Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Trapped By Obsession

Trapped By Obsession

Saltedcaramel

5.0
Komentar
847
Penayangan
14
Bab

Spin Off "My Devil Bodyguard" Sejak perkenalan pertama, Jake tahu bahwa dirinya harus mendapatkan Zerenity karena wanita itu memiliki kemiripan sifat dengan istri sahabatnya yang jelas-jelas tak mampu untuk ia gapai. Sayangnya, Zerenity harus menghindari Jake karena ia tahu saudarinya, Scarlet sangat terobsesi pada pria tersebut. Zerenity berlari menjauh dan sejauh itu pula Jake mengejarnya. Ketika hanya ada mereka bersama, keduanya bagai magnet yang saling menarik dan tenggelam bersama dalam kasih dan hasrat yang membara. Namun, di balik itu semua, keduanya menyembunyikan rahasia kelam masing-masing. Apakah Jake mampu mencintai Zerenity dengan benar tanpa bayangan istri sahabatnya? Akankah Zerenity juga tetap mempertahankan cintanya di tengah rasa bersalah pada Scarlet? Terlebih ketika takdir seakan turut ingin memisahkan mereka dengan perlahan menguak satu persatu rahasia kelam keduanya.

Bab 1 Jake Ryver

ake sengaja menabrakkan punggung wanita itu ke dinding kamar hotel yang dingin. Mereka telah terbelit hasrat panas dalam pertukaran saliva.

"Oh ...."

Wanita berambut blonde itu menengadahkan kepala ketika jiwanya melayang oleh sentuhan bibir Jake di sekitar lehernya. Sementara tangan pria itu telah sibuk pada bokongnya yang padat.

Jemari wanita itu mencengkeram rambut hitam Jake agar ia tak kehilangan sensasi gila ini, sementara sebelah tangannya berusaha mencari milik Jake yang pasti begitu menggetarkannya. Jake tahu wanita tersebut tak sabar, bahkan ketika pandangan mereka beradu di night club beberapa jam lalu.

Jemari mereka bergerak tangkas saling menyingkirkan penghalang tubuh untuk menyambut sentuhan liar keduanya. Mata wanita itu terbakar seketika saat melihat lekukan otot dan beberapa tato yang tersebar di tubuh Jake. Jemarinya merayap mendamba.

Mereka berjalan ke arah ranjang tanpa memisahkan benang bibir keduanya. Wanita itu tersenyum ketika Jake menjatuhkan tubuhnya dengan kasar di atas ranjang.

"Ehmm!" desah wanita itu seraya menggigit bibir bawahnya karena tak kuasa oleh bujuk rayu lidah Jake yang menghampiri kulit tubuhnya yang telah berpasrah diri.

Terlebih gesekan rambut halus di sekitar rahang pria tersebut turut menyiksa kulitnya dengan nikmat. Jake menyeringai ketika melihat wanita itu begitu menikmati sentuhannya. Tentu saja tak ada yang akan mampu menolak dan mengabaikan kedasyatan sentuhan seorang Jake Ryver.

Mereka bilang, Jake terlalu memesona, terlalu panas, bahkan setiap wanita yang berhasil menghangatkan ranjang Jake, tak akan pernah menyesali kenikmatan yang telah diraihnya. Jake terlalu percaya diri? C'mon! Pada kenyataannya itulah yang mereka perbincangkan di belakang Jake, terutama mereka yang telah bercinta dengan pria itu.

Entah mengapa mereka selalu mendamba pada pria yang jelas-jelas berengsek seperti Jake. Kadang Jake tak mampu mengerti jalan pikir mereka, tetapi ia cukup menikmati ketika mereka selalu bersedia merangkak untuk kembali merasakan dobrakan Jake yang panas di dalam lorong kenikmatan mereka.

Kini Jake mengarahkan miliknya dan wanita itu dengan senang hati memberikan yang Jake inginkan dari bibirnya. "Oh, Baby!" Jake terpejam merasakan kenikmatan yang selalu ia dapat dengan mudah hampir setiap malam.

Wanita itu semakin bersemangat bekerja menyenangkannya. Sampai ia mempersembahkan diri dengan rintihan memohon, agar Jake memasukinya.

Mereka tergulung ombak yang saling menghunjam panas. Desahan dan racauan keduanya mengisi ruang kamar oleh aroma percintaan yang menguar.

*****

Mata Jake mengerjap, keningnya berkerut karena merasakan cahaya matahari yang menyelinap di sela-sela tirai kamar hotel. Ia terduduk sembari mengusap wajah. Jake menoleh pada seorang wanita yang tengah tidur menghadap dirinya, kemudian memalingkan wajah. Ia menyingkap selimut, mandi lalu segera berpakaian.

"Holy Shit!" Matanya terbelalak ketika melihat jam pada jam tangan yang akan ia kenakan.

"Good morning, Handsome."

Jake tak menghiraukan sapaan wanita itu yang sudah terduduk di ranjang sembari menutupi bagian tubuh atasnya dengan selimut. Jake lebih memilih mengenakan sepatu sneakernya.

Wanita itu berdecak karena diabaikan. "Kau akan pergi sekarang?"

"Ya," jawab Jake sedikit malas.

Bukankah itu sebuah basa basi yang tak penting? Apakah Jake terlihat akan ke kamar mandi dengan pakaian yang telah rapi seperti ini? Jake menata rambutnya di depan cermin kemudian memasukkan ponsel ke saku celana.

"Kau akan meneleponku, bukan?"

Jake berbalik menghadap wanita itu. "Aku rasa tidak, Estell." Ia tersenyum.

"Siapa Estell? Namaku Daisy!"

"Maaf aku tak mampu mengingatnya." Jake terkekeh seraya meraih ponselnya yang bergetar.

"Hai Sayang .... Daddy akan menjemputmu sebentar lagi. Duduklah manis dan Daddy akan segera tiba, oke? .... Anak Daddy memang pintar."

"Kau sudah memiliki anak?!" Mata wanita itu terbelalak dengan wajah memerah marah.

"Begitulah." Jake tersenyum tanpa dosa seraya memasukkan kembali ponselnya.

"Bye, Grace."

"Daisy!"

Jake menyempatkan mengecup pipinya dan berbisik, "Kau nikmat sekali semalam." Kemarahan itu tiba-tiba surut bergantikan senyuman. Jake tertawa dalam hati dan segera keluar kamar hotel.

Bagi Jake, tak ada gunanya mengingat nama para wanita yang singgah, sementara ia hanya butuh menikmati mereka semalam. Bagi Jake, hampir semua wanita hanya sebagai wadah penyalur hasrat. Setelahnya mereka hanya sebuah sampah yang tak patut untuk di pungut kembali setelah ia memakainya.

Hampir semua wanita? Ya tentu saja karena Jake memiliki seorang wanita sebagai pengecualiannya. Seorang wanita yang berhasil membuatnya terpaku ketika lingkaran matanya memandang sosok wanita berambut golden blonde yang kala itu tengah turun dari sebuah private jet dengan mengenakan sebuah mantel kelabu. Seorang wanita yang kala itu tengah melarikan diri bersama kekasih sekaligus sahabat Jake.

Jake mengira, ia hanya terpana oleh kecantikan dan anggunan wanita tersebut, tetapi nyatanya itu sebuah kesalahan besar ketika tanpa ia inginkan, ia hanyut begitu dalam saat semakin mengenal wanita itu. Ketika manik Jake terjerat oleh cahaya teduh mata kelabu itu, Jake menyadari bahwa wanita itu adalah sebuah permata di tengah-tengah tumpukkan kerikil wanita di kehidupannya. Pandangan buruknya terhadap wanita perlahan bergeser, memberikan pengecualian pada wanita tersebut.

Vellonica, satu-satunya wanita yang berhasil menggetarkan aliran darah Jake oleh segala kesederhanaan sikap yang begitu elegan, tetapi terasa hangat dan nyata. Bahkan hanya dengan melihat Vello, jantung Jake berlari mencari segala yang mampu ia gapai dari wanita tersebut, meskipun itu hanya sebuah bayangan seorang Vello.

*****

"Daddy!!" Gadis mungil berusia empat tahun dengan rambut golden blonde yang diikat ponytail itu berlari sembari merentangkan tangannya, kemudian segera masuk, menubrukkan diri ke dada Jake.

Jake bukan ayah kandungnya. Ia hanya seorang paman dari sahabat ayahnya yang entah mengapa tak bisa gadis mungil itu panggil dengan 'daddy', sementara ketika Jake mengajarinya, ia dengan mudahnya mengucap 'daddy' pada pria tersebut dan itu berlangsung hingga saat ini.

Jake terkekeh. Mengecup pipi itu dengan gemas. "Siap bersenang-senang Little Angel?"

Gadis mungil itu mengangguk berkali-kali dengan menggemaskan. Jake tak tahan untuk tak mencubit hidungnya.

"Nona Liora sangat tidak sabar untuk bertemu Anda, Tuan. Maafkan saya terpaksa menelepon Anda tadi karena Nona Liora terus memohon." Sofia, seorang pelayan yang sudah Jake kenal dengan baik itu tampak menunduk, tak enak hati padanya.

"Tak apa, Sofi." Jake bangkit dari berjongkok seraya menggendong Liora yang memeluk lehernya.

Sofia membantu memasangkan sebuah car seat di kursi belakang mobil Maserati Levante. Jake khusus membawa mobil itu ketika bepergian bersama Liora. Sementara Ferrari-nya adalah mobil khusus untuk membawa para wanita. Salah satu benda yang menjadi kebanggaannya dan sering kali mempermudah mencapai apa yang ia inginkan.

Bukankah para wanita menyukai pria-pria kaya? Meskipun di antara mereka pasti akan ada yang begitu munafik, tetapi mereka jelas tak akan menolak pria tampan yang menawarkan tumpangan dengan sebuah mobil Ferrari dan mobil SUV meskipun mahal, tak akan memiliki power lebih besar dari pada supercar. That's a fact!

"Ini semua perlengkapan yang di butuhkan Nona muda, Tuan." Sofia meletakkan sebuah tas bayi berukuran sedang di dekat car seat tempat Liora sudah duduk manis.

Jake mengangguk dan segera menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Vello.

...To Be Continued...

Hai, thanks sudah baca. Gimana komen kalian sama bab ini? Tinggalin komen ya. Semoga enjoy baca sampai ending. Te amo! Info seputar visual ataupun novel, follow IG @saltedcaramely_

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Saltedcaramel

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku