icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Zannia dan Semestanya

Zannia dan Semestanya

icon

Bab 1 Tentang Sebuah Rasa yang Pergi

Jumlah Kata:1686    |    Dirilis Pada: 22/04/2022

n yang

i hujan turun dengan lebat. Di belakang tubuh sang pengendali drone,

aru milik presdir Park Hyun Bi yang sebentar lagi akan diresmikan. Kecelakaan terj

beberapa kali hampir menyenggol kendaraan lain di jalan raya. Menurut pengakuan singkat dari supir t

nyebabkan kecelakaan. Dari kecelakaan tersebut, 2 orang yang merupakan ay

us melakukan penyelidikan. Akibat dari kecelakaan tersebut, jalan pun ditutup demi kelancaran proses penyelidi

tuas ketika melihat objek menarik dari layar kamera. Suaranya yang teredam hujan memud

22

e karena terhalang rintik hujan. Yang dia tahu, s

inya m

mpai dua orang gadis yang sedang bertengkar di atas rooftop sekolah sepertinya menarik untuk

impi! Lalu kamu? Kamu siapa? Beraninya men

, “Apa kamu punya bukti jika aku pelakunya? Setidaknya aku punya alasan untuk mengaku jika aku bersalah, tapi k

esar di Russia. Menetap sebentar di negara ini sebagai seorang pelajar.

ut menyangkal semua tuduhan yang ia

oh! Gerak-gerikmu bahkan mudah sekali kutebak. Jangan terlalu percaya diri, Revin. Segal

m sekolah itu mengakhiri perdebatan mereka denga

ucapannya, “Aku tidak akan menyerah, Zannia! Kamu liha

ik. “Aku menantikannya. Mulai

a terhenti dari balik pintu. Revintalis sedang bermonolog di luar sana. Sebagai

Bisa-bisanya kamu berbicara d

emu dengan Jong Geun setelah pertengkaranku dengan Zannia tadi. Dia

kini. “Kenapa Tuhan selalu memberiku kesempatan hidup

lelah mendengar keluh kesah yang tiap hari tidak mengalami peningkatan. Selalu hal itu yang dibahas. Mau bagaimana?

lelahkan. Melangkah menuju tepi roftoop kemudian menengadahkan kepalany

bermimpi? Aku hanya menggunakan si

mat sangat. Ia bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Namun, semuanya terlambat k

rnyata aku yang membuat me

rku.” Ada jeda di kalimatnya. “Tapi apa balasanku? Mematahkan harapan mereka kemudian mengusir mereka

n memintanya dari-Mu. Aku cukup tahu diri menjadi ha

am semesta ini, kehadiranku bukanlah apa-apa. Hanya sebu

ta! Hanya satu hari. Satu hari saja. Setelah itu, kau bebas meminta apa saja dariku.

ng rupawan seketika membuat para pelintas jalan terpesona dalam hitungan detik. Dia hanya ingin mend

ngah derasnya hujan yang tak k

nni

e miliknya terjatuh, membuat atensi Zannia tertuju ke sumber suara. Po

dap masuk mengambil drone yang jatuh. Secepat kilat ia kembali dan menutup pintu dengan jantung berd

Seseorang merekam gerak-ge

r. Zinnia merasakan de javu. Apa ia mengen

tian, ia berlari menuruni ana

eletakkan tuas drone di atas meja milik toko swalayan dengan selembar catatan kecil. Kemud

dalkan feeling dan isi hati, ia menjumpai catatan yang ditinggalkan pemilik drone len

Zannia. Akan kutunjukkan wajahku jika k

an droneku. Aku akan me

rtemu lag

Z

ke tong sampah. Sial! Seseorang mengetahui identitas

erada, aku harap ini adalah perte

_

yang dipertemukan oleh takdir akan terikat oleh sebuah benan

Manusia diberi kesempatan untuk memilih. Sebagi

na

kalian yang t

alian berhak menentukan pilihan. Terlepas dari hal apapun ya

erpisahan. Ayah dan ibunya memilih tuk berada d

nia lalui seorang diri, setidaknya hingga saat ini. Perusahaan papanya gulung tikar. Ia terpaksa meran

tinya tergugah untuk mengambil opsi tersebut. Rasa sedih selalu mendominasi hati dan pikirannya bahkan sampai detik ini. Rasa bersalah atas sesua

jangka waktu panjang. Korea Selatan menjadi tempat persinggahan berikutn

yarankan untuk pindah kewarganegaraan namun Zannia butuh waktu untuk mempertimbangkannya. Bukan ka

senang-senang bersama para jalang di luar sana. Jangan kira Zannia tidak tahu. Selama ini ia mempelajari segala tetek bengek anak buah musuhnya dengan teliti. Ia s

HH

AK

milik seorang pejalan kaki yang melintas. Padahal ia tidak berulah. Hanya du

ersahabat. Putung rokoknya dia buang, bergerak

mengajaknya berbincang. Jemarinya menggaruk pelipis.“Ah, pengganggu ke

tak itu. “Rokokmu mengenai tanganku, bapak tua! Bukankah seharusnya kamu me

menusuk seakan ingin menela

nia. Memutar balik badannya dengan cepat, Zannia memberikan tendangan telak

RG

i bermain-main

e wajah pria itu sehingga darah keluar dari lubang hidungnya. “Akan kubalas. Bukankah ini yang

ian pun

_

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka