Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Balada Sang Pemuas

Balada Sang Pemuas

Fajar Merona

5.0
Komentar
293.8K
Penayangan
155
Bab

BACAAN KHUSUS DEWASA Siapapun tidak akan pernah tahu, apa sesungguhnya yang dipikirkan oleh seseorang tentang sensasi nikmatnya bercinta. Sama seperti Andre dan Nadia istrinya. Banyak yang tidak tahu dan tidak menyadari. Atau memang sengaja tidak pernah mau tahu dan tidak pernah mencari tahu tentang sensasi bercinta dirinya sendiri. Seseorang bukan tidak punya fantasi dan sensasi bercinta. Bahkan yang paling liar sekalipun. Namun norma, aturan dan tata susila yang berlaku di sekitranya dan sudah tertanam sejak lama, telah mengkungkungnya. Padahal sesungguhnya imajinasi bisa tanpa batas. Siapapun bisa menjadi orang lain dan menyembunyikan segala imajinasi dan sensasinya di balik aturan itu. Namun ketika kesempatan untuk mengeksplornya tiba, maka di sana akan terlihat apa sesungguhnya sensasi yang didambanya. Kisah ini akan menceritakan betapa banyak orang-orang yang telah berhasil membebaskan dirinya dari kungkungan dogma yang mengikat dan membatasi ruang imajinasi itu dengan tetap berpegang pada batasan-batasan susila

Bab 1 Rencana Gila

“Gilaa! Sudah miring ni orang otaknya!” umpat Andre dalam hatinya, saat mendengar usul yang ditawarkan oleh Ricko, salah seorang rekan kerjanya.

Usul super gila yang dengan cepat disetujui oleh Pak Nelwan, atasannya. Juga disetujui dua rekan yang memegang jabatan manager seperti dirinya.

Hari itu, kantor tempat Andre bekerja, menerima kunjungan pimpinan pusat yang menetapkan kantornya sebagai cabang perusahaan dengan kinerja terbaik.

Mereka diberikan bonus liburan dan berhak untuk menggunakan cottage milik perusahaan di salah satu Pesisir Pulau Jawa. Tentunya ditambah dengan bonus akomodasi lain dan sejumlah uang saku.

Namun demikian diantara semua berita gembira itu, justru Andre lah orang yang paling beruntung dan berhak untuk merasa paling bahagia.

Bagaimana tidak?

Karena prestasi kantornya itu, Pak Nelwan dipromosi dan dialih tugaskan ke kantor pusat, kemudian orang yang menggantikan Pak Nelwan adalah Andre. Seluruh rekan dan college memang sudah menduga jika posisi Pak Nelwan akan digantikan Andre.

Setelah rombongan dari kantor pusat meninggalkan ruangan, Pak Nelwan langsung mengangkat gelas yang hanya diisi air mineral. Dia mengajak semua bawahannya untuk bersulang dan bertoast ria.

Biar bagaimanapun ada kebanggaan atas penghargaan yang diberikan oleh kantor pusat kepada kantor yang dipimpinanya. Pak Nelwan sangat menyadarinya jika semua pencapaian prestasinya tak lepas dari kerja dan kerja sama yang sinergis bersama seluruh anak buahnya.

Namun Pak Nelwan dengan berat hati menyampaikan bahwa dirinya tidak dapat ikut serta dalam liburan itu, karena telah memiliki janji tersendiri dengan istrinya untuk sebuah liburan di Pulau Dewata.

Andre sendiri tidak begitu peduli dengan keabsenan Pak Nelwan. Toh dirinya tetap dapat mengikuti liburan dengan rombongan kantor itu bersama istrinya. Ini dapat menjadi kado bulan madu bagi istrinya yang baru dinikahinya tiga bulan lalu.

“Tapi apakah Pak Nelwan tetap tidak mau ikut rombongan walaupun nantinya kami mengadakan sebuah game dengan perjanjian yang menarik,” celetuk Ricko.

“Perjanjian? Emang kalian sudah bikin perjanjian apa?” tanya Pak Nelwan sambil menatap Ricko dan Andre bergantian.

Seperti halnya Pak Nelwan, Andre yang tidak pernah membuat perjanjian apapun tentang liburan pada Ricko, pun dibuat bingung.

“Ya, sebagai ucapan terima kasih, saya dan Andre ingin mengusulkan sebuah permainan, untuk membuang kejenuhan atas rutinitas kita, bagaimana jika nanti selama liburan di sana kita membebaskan pasangan kita untuk dirayu oleh sesama kita,” papar Ricko

“Maksudmu?” tanya Pak Nelwan meminta penjelasan yang lebih mendetail.

“Ya, bagi mereka yang beruntung, mungkin dapat dilanjutkan dengan rayuan di atas ranjang, dan atas dasar perjanjian awal tentunya kita tidak boleh melarang untuk ‘penuntasan akhir’ atas usaha kawan kita,” jelas Ricko.

“Saya pikir permainan ini bisa menjadi referensi kepuasan bagi kita. Satau saya kita semua selalu setia dengan istri kita masing-masing. Ini hanya murni tentang ‘cita rasa’ dan ‘varian kenikmatan’ dari wanita selain istri kita,” tambahnya.

‘Gila! Bagaimana mungkin usul itu meluncur dengan lancar dari mulut Ricko, apalagi dengan membawa-bawa namaku!’ Andre kembali mengumpat dalam hati. Namun ketika dirinya ingin menampik usul Ricko, Andre melihat wajah Pak Nelwan seketika berbinar sambil menganggukkan kepalanya tanda setuju.

‘Lagian, Kenapa perjanjian ini harus mengatasnamakan balas budi, sialan!’ Hati Andre kembali mengumpat ketika menyadari sulit baginya untuk mengelak dari permainan gila yang sepertinya sudah sangat disetujui Pak Nelwan. Dan dengan sendirinya, semua peserta pasti tidak akan ada yang bisa menolaknya.

“Yang bener Men! pastinya lu juga ngajak istri lu yang alim itu kan?” seru Yudis tiba-tiba. Dia ingin memastikan Ricko mengajak istrinya yang biasa menggunakan busana tertutup lengkap dengan penutup kepalanya.

“Yoi!” balas Ricko ditambah anggukan pasti.

Sesaat Andre terdiam. Clara istri sahabat karibnya itu memang memiliki daya tarik tersendiri dari tubuhnya yang selalu tertutup, wajah putih bersih, dagu lancip dan hidungnya yang mancung.

‘Uuuuh, benar-benar tawaran yang menggiurkan, terlalu sayang untuk dilewatkan, tapi…’ seru Andre dalam hati namun setelah itu dia mendadak bingung.

Mungkinkah, dalam liburan ini dirinya dapat mencumbu tubuh Clara, atau bahkan kalau memungkinkan dapat sedikit berkenalan dengan selangkangan wanita yang selalu menjadi fantasi seksnya sebelum dirinya menikah dengan Nadia.

“Tapi, agar permainan ini semakin seru, kita tidak boleh memberi tahukan istri-istri kita tentang permainan ini. Di samping untuk menghindari timbulnya pertengkaran suami istri, saya rasa ada tantangan tersendiri bagi kita untuk dapat menikmati tubuh target kita,” ucap Ricko dengan tatapan tajam ke arah Andre, dihias senyum penuh misteri.

Andre bingung dengan tatapan itu, muncul pertanyaan besar di kepalanya. Apakah Ricko yang menjadi temannya sejak bangku SMP itu memang menjadikan istrinya sebagai target utama dalam permainan ini.

Sekilas Andre teringat pernyataan Ricko di hari pernikahannya beberapa waktu lalu, dia mengakui keindahan tubuh istrinya, saat memelototi tubuh Nadia yang dibalut kebaya transparan yang sangat ketat dengan puring tipis yang hanya menutupi bagian dada.

“Untuk Pak Nelwan, sepertinya kita harus memberikan persyaratan tambahan. Bapak hanya boleh mengajak simpanan Bapak saja.”

“Hahahaha.”

Celetukan dari Yudis, kontan membuat Pak Nelwan terbahak tertawa, Andre pun tersenyum kecut mengingat istri sah Pak Nelwan, Bu Sofia yang merupakan aktifis arisan ibu-ibu pejabat.

Sebenarnya, Bu Sofia, istri Pak Nelwan yang telah memasuki umur 45-an, masih terbilang cantik dan selalu tampil seksi dengan pakaiannya yang selalu mengekspos daerah terlarang, dan pastinya masih sangat layak pakai. Hanya saja yang membuat tidak kuat adalah mulutnya yang selalu aktif mengkritik setiap sesuatu yang tidak sesuai dengan hatinya. Alias cerewet dan super ember.

Mungkin itulah sebabnya Pak Nelwan memilih sebuah hubungan rahasia dengan Angel. Resepsionis kantor yang terkenal montok dan murah hati kepada kamum lelaki dalam hal berpakaian, dan tentunya lebih enak dinikmnati dan penurut dibandingkan Bu Sofia.

“Tidak. Tidak. Pak Nelwan silakan saja mengajak kedua istrinya, dengan tetap merahasiakan hubungannya dengan Angel. Bukankah kita melakukan permainan ini dengan diam-diam? Bisa saja saya berhasil mendapatkan tubuh Bu Sofia dengan meminjam kamar kalian. Dan pastinya Pak Nelwan tidak bisa melarang saya untuk melakukan itu, bukan begitu, Pak Nelwan?” protes Ricko.

Pernyataan Ricko sontak membuat Andre, Yudis dan Aditya terkejut, kata-kata Ricko sudah kelewat batas, meskipun dirinya memang memiliki hasrat yang sama untuk menunggangi tubuh montok istri Pak Nelwan itu, tapi tidak selayaknya hal itu diungkapkan langsung di hadapan Pak Nelwan, yang nota bene adalah atasannya.

“Wuahahaha, saya selalu suka dengan ide gilamu, Ricko! Silakan nikmati Sofia sepuasmu bahkan kalau kamu juga ingin mencicipi Angel silakan saja. Tapi jangan salahkan saya bila nanti membuat istrimu yang alim itu terkapar olehku, hahahaha,” jawaban Pak Nelwan membuat Ricko tersenyum kecut.

Ternyata tidak hanya Ricko yang tersenyum menyambut tawaran Pak Nelwan tetapi juga Aditya, Yudis dan tentu saja Andre.

“Ok, jika semua telah sepakat, ada baiknya kita mempersiapkan istri-istri kita untuk menyambut pertempuran yang panjang besok lusa!” Pak Nelwan menyudahi rapat tambahan para pimpinan itu dan tentu saja disambut tertawa terbahak oleh semua.

“Tunggu Pak! Saya hanya ingin memastikan, perjanjian ini hanya berlaku saat liburan saja kan?” Semua tersenyum dengan pertanyaan Aditya yang sedari tadi lebih banyak diam dan hanya mengangguk-agukkan kepala.

Diana, wanita muda yang dinikahi Aditya hampir berbarengan dengan hari pernikahan Andre itu memang seorang wanita lugu yang dinikahinya satu bulan setelah lulus dari bangku SMA. Pastinya Adit tidak berbeda dengan Andre yang merasa keberatan dengan permainan yang diusulkan Ricko, karena mereka sendiri masih belum puas mengayuh tubuh istrinya masing-masing.

“Itu Pasti. Permainan kita ini cukuplah menjadi skandal saat liburan saja. Karena tentunya kita tidak ingin rumah tangga kita atau pun rumah tangga rekan kita berantakan,” pungkas Ricko sambil merapikan beberapa berkas yang ada di hadapannya.

^^^

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Fajar Merona

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku