icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Ace Tribes

Ace Tribes

Penulis: Imelia Fei
icon

Bab 1 PROLOG

Jumlah Kata:1281    |    Dirilis Pada: 03/11/2021

dua orang prajurit kekaisaran. Berpindah dari mata ke mata, akhirnya pandangan empat kawanan pria itu mendarat serempak k

ria, kerutan dalam muncul di permukaan k

s. Jangan meman

n untuk diam. Mereka berlima terus mengamati panggung terbuka, melihat bagaimana Engar—pemuda memprihatinkan yang dijadikan

ulai aksi mereka. Untuk kelanjutan dari nasib Engar sendiri, tidak akan ada yang memedulikan. Bila beruntung, Engar

dari satu-satunya gadis tiba-tiba menarik ke

kitar setengah kilometer dari gerbang kekaisaran. Engar sudah tidak lagi tampak, begitu pun si prajurit kekaisaran yang

eka menjadi bias, berganti keterkejutan karena tahu-tahu saja lima prajurit melompat keluar dari semak sisi kanan dan kiri gerbang. Jelas presens

gadis berparas oriental itu, binar netra hitamnya sedik

lok, tidak merasa terintimidasi walau kelimanya kini terkepung tanpa celah. “A

iran darah mereka. Viktas memusatkan mananya di telapak tangan dan merunduk menggapai tanah, menciptakan getaran berskala besa

bercabang, tersebar merangkak untuk

i kanannya. Hanya dengan satu kali entakan kuat, ia berhasil mengekspos lebar-lebar puncak retakan dan menguarkan lava pijar

jingga kemerahan yang muncul seakan-akan mengejek bahwa presensi mereka di sini cuman untuk mencari mati. Pedang y

i merupakan bagian dari taktik Remus Valez, sang Putra Mahkota. Dari balik pilar istana, netranya memancang lurus ke dep

enginstruksikan keempat prajurit kekaisaran di balik pilar yang sama dengannya. Pembawaan tenan

ang. Sage cepat-cepat memasang tubuh untuk melindungi keempat kawannya. Ia mulai memusatkan mana pada daerah mata dan kening,

enjentikkan jari di dekat selubung. Listrik mengarus tidak lama setelahnya

busur di tangan, terselip anak panah dengan ujung besi panas mematikan pada talinya. Mau bagaimana lagi? pikirnya,

eminta kesatrianya menggeser, ia memicingkan netra dan menjentikkan tali busur. Anak panah berujung

Sage mengerang, konsen

tra kawannya. Di tengah erangan Sage, suara gedebuk Viktas dan Gylan terdengar di belakang. Chryssant—si gadis satu-satunya dalam suku—

n arah busur dari Sage dan Kaz, menuju Chryssant. Ia tentu tidak diam saja. Berbeda dengan keempat kawan prianya, pemusatan mana Chry

h, situasi sekitar kekaisaran berubah seratus delapan puluh derajat. Remus secuil pun tidak merasa gentar. Ia m

nya untuk mendinginkan ujung besi panas dari anak panah. Tetapi, tidak akan semudah itu. Kekaisaran sengaja mempersiapkan peman

k mengendalikan lebih banyak petir. Manik hitamnya kembali mengilat, ia mencoba mencari anak panah be

menangkap lengan

dah seja

mereka akan memenangkan kekaisaran. Akan tetapi, keteguhan itu menurun meski tidak ingin ia akui secara pribadi. Bag

pot menoleh kembali ke belakang, Kaz, Sage, Viktas, dan Gylan segera melarikan diri ke hutan. Begitu tahu Chrys

a. Dalam kecepatan tinggi, anak panah berujung besi panas sukses menancap pergelangan kaki kanannya, seketika melu

dan himpunan awan bersih seputih kapas kembali mendominasi langit. Angkasa jauh lebih tenang. Tidak ada lagi pemi

rah leluhurku—Dewi Achena—akan membalas ke

a 'bayaran' setimpal telah menunggu di de

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka