icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
DEAR RANIA

DEAR RANIA

Herofah05

4.9
Komentar
16.6K
Penayangan
108
Bab

Dua minggu sebelum pernikahannya, Rania mengalami kecelakaan parah hingga menyebabkan dirinya mengalami kebutaan. Pernikahan yang telah dipersiapkan dan hampir rampung sepenuhnya mendadak kacau balau. Hingga pada keputusan sang calon mempelai lelaki yang tiba-tiba saja membatalkan pernikahan tanpa sebab yang jelas. Rania benar-benar terpukul terlebih dengan kondisinya yang buta. Sampai pada akhirnya, hadir seorang lelaki lain bernama Rakha, seorang tenaga pengajar di sebuah pesantren terpencil. Entah apa motifnya, lelaki asing itu tiba-tiba saja datang bersama keluarga besarnya dan menyampaikan niat baiknya kepada keluarga besar Rania. "Saya, Rakha Al-Farizi, berniat untuk meminang putri Bapak dan Ibu yang bernama Rania," Rania menjawab dengan sentakan kasar. "Nggak! Rania nggak mau! Rania nggak kenal sama dia! Suruh dia pergi!"

Bab 1 1. PROLOG

"Gue nggak laper!" Sentak Rania menepis sesendok suapan dari tangan Rakha, suaminya.

"Tapi dari pagi tadi kamu belum makan, Rania... Kamukan harus minum obat. Kesehatan kamu belum pulih sepenuhnya," ucap Rakha dengan sikap sabar dan penuh ketulusan. Dia memunguti ceceran nasi yang terjatuh dipangkuan istrinya, lalu mulai menyendok sesuap nasi lagi.

"Ayo makan, saya suapi," ucap Rakha lagi sembari menempelkan sesendok nasi berserta lauk pauknya ke bibir Rania yang masih terkatup rapat.

"GUE UDAH BILANGKAN KALAU GUE NGGAK LAPER! LO ITU BUDEG APA BEGO SIH?" Lagi-lagi Rania menepis sendok yang menempel di mulutnya.

Saking kencangnya tepisan tangan itu, bahkan sepiring nasi di tangan Rakha pun ikutan terjatuh.

"Astaghfirullah, Rania..." gumam Rakha pelan sembari mengurut dada. Dihempasnya napas berat lalu dia bangkit dari duduknya di tepi ranjang untuk membenahi makanan yang berserakan di lantai serta beberapa pecahan piring yang terpental ke sembarang arah.

Rania semakin kencang mendekap kedua lututnya. Pelupuk matanya kian menghangat.

Bayang-bayang Nando terus berputar di kepalanya. Sosok laki-laki yang begitu Rania cintai. Sang calon suami yang seharusnya mendampinginya saat ini. Rania benar-benar membutuhkan sosok Nando. Dia rindu Nando. Dia rindu segala hal yang ada pada diri Nando. Tapi, kenapa lelaki itu pergi justru di saat Rania baru saja mengalami musibah?

Saat-saat tersulit dalam hidup Rania ketika dirinya tahu bahwa dia kini cacat.

Dia buta.

Harusnya, Nando yang kini ada di sisinya.

Harusnya, Nando yang kini ada bersamanya di dalam kamar pengantin mereka.

Harusnya, Nando yang kini menyuapinya.

Bukan Rakha!

Manusia kutub yang datang dari negri antah berantah.

Laki-laki bodoh sok suci yang selalu membuat Rania naik pitam.

Siapa sebenarnya Rakha?

Rania sendiri tidak tahu.

Dan mengenai alasan Rakha melamarnya, semua masih menjadi sebuah misteri dalam benak Rania. Sebab sampai saat ini, tak ada satu pun dari keluarganya yang bersedia memberikan konfirmasi terkait mengenai hal itu.

Semua halnya mereka putuskan secara sepihak bahkan tanpa pernah mereka memikirkan perasaan Rania.

Pernikahan ini bukan atas kehendaknya, tapi lebih pada sebuah kata terpaksa karena Rania tak ingin melihat kedua orang tuanya terus menerus larut dalam kesedihan akibat mencemaskan keadaannya.

Rania yakin, Rakha itu adalah laki-laki culas yang hanya ingin memanipulasi keadaan demi keuntungan pribadinya. Dia pasti memiliki niat buruk terhadap Rania. Mengingat, betapa banyak orang yang membenci Rania dahulu karena sikapnya yang terlalu arogan.

Rania itu adalah seorang gadis tomboy, urakan dan sangat kasar. Sikapnya temperamen dan sulit diatur. Keras kepala dan selalu mau menang sendiri.

Hingga pada akhirnya, takdir mempertemukan Rania dengan Nando.

Rania jatuh cinta untuk pertama kalinya.

Meski semua angan-angan indahnya bersama Nando kini harus kandas akibat kecelakaan itu.

Sungguh, Rania bersumpah dalam hatinya, dia mengutuk siapapun manusia yang telah menabraknya kala itu.

Siapapun dia, dimanapun manusia itu berada, hidupnya tak akan pernah bahagia.

Itu sumpah Rania!

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Herofah05

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku