icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Cinta Terlarang

Cinta Terlarang

madehilda

5.0
Komentar
106.1K
Penayangan
55
Bab

Warning 21+! Mengandung adegan dewasa! Tara seorang gadis cantik jelita dan mempunyai hati baik, akhirnya mengetahui jati diri sebenarnya, dari tanda lahir yang ada di tubuhnya. Dan seorang wanita yang tak lain adalah ibu kandungnya adalah orang yang pernah melabrak dan menghina dia, kala diketahui ia dan suaminya mempunyai hubungan khusus yang tak lain adalah ayah sambungnya. Perkenalan dengan lelaki itu, membuat rentetan peristiwa terkuak dalam kehidupannya. Apakah Tara akan memaafkan kesalahan sang mama yang telah membuangnya? Apakah Tara akan meninggalkan lelaki yang tak lain adalah ayah sambungnya?

Bab 1 Perubahan Diri Tara

Tara merasakan berat sekali kepalanya sewaktu memaksakan diri untuk bangun dari tempat tidurnya. Yang diingat olehnya, ketika ia bersama teman-teman sekolahnya, menghadiri pesta ulang tahun dari teman sekelasnya. Ia pun tidak tahu siapa yang mengantarkan dirinya sampai ke rumah. Ia melihat sekeliling kamarnya dan dilihatnya seisi kamar seperti terbalik. Kembali ia menutup matanya dan mengingat-ingat apa yang telah terjadi padanya malam itu. Masih terasa hingar bingar musik di rumah temannya saat pesta berlangsung. Membuat mereka menggoyangkan badan mengikuti irama.

Lalu, Tara pun mengingat satu persatu kejadian yang telah terjadi di tempat pesta itu. Ia teringat ketika beberapa temannya mengajak untuk mencoba minuman “mushroom” yang ia dengar saat itu. Mereka mencoba minuman itu, beberapa saat kemudian, ia merasa semua yang dilihatnya terbalik. Ia ingat bagaimana dirinya tertawa terpingkal-pingkal karena melihat semuanya terbalik akibat dari minuman yang dicoba bersama teman-temannya.

“Sialan sekali minuman itu,” umpat Tara setelah tahu penyebab dari sakit kepalanya adalah minuman itu.

Beberapa lama kemudian masuklah seorang wanita paruh baya ke kamar Tara.

“Apa yang terjadi dengan dirimu Nak?” tanya wanita paruh baya itu.

Yang bisa Tara lakukan adalah hanya mendengarkan wanita paruh baya itu berbicara padanya tanpa melihatnya. Apalagi berbicara padanya. Wanita paruh baya itu adalah mamanya, seorang wanita tegar yang selalu menyayanginya dan selalu memberikan kata maaf ketika Tara melakukan kesalahan apa pun. Tara sangat mengerti sekali dengan sifat dan watak mamanya yang tidak bisa marah, separah apa pun Tara membuat kesal hatinya.

“Sayang.... Ayoo bangun dulu untuk makan,” ucap mamanya berusaha membangunkan dari tidur. Padahal Tara hanya berpura-pura tertidur.

“Nanti saja Mam... Masih berat ini kepala Tara,” sahut Tara menjawab ajakan mamanya.

Setelah mendengarkan jawaban dari putri semata wayangnya, wanita paruh baya itu meninggalkan kamar dan berlalu dari hadapannya. Sering kali Tara merasa kasihan dengan mamanya. Karena harus menghadapi kenakalan dirinya. Dan sudah sering kali juga Tara berjanji pada dirinya untuk memperbaiki diri, mencoba meninggalkan kebiasaan buruknya. Tetapi, semakin lama ia ingin menghindari dan mencoba meninggalkan kebiasaan buruk itu, semakin keras juga ia mengarah ke arah yang berlawanan dengan niatnya.

Sekitar pukul empat, Tara merasa kondisinya telah pulih dari pengaruh minuman itu. Ia pun berjalan keluar kamar menuju tempat makan. Karena saat ini rasa lapar sudah menghampiri lambungnya. Sesampai di sana, dilihat mamanya sedang duduk dengan segelas kopi di hadapan.

“Sore mam....” ucap Tara memberikan salam pada mamanya.

Tara lalu duduk di meja makan dan mulai makan. Sedangkan mamanya tetap menikmati kopi yang ada di hadapannya. Selesai makan, ia beranjak dari tempat duduk. Tidak berapa lama sewaktu Tara ingin meninggalkan meja makan, mamanya menahan dirinya.

“Tara... Cobalah untuk menghindari beberapa teman yang memberikan dampak negatif pada dirimu,” ucap mamanya memberikan nasehat padanya. “Kamu sudah cukup dewasa untuk bisa memilah hal yang baik dan buruk untuk hidupmu,” lanjut mama meneruskan ucapannya. “Sebentar lagi kamu akan menghadapi ujian akhir, jadi Mama harap kamu bisa lulus Tara,” kembali mamanya memberikan nasehat lagi padanya.

Mama mengingatkan Tara akan tugas dan kewajibannya sebagai siswa sekolah menengah atas kelas akhir. Karena setelah ini diharapkan Tara mampu masuk ke perguruan tinggi negeri. Dan itu harapan besar bagi mamanya. Setidaknya, bila Tara bisa masuk ke perguruan tinggi negeri, mamanya tidak perlu mengeluarkan biaya yang sangat besar.

Setelah kebangkrutan yang dialami oleh usaha papanya, Tara diajarkan oleh mamanya untuk belajar hidup lebih prihatin. Mamanya juga mengajarkan Tara untuk bisa menghargai uang dan waktu. Mungkin mamanya terlambat memberikan pembelajaran ini pada Tara, tetapi setidaknya dengan berjalannya waktu serta melihat kenyataan yang ada saat ini, diharapkan Tara mampu mengubah sikap dan kebiasaannya menjadi lebih baik.

Papanya kini ada di Rumah Tahanan karena tersangkut dengan kasus penipuan yang menyebabkan pailit perusahaan. Memang terkadang hidup tidak bisa diprediksi. Kita hanya bisa berencana tapi segala sesuatu itu mengikuti apa yang menjadi takdir dari diri kita masing-masing. Kehidupan yang awalnya bak seorang putri berubah drastis ketika musibah menimpa papanya. Memang sejak papanya masuk ke Rumah Tahanan, beberapa aset diambil oleh pihak Pengadilan. Keadaan ekonomi keluarga Tara menjadi sangat sulit.

“Mama... Boleh aku bekerja part time?” tanya Tara mengemukakan keinginannya.

“Untuk saat ini lebih baik kamu fokus untuk belajar karena ujian kelulusanmu sudah dekat,” jawab mamanya.

Beberapa saat kemudian, ada seseorang mengetuk pintu rumah mereka. Sehingga mereka bergegas ke ruang tamu untuk membukakan pintu. Dilihatnya seorang lelaki, sahabat dari papanya bertandang ke rumah mereka. Setelah mamanya mempersilakan masuk, akhirnya mereka pun duduk di ruang tamu.

“Maaf, Ibu... Maksud kedatangan saya kemari untuk menyampaikan kepada ibu kalau sebenarnya rumah ini sudah dijadikan jaminan sama Bapak.”

Seketika Tara dan mamanya terdiam mendengarkan kejelasan dari sahabat papanya. Lelaki itu pun memperlihatkan surat perjanjian yang telah di tanda tangani di depan notaris antara papanya dan teman papanya.

“Maaf, Pak... Kalau bisa kami minta waktu untuk mengosongkan rumah ini. Sampai kami mendapatkan tempat tinggal yang lain.”

Mamanya Tara menyampaikan keinginannya untuk mengosongkan rumah itu sampai mereka mendapatkan rumah yang baru. Lalu sahabat dari papanya Tara menyetujui permintaan mamanya Tara dan pamit untuk meninggalkan rumah mereka. Setelah tamu itu pergi, terlihat mamanya Tara pergi ke kamarnya dan mengunci diri dikamar. Terlihat kesedihan yang teramat sangat di wajahnya. Dan, kesedihan itu tidak dapat disembunyikan dari putri semata wayangnya.

“Mama... Tolong buka pintu Ma,” pinta Tara sambil mengetuk pintu kamar mamanya.

Hanya terdengar isak tangis mamanya di balik pintu yang diketuk Tara. Tidak ada jawaban dari balik kamar itu. Membuat Tara semakin kuatir dengan keadaan mamanya.

“Mama... Tolong bukakan pintunya Ma..” Pinta Tara untuk kedua kalinya sambil mengetuk berulang kali kamar mamanya.

Akhirnya mamanya membukakan pintu dan mengizinkan Tara masuk. Mama kembali duduk di sisi tempat tidurnya. Lalu Tara memegang tangan mamanya dan berkata.

“Ma... Besok kita akan mencari bersama rumah kontrakan untuk kita ya,” ucap Tara sambil memeluk tubuh mamanya yang membelakangi dirinya.

Mamanya pun berbalik dan kini memeluk Tara. Kini mereka pun menangis bersama sambil berpelukan. Terkadang Tara terlihat lebih dewasa ketika sedang menghadapi sebuah masalah. Tetapi, terkadang ia masih seperti seorang remaja putri yang manja dan sulit diatur. Rasa cinta Tara terhadap mamanya yang membuat dirinya bertindak melindungi dan memberikan rasa nyaman pada saat mamanya sudah tidak bisa lagi menahan kesedihannya.

Ketika dilihat mamanya telah tertidur karena terlalu lelah memikirkan kehidupan mereka. Tara mencoba menghubungi temannya yang memberitahukan perihal kerja part time. Tara ingin bekerja part time, keadaannya saat ini sudah terasa sangat sulit. Memang mamanya tidak memberikan izin untuk hal ini. Tetapi jalan ini adalah jalan terbaik untuk kelangsungan hidup mereka saat ini. Setelah temannya Tara memberikan alamat dan nomor telepon perusahaan yang membutuhkan tenaga part time, Tara pun menghubungi perusahaan tersebut dan berjanji untuk bisa ke sana esok hari.

***

Pagi ini Tara bangun lebih awal dari mamanya. Dan, Tara telah menyiapkan sarapan pagi untuk mereka. Tara membuat nasi goreng untuk sarapan pagi. Mamanya sangat terkejut melihat Tara telah bangun dan telah menyiapkan nasi goreng untuk sarapan mereka.

“Pagi Ma..” sapa Tara ketika mamanya menghampiri dirinya di dapur.

“Wow... Putri kesayangan Mama sudah berubah drastis. Terima kasih, Tuhan.”

Mama bersyukur mendapati sedikit perubahan dari diri Tara. Setidaknya sebuah perubahan kecil biasanya akan diikuti oleh kebiasaan besar lainnya.

“Ayo kita makan Ma,” ajak Tara pada mamanya untuk bersama-sama menikmati sarapan pagi.

Mereka pun sarapan pagi bersama. Dalam hati mamanya Tara, sungguh suatu berkah melihat perubahan pada putri kesayangannya. Dirinya terus mengucapkan rasa syukur. Setidaknya Tara bisa menerima kenyataan hidup saat ini dan lebih dewasa dalam segala tindakannya, sesuai dengan doa mamanya selama ini.

Selesai mereka sarapan pagi, Tara pun pamit untuk berangkat ke sekolah. Dan, tidak lupa mamanya berpesan pada Tara untuk langsung pulang ke rumah. Karena mereka akan mencari rumah kontrakan. Tara pun menyetujui dan tersenyum sebagai tanda setuju dengan apa yang diperintahkan mamanya.

***

Di rumah, mamanya Tara sedang mengemasi barang-barang yang harus disiapkan untuk kepindahan mereka ke rumah kontrakan yang nanti sore akan mereka cari. Ada beberapa barang yang harusnya dijual dikarenakan tidak semua barang akan cukup diletakan pada rumah kontrakan mereka. Oleh karena itu, mamanya Tara mencoba untuk mengiklankan beberapa barang yang sekiranya bisa dijual oleh mereka. Setidaknya selain bisa menjadi penghasilan bagi mereka, juga akan lebih mudah untuk ketika pindah ke rumah kontrakan.

Setelah mamanya Tara mengiklankan beberapa barang yang harus dijual lewat online, dirinya langsung memposting beberapa barang tersebut dengan harga yang tidak terlalu mahal. Yang terpenting bagi mamanya Tara, barang-barang itu cepat terjual. Sehingga, mereka akan lebih cepat keluar dari rumah yang saat ini sudah bukan miliknya lagi. Mamanya Tara kembali teringat akan beberapa peristiwa yang membuatnya bersedih. Tetapi segera saja kesedihan itu dihalaunya dalam pikiran.

“Ma... Tara sudah pulang.”

Suara Tara membuat kaget mamanya. Karena tidak terasa sudah hampir jam dua siang. Tara pun melihat mamanya sedang merapikan barang-barang yang akan mereka bawa, ketika mereka sudah menemukan rumah kontrakan. Lalu, mamanya juga menjelaskan pada Tara, bahwa ada beberapa barang yang sudah di iklankan secara online untuk dijual. Tara hanya mengangguk ketika mama bercerita atas beberapa barang yang akan dijual.

Setelah makan siang, mereka keluar untuk mencari kontrakan yang sesuai dengan sisa dari simpanan yang mereka punya saat ini. Setelah dua jam berada di luar, ada beberapa rumah kontrakan yang mereka dapati, tetapi tidak sesuai dengan sisa uang yang mereka punya. Lalu, ada pula rumah kontrakan yang lebih murah, tetapi untuk lingkungan dan rumahnya tidak sesuai dengan harga yang seharusnya. Setelah beberapa rumah mereka jumpai, akhirnya mereka mendapat rumah kontrakan yang cukup bersih dengan lingkungan yang terlihat lebih nyaman. Serta harga yang cocok dengan uang yang mereka punya. Setelah membayar tanda jadi dari rumah kontrakan itu, mereka pun pamit. Dan meminta pada pemilik rumah untuk mengecat ulang rumah tersebut, serta membersihkannya. Sehingga pada saat mereka pindah rumah tersebut telah rapi.

Sesampai di rumah, jam telah menunjukkan pukul tujuh malam. Mamanya langsung pergi ke kamar mandinya dan Tara juga melakukan hal yang sama. Selesai mereka membersihkan diri, akhirnya mereka bertemu di ruang makan. Beberapa kali mamanya Tara menanyakan perihal sekolahnya dan menanyakan perihal kapan ujian akhir sekolahnya dilakukan. Serta mamanya juga memberikan nasihat kembali padanya agar lebih rajin belajar. Dan, mendoakan agar Tara bisa lulus dengan nilai terbaik serta diterima di Perguruan Tinggi Negeri.

Selesai mereka makan malam dan berbincang-bincang, Tara pun pergi ke kamarnya, begitu pun dengan mamanya. Ketika di dalam kamar, Tara menerima panggilan telepon dari perusahaan yang menawarkan pekerjaan part time padanya. Hari ini Tara lupa sudah janji ke perusahaan itu, sehingga ia meminta maaf. Besok Tara berjanji akan ke perusahaan tersebut.

***

Pagi pun telah tiba, kebiasaan bermalas-malasan Tara yang dulu sering dilakukan, kini telah berubah sejak kedatangan sahabat papanya. Saat ini Tara telah menjadi seorang anak perempuan yang mengerti keadaan keluarganya. Dirinya kini telah sepenuhnya menyadari hal yang seharusnya ia lakukan. Apalagi sejak melihat mamanya menangis karena rumah yang mereka tempati ternyata sudah menjadi milik orang lain. Tara berjanji dalam hatinya, suatu saat ia bisa membelikan mamanya sebuah rumah. Dan, ia pun berusaha untuk mengubah kebiasaan buruknya untuk menjadi lebih baik. Diawali dengan bangun pagi untuk membantu mamanya di dapur atau pun membersihkan rumah.

Selesai sarapan bersama mamanya, Tara pun pamit untuk pergi ke sekolah. Tetapi, sesampainya di sekolah, Tara meminta izin kepada wali kelasnya untuk tidak mengikuti pelajaran hari ini. Karena memang seluruh materi pelajaran di masa pembelajaran kelas akhir telah habis, maka wali kelasnya pun memberikan izin pada Tara untuk tidak mengikuti pengulangan pelajaran.

Tara mengganti pakaian sekolah yang ia kenakan di kamar ganti sekolahnya dengan pakaian casual. Sebuah kaos berwarna biru muda dan celana jins, serta sepasang sepatu kets. Karena hari ini ia telah membuat janji pada perusahaan yang akan memberikan pekerjaan part time padanya. Tara memoleskan sedikit lipstik dengan warna lembut pada bibirnya dan menambah sedikit bedak pada wajahnya. Saat ini wajah Tara terlihat lebih dewasa dari usianya yang baru menginjak delapan belas tahun. Dengan postur tubuh yang tinggi, langsing dan berisi, penampilan Tara saat ini sudah seperti seorang wanita dewasa. Ia terlihat cantik dengan kulitnya yang kuning langsat, dengan bibir yang sedikit tebal, bentuk hidung yang mancung, rambut hitam bergelombangnya yang tebal serta lesung pipitnya membuat dirinya semakin terlihat cantik ketika tersenyum.

Tara ke tempat perusahaan itu dengan menggunakan taksi, karena ia belum pernah ke lokasi tersebut. Sesampai di perusahaan itu, Tara diterima bagian resepsionis. Setelah itu ia di antar untuk menghadap ke bagian HRD (bagian penerimaan karyawan). Sesampai di bagian penerimaan pegawai, Tara pun diberitahu tentang pekerjaannya. Ia baru tahu kalau pekerjaannya adalah sebagai sales / marketing yang menawarkan produk dari sebuah showroom. Ia pun tidak bekerja di kantor, tetapi ditempatkan pada beberapa mall atau di beberapa event ketika ada pameran mobil pada tempat yang berbeda nantinya. Melihat hasil yang didapatnya lumayan dan jam kerja sesuai dengan jadwal pulang sekolahnya, maka Tara pun menyetujuinya. Walaupun ia belum berbicara pada mamanya perihal ini. Tetapi ia yakin mamanya akan setuju dengan keputusan dirinya. Tara pun undur diri dan meminta waktu dua hari ini untuk bisa bekerja. Dan ia pun akan memberikan alasan tentang keputusannya menerima tawaran pekerjaan itu dua hari lagi.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh madehilda

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku