yang terjadi di depan matanya sendiri. Alice bahkan tanpa malu berbuat hal tidak senonoh dengan pria lain. Jika Haven datang sedikit terlambat, mungkin mereka sudah berbuat lebih dari yang dia lihat saat ini.

PLAK!

Tamparan keras mendarat tepat di wajah Haven.

"Membantuku? Memangnya selama tiga tahun ini kau bisa apa?" ucap Alice dengan wajah mencemooh, "hidupmu saja bergantung pada keluarga Lee! Dan sekarang, kau mau memberi bantuan uang yang nilainya satu juta dollar?"

“Sayang, apa kau tidak percaya padaku sedikitpun sebagai suamimu?" Haven berkata dengan sungguh-sungguh, lalu menoleh ke arah pria selingkuhan Alice. "Aku mau kau jauhi istriku dan jangan pernah dekati dia lagi!"

Garfield Blackton tiba-tiba mengerutkan kening.

Dengan wajah putih, ketampanan yang begitu memukau--dia merasa jauh di atas Haven.

Apalagi, Garfield tampak begitu elegan dengan setelan pakaian brandet khas bangsawan italia yang harganya lebih dari ratusan ribu dollar. Sangat berlawanan dengan pakaian Haven yang hanya memakai kemeja lusuh dan celana compang-camping. Harga outfit pria itu bahkan tak sampai 10 dollar.

Garfield lantas tersenyum sinis. "Oh, jadi kau adalah si manusia sampah yang menjadi menantu tidak berguna di keluarga Lee? Astaga, aku sangat kasihan dengan kehormatan keluarga Lee yang tercemar oleh seonggok sampah menjijikkan sepertimu!"

"Pantas saja Alice membencimu, bahkan kau mirip seperti anjing jalanan! Asal kau tahu, Alice akan segera menceraikanmu dan menjadi milikku," tandas Garfield dengan angkuh.

Garfield lalu menoleh ke arah Alice. "Ayo, Sayang. Buka semua pakaianmu untuk melanjutkan kepuasan kita lagi. Setelah itu, aku akan memberikan dua juta dollar dan melamarmu di hadapan nenek Pricilla Lee."

'Kurang ajar! Beraninya kau mengatakan ini kepada istriku!' Haven mengumpat dalam hati.

Hanya saja tak seperti Haven yang terhina, Alice justru kini menggigit bibir bawahnya. Mata indahnya terbuka lebar ketika Garfield menyelipkan sebuah kartu debit Golden Card di kedua jarinya.

Siapa yang tidak mengenal kartu Golden Card? Sebuah kartu yang hanya bisa dibuat oleh para petinggi perusahaan besar seperti CEO Galaxi Company, yang menjadi perusahaan terbesar di kota ChesterLand.

Haven menggelengkan kepala menyadari itu. Dia tak mau kehilangan Alice bagaimana pun caranya.

Sayangnya, pria itu tak sadar bahwa istri cantiknya itu selama ini sudah muak dengan kehidupan bersama Haven yang selalu membawa sial baginya.

Selain terkenal sebagai salah satu wanita cantik di seluruh kota ChesterLand, Alice juga dikenal berbakat dan berprestasi dengan jabatan sebagai divisi ketua pemasaran di perusahaan Lee Group. Tapi, selama tiga tahun ini, dia harus menahan malu karena aib memiliki seorang suami tidak berguna yang di pungut oleh sang kakek.

Ketika itu, kakek Lee selaku kepala keluarga, tiba-tiba membuat surat wasiat yang membuat semua anggota keluarga Lee terguncang hebat.

Kakek Wallace meminta cucu perempuannya, yaitu putri dari Albert Lee, untuk dinikahkan dengan seorang lelaki yang belum diketahui asal-usulnya.

Tidak ada satu pun orang berani membantah perintahnya, termasuk Alice. Saat itu, dia yakin pilihan kakeknya adalah yang terbaik.

Seminggu setelah membuat surat wasiat, kakek Lee pun meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil.

Alice pun menurut. Dia juga bertahan untuk tak bercerai dari Haven dalam situasi apa pun--sesuai wasiat kakeknya.

Hanya saja, sang kakek mengizinkan keduanya bercerai setelah tiga tahun pernikahan. Itu pun harus mendapatkan persetujuan dari Haven Clark.

Saat ini, tepat tiga tahun pernikahan mereka. Penantian Alice selama ini untuk berpisah dengan Haven sebentar lagi akan tercapai.

"Tidak, Sayang! Jangan kau terima apa pun dari pria kurang ajar yang ingin merebutmu dariku!" ucap Haven sembari berusaha memegangi kedua tangan istrinya.

Haven Clark sangat yakin, sosok Garfield Blackton adalah pria pemain wanita. Buktinya saja, pria muda itu mau mendekati Alice yang jelas-jelas masih menjadi istri orang lain.

Namun, Alice justru mengibaskan tangannya dari pegangan Haven. "Siapa yang kau bilang pria kurang ajar, hah? Asal kau tahu, Garfield Blackton adalah pria mapan yang seribu kali jauh lebih baik daripada dirimu, Haven Clark!"

Haven tidak terima. Kartu debit yang terselip di tangan Garfield direbutnya lalu dipatahkan menjadi dua bagian.

KLAK!

"Haven, apa yang kau lakukan?!" teriak Alice dengan mulut menganga.

Suara retakan benda tipis bernilai dua juta dolar membuat Garfield terperanjat.

"Dasar, pria bodoh!" umpat Garfield. "Apa kau sadar dengan hal bodoh yang telah kau lakukan? Jika Golden Card hancur atau rusak sedikit saja, uang di dalam sana sudah dianggap hilang oleh pihak bank!"

"Bajingan! Kau sekarang telah membuang uang dua juta dollarku! Untuk gantinya, aku tidak akan membiarkanmu keluar hidup-hidup dari sini!" Garfield bangkit dan berjalan ke arah Haven dengan kedua tangan mengepal. "Karena kau telah mematahkan kartuku, sebagai gantinya aku akan mematahkan kedua tangan dan kakimu, anjing jalanan!"

Garfield sangat marah, dia merasa sangat perlu memberi pelajaran pada Haven.

"Matilah kau!" umpat Garfield sembari mengayunkan tinju ke arah wajah Haven yang tampan dan kokoh.

Namun, Garfield terkejut ketika Haven sigap menghindari serangannya.

Sebelum Garfield menyadari keberadaan targetnya, sosok Haven tiba-tiba berdiri tepat di hadapannya sembari memberikan tendangan ke arah perut dengan keras.

BRAK!

Garfield terpental, punggungnya membentur meja hingga meja itu hancur berkeping-keping. Siapa saja yang melihatnya, pasti akan bergidik ketakutan dengan keadaan itu.

Alice terkejut dan cemas melihat kekasih gelapnya terjatuh membentur nakas. Wanita itu tanpa malu sedikit pun membantu Garfield tanpa mempedulikan sosok Haven lagi.

"Sayang, jangan!" ucap Haven sembari mengulurkan tangannya mencoba mencegah tindakan bodoh Alice.

Alice tak menghiraukan Haven. Wanita itu justru membantu Garfield berdiri.

Garfield kini mengerang sambil memegangi perutnya, darah segar pasti mengalir dari mulut lelaki berpakaian elegan itu. "Sialan! Beraninya kau padaku!" umpatnya sembari mengusap darah di bibirnya.

Haven menampakkan raut wajah dingin. Siapa saja yang tahu identitas siapa dia sebenarnya, pasti akan menggigil ketakutan.

"Apa kau tahu siapa aku, hah? Aku adalah keponakan CEO Garrick Blackton dan sepupuku adalah seorang juara petarung martial arts kelas A!" ucap Garfield marah, "jangan bangga karena kau berhasil memukulku, brengsek!"

Garfield tidak terima ada orang yang berani dengannya, apalagi hanyalah seorang sampah, karena dia adalah keponakan kesayangan CEO Garrick, seorang lelaki berwibawa yang memimpin perusahaan besar Galaxi Company.

CEO Garrick adalah lelaki terpandang yang paling ditakuti di kota ChesterLand. Tidak ada satu orang pun yang berani menyinggung CEO Garrick maupun keluarganya.

Hanya dalam satu perintah dari sosok Garrick Blackton, seluruh kota ChesterLand akan terguncang dengan dahsyat.

"Cepat bersujud atau pamanku tidak akan mengampunimu!" teriak Garfield.

Alice terdiam tak mengatakan apa pun. Dia sebenarnya merasa ada yang berbeda dengan Haven.

Yang wanita itu tahu, Haven hanyalah lelaki sampah yang tidak pernah berani membantah sedikitpun. Di keluarga Lee, Haven sangat penurut dan jinak bagai seekor anjing.

Sekarang, dari sorot matanya saja, Haven menampakkan sorot mata yang berbeda. Mengintimidasi dan melenyapkan.

"Kenapa diam? Apa kau takut? Bagus jika kau takut dengan pamanku, tapi lebih baik kau cium kakiku daripada ketakutanmu itu menjadi kenyataan!" hardik Garfield dengan senyum menyeringai puas.

Takut?

Haven melirik ke arah sebuah meja yang di atasnya terdapat bekas botol White Wine. "Baiklah, akan kulakukan."

Haven melangkah dengan tatapan tenang, dengannya dengan cepat meraih sebuah botol bekas white wine yang berada di atas meja tanpa ada yang tahu pergerakan tangannya yang hampir tak terlihat.

Tepat berada di hadapan Garfield, Haven berdiri diam sejenak. Tatapannya lurus ke arah Garfield yang menampakkan raut wajah pria sialan.

"Ayo cium kakiku, anjing jalanan! Jika tidak, akan kupastikan kau hidup cacat dan menderita seumur hidupmu!" ancam Garfield sembari menunjuk ke arah kakinya yang terbalut sepatu outfit terbuat dari kulit asli. "Asal kau tahu, sepatuku jauh lebih mahal dari harga dirimu."

"Baiklah," ucap Haven. Tangan kanan yang membawa botol anggur di belakang tubuhnya, segera mengayun memukul kepala Garfield.

BLAMMM!!!

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Dewa Harem

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku