icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Alma: Tahanan Tuan Muda Yang Sakit

Alma: Tahanan Tuan Muda Yang Sakit

notpig

5.0
Komentar
67
Penayangan
5
Bab

Alma sama sekali tak memiliki pemikiran akan menjadi pengasuh seorang CEO yang sakit-sakitan dan memiliki trauma yang mendalam. Karena tujuan Alma ke kota bukan untuk merawat seseorang. Tapi kembali lagi ke takdir yang menentukan semuanya. Dengan iming-iming gaji yang tinggi, Alma mau menjadi pengasuh CEO yang memiliki tingkat emosional tinggi dan sulit untuk ditebak. Dengan keyakinan kuat, Alma yakin dia akan sembuh, walaupun Alma menjadi sasaran tiap kali penyakit dia kambuh. Sampai di mana kebersamaan mereka merubah semuanya, rasa aneh yang menjalar setiap mata saling bertatapan.

Bab 1 Gadis dari desa

Di dalam stasiun terlihat seorang perempuan tengah berlari-lari sembari membawa tas gendong yang cukup besar. Perempuan itu bernama Almara Abriela, kerap disapa dengan sebutan Alma.

Perempuan itu mencari bus yang akan dia tumpang menuju ke Jakarta. Kali ini dirinya datang terlambat, beberapa menit lagi busnya akan berangkat. Alma melihat salah satu penjual kopi lalu ia hampiri.

"Pak, bus jurusan ke Jakarta udah berangkat?" tanya Alma.

"Baru saja jalan," tunjuk pedagang itu kepada bus yang sudah berjalan perlahan-lahan.

Alma mengangguk lalu pergi dari sana, tak lupa mengucapkan terima kasih. Alma berlari sambil berteriak menyusul bus yang sudah mulai jauh, untugnya sang supir langsung memberhentikan laju busnya.

Setelah bus itu berhenti Alma langsung masuk kedalam, ia melihat sekeliling dan menemukan bangku yang kosong. Dengan segera dirinya menduduki bangku itu.

"Selamat tinggal kampung dan selamat datang Jakarta," batin Alma.

Meninggalkan keluarga dikampung merupakan keputusan yang sangat berat. Namun bagaimana lagi, tekat nya sudah bulat. Dirinya ingin mengubah nasib, dengan bermodalkan uang 500 ribu Alma nekat pergi keJakarta.

Uang itupun hasil dari menjual kambing kedua orang tuanya yang mana kambing itu harta satu-satunya yang mereka miliki. Jika hanya didesa kehidupannya hanya itu-itu saja, terkadang dirinya menangis melihat orang tuanya kerja panas-panasan diladang seseorang.

Alma berjanji akan pulang dengan kesuskesan, ia akan membungkam mulut orang-orang yang menghinanya juga dengan kesuskesan yang akan ia raih dengan tangannya sendiri.

Asal kalian tau saja, Alma hanya membawa beberapa baju saja. HPnya pun HP kecil, namun ia bersyukur masih bisa dibuat untuk internet dan juga menghubungi keluarganya yang ada dikampung.

Setelah kurang lebih 5 jam perjalanan kini Alma sudah sampai di Stasiun Jakarta, perempuan itu turun dan keluar dari area stasiun. Alma berjalan di pinggir trotoar satu tangannya menenteng tasnya karena pundaknya masih pegal.

Alma melihat sekeliling, mulutnya sedari tadi tak bisa diam karena berdecak kagum melihat gedung-gedung pencakar langit yang berjejer. Jika di desa Alma hanya bisa melihat potret gedung dari TV atau koran saja, sekarang dirinya bisa melihatnya secara langsung. Gedungnya sangat indah namun, suasana di kota dan di desa sangat berbeda sekali.

Jika di desa suasananya asri kalau di kota banyak suara klakson yang bersahutan dan juga kendaraan yang berlalu lalang, udaranya tak sesejuk didesa namun tak apa niatnya disini untuk mencari pekerjaannya bukan yang lain.

Alma ingin menyeberang jalan namun dia bingung bagaimana caranya. Perempuan itu berhenti di pinggir dan melihat kearah kanan kiri, dirasa mobil lumayan jauh dia memutuskan uuntu menyebrang saja.

Namun saat berada ditengah jalan bunyi klakson yang sangat nyaring mengagetkan dirinya. Alma kaget dia menoleh ke samping ternyata ada mobil yang melaju kencang ke arahnya, dan tiba-tiba.

***

Seorang wanita berumur hampir setengah abad berada di dalam mobil mewah berwarna hitam. Wanita itu bernama Rosalina Bramana, diusianya yang sudah menginjak kepala 4 tak membuat wajahnya kelihatan tua namun justru wajahnya seperti seorang perempuan berumur 20 tahun bisa dibilang Rosa awet muda.

Orang yang pertama kali bertemu dengannya akan menyangka jika dirinya sudah berumur 46 tahun. Rosa mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, dirinya tengah buru-buru sekarang.

Matanya membola saat didepannya ada seseorang yang tengah menyebrang jalan, dirinya langsung menginjak rem. Seketika mobilnya berhenti setelah terdengar suara gesekan antara ban dan aspal.

Rosa menghela nafas lega, untung saja ia menginjak rem tepat waktu. Wanita itu melepaskan sabuk pengaman dan keluar. Pemandangan pertama kali yang ia lihat adalah seorang perempuan yang tengah berjongkok.

"Kamu tak apa?" tanya Rosa.

Perempuan itu mengangguk lalu berdiri dibantu oleh Rosa. Perempuan itu tak ada luka sama sekali, hanya saja bibirnya pucat mungkin ia tengah shock.

"Siapa namamu?" tanya Rosa setelah membawa perempuan itu kepinggir jalan tak lupa ia menepikan terlebih dahulu mobilnya.

"Almara, panggil saja Alma," ujar perempuan itu yang tak lain adalah Alma.

Rosa mengangguk. "Saya Rosa. Dan maaf hampir menabrakmu," ujarnya tak enak hati.

"Tak apa kak, saya juga nyebrang tak lihat-lihat," balas Alma.

Rosa tertawa. "Panggil saya tante, umur saya sudah 46 tahun," ujarnya.

Alma terkejut? pasti dirinya pikir wanita itu berumur sekitar 25 tahun, nyatanya dugaanya salah beliau sudah berumur empat 48 tahun. Jika dilihat-lihat wajahnya sangat tak cocok untuk orang seusianya, wajahnya sangat cantik dan kulitnya putih bersih.

Kelihatannya tante Rosa orangnya baik, ia pikir dirinya yang akan disalahkan namun ternyata dugaanya salah malahan tante Rosa yang meminta maaf.

"Alma, kamu mau kemana kok bawa tas?" tanya Rosa setelah melihat Alma membawa tas yang ukurannya cukup besar.

"Saya dari desa, dan sekarang lagi cari kontrakan," balas Alma jujur, tangannya masih bergetar akibat kejadian tadi.

"Ya udah biar saya antar sebagai tanda permintan maaf saya," ujar Rosa, sebenarnya ia kasian melihat Alma yang sepertinya kecapean.

"Saya bisa cari sendiri, terimakasih atas tawarannya," balas Alma, ia tak mau merepotkan seseorang apalagi yang baru dirinya kenal.

Rosa menarik tangan Alma. "Udah ngak papa. Sekarang saya yang akan kamu," ujarnya kekeh.

Mau tak mau Alma mengangguk, ia digiring masuk kedalam mobil. Hawa adem langsung menerpa wajahnya saat ia baru duduk dikursi penumpang. Rosa mengambil air mineral dan memberikan kepada Alma, Alma meminumnya hingga tandas cuaca hari ini sangat panas tak lupa dirinya mengucapkan kata Terima kasih.

Rosa membantu Alma memakai sabuk pengaman, setelah semuanya siap ia melihat kebelakang. Namun saat dirinya ingin menancapkan gas telfonnya berbunyi menandakan ada panggilan masuk.

Rosa segera mengangkat panggilannya, dapat Alma lihat jika raut wajah Rosa berubah menjadi panik. Dirinya juga ikutan panik.

"Kamu ikut tante pulang yah, tante janji akan anterin kamu cari kontrakan. Anak tante lagi sakit dan tante harus pulang sekarang," ujar Rosa dengan wajah khawatir.

Alma langsung mengangguk. "Apa tak sebaiknya saya turun?" tanyanya, ia berfikir Rosa buru-buru untuk pulang. Tak enak kalau dirinya tetap berada di dalam mobil.

Rosa menggeleng cepat. "Kamu ikut tante pulang saja," balasnya, ia berjanji akan mengantar Alma.

Lagi-lagi Alma hanya bisa mengangguk pasrah, Rosa kekeh ingin membawanya pulang. Lagi pula dirinya tak tau dimana ada kontrakan yang pas, jadi lebih baik dirinya menunggu Rosa saja. Ketimbang tersesat, mengingat dirinya baru pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta apalagi Jakarta ini sangat luas.

Namun apakah Rosa bisa dipercaya? Bukan bermaksud untuk memfitnah, ia hanya waspada saja. Apalagi banyak sekali orang-orang jahat berawal dari baik begitupun sebaliknya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku