icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Harga Diri Seorang Wanita

Harga Diri Seorang Wanita

Penulis: Phoenix
icon

Bab 1 Hamil

Jumlah Kata:1504    |    Dirilis Pada: 01/12/2021

atap rum

ni tidak terlalu tinggi, hanya memiliki 7 lantai, tetapi jika melompat, maka Jenna yaki

ini, Jenna menaiki sisi atap yang tep

dinding pagar. Perlahan, Jenna merentangkan kedua tangan, lebar. Memejamkan mata, merasakan terpaan angin da

atanganku?" bisik Jenna dengan suara yang begitu pel

kepala, Jenna perl

i harus melihat sang suami dengan wanita lain. Ya, dari ketinggian gedung itu, Jenna

ini, bermula 7

*

ulan ya

t, perusahaan tempatnya bekerja

lan yang baru dibelinya. Mendorong kacamata yang merosot, Jenna mena

a, bahkan berkali-kali, t

aikkan celana panjangnya. Menggigit kuku dan mulai ketakutan. Apalag

u celana kerjanya dan membuka pintu ruangan dalam toilet. L

Lima tahun bekerja di perusahaan ini, mungkin mer

ng perhiasan, fashion, perhotelan dan pusat perbelanjaan, serta di bidang properti. King Company

rtinggi perusahaan ini. Menarik kursi putar dan duduk di balik meja kerja

an ini. Cinta satu malam dan berakhir hamil. Jenna curiga, saat haid nya tidak kunjung datang dan saat h

tanpa sadar menatap ke arah dinding kaca di sampingnya. Menatap k

rtahan dan mengacak rambutn

m terbesar di kota. Saat itu, ia baru diputuskan oleh sang kekasih yang kesal karena Jenna lebih mementingkan pekerja

dari menyemir sepatu sampai membersihkan aquarium raksasa di ruang kerja pria itu. Bahkan dalam tas tangan, berisi semua barang bosnya. Malam itu, Leonel Kim mabuk berat dan Jenn

men dan langsung membawa bosnya ke dalam kamar. Entah mengapa, saat terjatuh bersama bosnya itu di atas ran

ang setengah sadar langsung menerkam. Dan begitulah semua terjadi dan itu adalah kali pertama bagi Jenn

pa hari, mereka sudah mampu mengatasinya. Sam

a berdering dan membuat Jenn

Hal

kerjasama denga

ungan telepon

datar komputer di hadapannya, berusaha konsentrasi.

g ha

ng

keamanan, mengantar langsung seorang tamu y

yambut tamu itu, mengetuk pint

as

Kim terdengar dar

u dan mempersilahk

i dari duduknya dan sambil merapikan jas jahitan

tangan dan duduk di sofa hitam

bawakan

k, T

ya tidak terbatas dan atasan kemeja longgar, membuat kedua tangannya dapat bergerak leluasa. Rambut bergelombang selalu diikat sanggul pada bagian belakang kepala, sehingga tidak mengga

keringat, Jenna berjalan cepat

melangkah ke arah mesin pembuat kopi. Me

t sekretaris sangat teliti dan tidak pernah membuat kesalahan. Namun, p

Leonel, sambil me

. Cangkir berisi kopi panas yang ada dalam gengg

tertahan, saat kopi pa

tetapi karena begitu panik, cangkir itu semakin terg

k terlepas dari tangannya, b

kan aku

aaf dan menyembunyikan ta

embali ke meja di mana mesin kopi berada, lalu berja

Jenna!" ujar Leo dingin, lalu mele

" perintah Leo dingin dan kembali duduk di sofa kul

itu, menuju toilet. Membuka keran di wastafel dan air di

pa pun. Di usia yang masih amat belia, yaitu 25 tahun, Leo berhasil

ia selalu bekerja dengan penuh ketelitian, tetapi pengecualian untuk hari i

ak ingin menjadi pembunuh dengan menggugurkan kandungannya. Lalu, apa? Menjerat bosnya itu ke dalam pernikahan? Sepertinya itu tidak mun

ru-buru, mengeluarkan ponsel dari saku dan itu adalah panggilan dari Rosa,

al

ekerjaanmu padaku? Kembali sekarang,

sudah diputuskan. Jenna berdiri dan p

akan menunggu!" seru Rosa dan meninggalkan meja kerjanya. Yang ternyata, hari sudah sore dan waktunya pulang kerja. Berarti, be

iskan Rosa, tetapi Jenna tidak mampu mem

t Dri

ali terkejut. Namun, kali ini a

Hal

ng, sekarang! Aku tidak mau ada kesalahan!

panggilan

lu, jadi Jenna yakin terhindar dari kesalahan. Mengambil tas tangan dan memas

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Hamil2 Bab 2 Sekretaris Hantu3 Bab 3 Penghargaan4 Bab 4 Menuju Gerbang Neraka5 Bab 5 Apakah Kamu Keberatan 6 Bab 6 Suaminya7 Bab 7 Tidak Tahu Harus Bereaksi Seperti Apa8 Bab 8 Ingat Alasan Kita Menikah9 Bab 9 Mengunjungi Nenek10 Bab 10 Arti Dari Kata Sopan Santun11 Bab 11 Menjenguk Tuan Besar Kim12 Bab 12 Status Sosial yang Berbeda Jauh13 Bab 13 Hanya Tanggung Jawab14 Bab 14 Bukan Panti Sosial15 Bab 15 Perlakuan Buruk16 Bab 16 Gunakan Otakmu! 17 Bab 17 Tidak Lagi Merasa Cemburu18 Bab 18 Masalah Langsung Menghampiri19 Bab 19 Belajar Untuk Tidak Peduli20 Bab 20 Penyesalan21 Bab 21 Bersedia Menderita22 Bab 22 Sandiwara23 Bab 23 Yang Seharusnya Dilakukan Oleh Keluarga24 Bab 24 Tidak Bahagia25 Bab 25 Mereka Tidak Akan Peduli26 Bab 26 Sungguh Malang27 Bab 27 Kalian Salah28 Bab 28 Separuh Jiwa Turut Terhempas29 Bab 29 Menyusul Putranya30 Bab 30 Di Ujung Keputusasaan31 Bab 31 Beri Aku Kekuasaan32 Bab 32 Aku Ingin Hidup33 Bab 33 Harus Peduli34 Bab 34 Separuh Jiwa Tertinggal35 Bab 35 Duka Cita36 Bab 36 Syarat37 Bab 37 Tuan Rumah38 Bab 38 Kita Adalah Suami Istri39 Bab 39 Kehidupan Pernikahan40 Bab 40 Menggunakan Kesempatan Sebaik-baiknya41 Bab 41 Apakah Rasanya Masih Sama 42 Bab 42 Muak43 Bab 43 Amat Sangat Terlambat44 Bab 44 Tidak Berlebihan45 Bab 45 Aku Tidak Beruntung46 Bab 46 Tidak Merasa Curiga47 Bab 47 Kebetulan48 Bab 48 Pilih49 Bab 49 Bertindak Lebih Bijaksana50 Bab 50 Hari H51 Bab 51 Tersulut52 Bab 52 Mengharapkan Kematian53 Bab 53 Rasa Bersalah54 Bab 54 Kembali Terpuruk55 Bab 55 Tidak Lagi Ada Harapan56 Bab 56 Dia Gila57 Bab 57 Buta Adalah Bayaran58 Bab 58 Tidak Bisa, Bukan Tidak Mau59 Bab 59 Ini Gila! 60 Bab 60 Hanya Mereka Berdua61 Bab 61 Mencoba Untuk Memperbaiki62 Bab 62 Bukan Salahmu63 Bab 63 Keajaiban64 Bab 64 Bodoh65 Bab 65 Bukankah Itu Sempurna 66 Bab 66 Berlutut67 Bab 67 Hal Buruk68 Bab 68 Sekali Ini Saja69 Bab 69 Cukup Sampai Di Sini70 Bab 70 END