TEROR ASOKA
ni, tapi bagaimanapun malam ini salah satu pencapaian Asoka. Mendapatkan inve
i sendiri memakai gaun malam berlengan panjang berwarna hitam serasi dengan Dirandr
ak bisa membiarkan Asoka pergi sendiri. Ayah tahu, besok kita tidak bisa m
g entah siapa sampai rumah mereka yang dilempari bangkai dan darah. Jelas hal itu ditujukan pada Asoka. Kejadian yang lebih spesifik lagi terjadi saat sang putra menyelesaikan sesi terapinya. Untung saja saat itu ada
lengan atas Dirandra, begitu mengingat hari ini
dra yang kini menatap khawatir
nya Kamini seper
ng Sayang dia tidak sendiri ada Bam be
rannya sangat berlebih pada Asoka, ia tahu jika hal itu mengganggu tapi apa boleh buat. Setidaknya s
nya yang memiliki perusahaan bergerak dalam bidang keamanan dan detektif swasta saja belum menemukan otak pelaku semua masalah yang menimpa putra mereka. Dirandra hanya bisa berharap seperti nama yang ia berikan pada putranya setelah ia membawanya pulang dari Rumah Sakit Cinta Ibu, Harapan dan doa Dirandra dala
uang gym bersama dengan seorang therapist dan juga penjaganya, Bam. Seminggu dua kali ia akan melakukan sesi ini agar tangan dan kakinya yang terdampak bisa memiliki kekuatan dan tidak terlalu menghambat aktivitasnya, walaupun tidak bisa 100% bisa melakukan semuanya sendirian. Kadang kala s
yang kini bergabung di gym dan
ai,” jawab Asoka men
puji Asoka saat Kamin
amini berkata, “Tentu s
pai kelelahan, hari ini sangat penting untukmu
, Am
an investor besar dalam pengembangan pemasaran ekspor wine lokal. Untuk bertemu dengan investornya saat ini saja susahnya mint
di Sig Esteban Hotel milik Javier Berto tempat acara pesta berlan
Hanya saja saat ini tidak lengkap sebab si bungsu sedang belajar untuk tes esok hari
kedua orang tua atau saudaranya yang lain pasti akan membelanya jika mendapat suara yang tidak sedap di deng
nya saja tidak mirip dengan saudaranya yang lain?” ujar
g Dokter. Biasanya apa yang terjadi pada orang seperti dia itu juga mempengaruhi wajahnya karena yang te
ukupi. Coba jika keluarga Ekadanta tidak merawatnya, aku yakin dia akan berakhir di pinggir jalan. Mungkin
anya, “Apa maksudmu dengan jika keluarga Ekadanta tidak merawatnya
hanya selisih bulan dengan saudaranya yang kembar. Yah, nggak heran ka
madu. Kasihan, istri tuanya. Pasti kabur itu istri pertamanya dan ninggalin dia biar diasuh
amarah yang sudah berada di ujung lidah. Demi Tuhan, Asoka sudah berusaha mengatur deru napasnya agar keinginan untuk menampar mulut keempatnya tida
tertulis di akta kelahirannya dan itu cukup untuknya. Ia tidak mau memikirkan omongan orang. Namun entah mengap
ah menahan malu tak menduga akan reaksi Asoka yang biasanya cuek, Asoka meninggalkan mereka dan menuju ke arah Paul Elizar yang baru saja datang bersama dengan istrinya, Viola. Dokter Viola Prastiwi, psikiater bundanya. Asoka terpaku di tempatnya melihat keduanya.
tan
asa Sunda) yang berart