icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Miliarder Misterius dan Pengantin Penggantinya

Miliarder Misterius dan Pengantin Penggantinya

Roana Javier

5.0
Komentar
771.5K
Penayangan
979
Bab

Julita diadopsi ketika dia masih kecil -- mimpi yang menjadi kenyataan bagi anak yatim. Namun, hidupnya sama sekali tidak bahagia. Ibu angkatnya mengejek dan menindasnya sepanjang hidupnya. Julita mendapatkan cinta dan kasih sayang orang tua dari pelayan tua yang membesarkannya. Sayangnya, wanita tua itu jatuh sakit, dan Julita harus menikah dengan pria yang tidak berguna, menggantikan putri kandung orang tua angkatnya untuk memenuhi biaya pengobatan sang pelayan. Mungkinkah ini kisah Cinderella? Tapi pria itu jauh dari seorang pangeran, kecuali penampilannya yang tampan. Erwin adalah anak haram dari keluarga kaya yang menjalani kehidupan sembrono dan nyaris tidak memenuhi kebutuhan. Dia menikah untuk memenuhi keinginan terakhir ibunya. Namun, pada malam pernikahannya, dia memiliki firasat bahwa istrinya berbeda dari apa yang dia dengar tentangnya. Takdir telah menyatukan kedua orang itu dengan rahasia yang dalam. Apakah Erwin benar-benar pria yang kita kira? Anehnya, dia memiliki kemiripan yang luar biasa dengan orang terkaya yang tak tertandingi di kota. Akankah dia mengetahui bahwa Julita menikahinya menggantikan saudara perempuannya? Akankah pernikahan mereka menjadi kisah romantis atau bencana? Baca terus untuk mengungkap perjalanan Julita dan Erwin.

Bab 1 Menikah Sebagai Pengganti

Hari itu adalah musim panas yang membuat gerah. Hujan yang sempat turun membuat cuaca semakin lembab. Sementara bus penuh sesak dengan orang-orang di dalamnya.

Julita Lisna terlihat turun dari bus itu sambil membawa kopernya. Saat dia melihat ke sekeliling, tatapannya mendarat pada Benjamin Lisna -- pria itu sedang berdiri di pintu keluar terminal bus. Dia tampak jauh lebih tua sekarang, dan rambutnya telah memutih. "Ayah," panggilnya, sambil menggigit bibir.

"Ayo, kita pulang. Ibumu telah memasak semua makanan favoritmu untuk menyambutmu." Benjamin tersenyum, sudut matanya berkerut karena kerutan. Kemudian pria itu mengambil koper dari tangan Julita dan memasukkannya ke bagasi mobil.

Namun, tindakan itu membuat napas Julita tersendat.

Benjamin dan Fiona Damanhuri bukanlah orang tua kandungnya karena dirinya hanya anak angkat mereka. Pasangan itu berhenti merawatnya seperti anak mereka sendiri setelah melahirkan seorang putri.

Dia tahu alasan sikap baik dan antusias Benjamin padanya hari ini karena dia dan Fiona mengharapkan dirinya untuk menikahi seseorang, menggantikan adik perempuannya.

Mobil itu pun melaju melalui pusat kota yang ramai dan memasuki sebuah komunitas vila yang mewah.

Kota Alba telah banyak berubah dalam beberapa tahun terakhir ini.

Begitu sampai di tempat tujuan, Benjamin membuka pintu dan memasuki vila sambil membawakan koper Julita.

Julita pun mengikutinya masuk. Begitu menginjak karpet vila itu, dia langsung mendengar seorang pelayan berteriak, "Astaga! Keluar! Kamu mengotori karpetnya. Aku baru saja menggantinya hari ini. Lihat sepatumu! Penuh dengan lumpur. Kamu merusak semuanya."

Julita pun tersentak ke belakang karena mendengar suara yang memekakkan telinga itu.

Dia lalu melangkah keluar rumah dan melihat ke sepatunya. Namun, dahinya segera berkerut ketika dia menyadari bahwa sepatunya tidak kotor.

Pelayan itu sengaja menghinanya.

Saat itu juga, terdengar suara langkah kaki lembut yang bergema di seluruh vila.

Jeslyn Lisna menuruni tangga, memutar-mutar sehelai rambut dengan jarinya sambil melihat ke arah pintu dengan wajah gembira. Namun, senyum di wajahnya langsung membeku saat dia melihat kehadiran Julita di sana.

Dia sudah tidak melihat kakak perempuannya itu selama beberapa tahun - orang tuanya meninggalkan Julita di pedesaan untuk dibesarkan oleh orang lain. Saat ini, dia merasakan gelombang rasa iri yang menyerbu dirinya karena melihat bahwa Julita menjadi lebih cantik sekarang. Jeslyn memang selalu iri pada Julita dan membencinya karena menjadi anak yang paling cantik di antara mereka berdua. Kesenjangan di antara keduanya semakin tumbuh seiring berjalannya waktu.

Jeslyn pun segera memalsukan senyum dan menatap pelayan itu. "Kenapa kamu tidak membiarkan kakakku masuk?"

"Sepatunya penuh dengan lumpur," ucap pelayan itu dengan jijik.

"Tidak masalah. Kamu harus membiarkan kakakku masuk ke rumah bahkan jika dia telah menjadi seorang pengemis tanpa rumah. Kalau tidak, bagaimana kami bisa membicarakan bisnis kami?"

Kata-kata Jeslyn diliputi dengan ejekan. Dia pun berbalik dan berjalan ke ruang keluarga, tanpa repot-repot melihat ke arah Julita.

Sementara pelayan itu berjalan cepat ke lemari sepatu, mengeluarkan sepasang penutup sepatu dari laci, dan melemparkannya pada Julita. "Kamu menganggap dirimu begitu hebat, bukan?" bentaknya dengan kejam. "Pakai itu sebelum menginjakkan kaki ke dalam rumah!"

Penghinaan pelayan itu menembus ke hati Julita. Dia pun mengenakan penutup sepatu plastik itu dan melihat ke atas, amarah terlihat berkobar di matanya.

Dia tidak bisa berdebat dengan mereka sebelum mendapatkan uangnya.

Karena kehilangan nafsu makan, Julita tidak bisa menelan makanannya.

Sementara Fiona duduk di sampingnya, terlihat memesona seperti biasa, bahkan di usianya yang sudah menginjak angka lima puluhan. "Karena kamu sudah memutuskannya, maka pernikahan akan diadakan besok. Tidak apa-apa, kan?"

Julita meletakkan pisau dan garpu, lalu memandangnya. "Aku ingin memastikan satu hal terlebih dahulu. Apa Ibu akan memberiku uang tepat setelah aku menggantikan Jeslyn menikah besok?"

Dia akan menukar pernikahannya dengan uang. Itu adalah keputusan yang mengubah hidupnya. Oleh sebab itu, dia ingin memastikan segala hal sebelum menyetujui untuk menikah.

Benjamin dan Fiona tidak memiliki anak selama beberapa tahun setelah mereka menikah. Karena berpikir bahwa Fiona tidak akan pernah bisa hamil, akhirnya pasangan itu mengadopsi Julita. Namun beberapa tahun kemudian, Fiona hamil dan melahirkan Jeslyn.

Kemudian Fiona mulai membenci Julita dan memperlakukan putrinya lebih istimewa. Dia merasa sudah tidak perlu memiliki anak angkat karena dirinya telah melahirkan seorang anak kandung yang cantik. Karena itu, dia meminta Benjamin untuk meninggalkan Julita di pedesaan di mana dia bisa tinggal bersama pelayan mereka yang sudah tua, Hanni.

Hanni sendiri telah menjadi pelayan setia keluarga Lisna sebelum dia memutuskan untuk pensiun. Wanita itu membesarkan Julita seorang diri, dan hubungan keduanya sudah seperti nenek dan cucu. Namun tiga bulan lalu, Hanni didiagnosis menderita sirosis hati stadium lanjut. Dan sekarang, dia harus menjalani transplantasi hati. Prosedur medis itu mahal, dan mereka membutuhkan biaya yang besar untuk menyembuhkannya. Waktu mereka terbatas. Mereka tidak bisa menunda operasi lagi.

"Kita kan keluarga, mengapa kamu selalu berbicara tentang uang? Jangan khawatir. Aku akan memberimu semua uang yang kamu butuhkan. Kamu hanya perlu untuk menikah secepatnya." Ada sedikit ketidaksabaran dalam nada lembut Fiona.

Dia membenci Julita. Dulu, alasannya mengadopsi Julita hanya karena dia berada di bawah tekanan besar. Keluarga Lisna mengejeknya, dan juga, kehadiran Julita sudah seperti bukti nyata atas ketidaksuburannya. Hanya dengan melihat Julita saja sudah membuatnya marah.

Seiring berjalannya waktu, Julita tumbuh menjadi wanita yang lebih baik daripada putrinya dalam setiap aspek yang semakin meningkatkan kebenciannya terhadap Julita.

Jika bukan karena pertunangan antara putri kandungnya dengan anak haram dari keluarga Lukito, maka Fiona tidak akan mau membawa Julita kembali dari pedesaan. Dia percaya orang buangan seperti gadis itu pantas tinggal di pedesaan.

"Kami bilang kami akan memberimu uang, dan kamu akan mendapatkan uangnya, oke? Dasar pengemis bodoh!" dengus Jeslyn.

"Kalian membayarku dan aku melakukan pekerjaannya. Adil dan jujur," ucap Julita sambil mengerutkan kening.

Meskipun jarang menunjukkan kemarahannya di depan anggota keluarga Lisna, tetapi bukan berarti Julita bisa diperlakukan seenaknya.

Dia juga telah mendengar tentang pria yang akan dinikahinya besok. Namanya Erwin Lukito, anak di luar nikah dari keluarga Lukito. Pria itu telah bertunangan dengan Jeslyn sejak mereka masih anak-anak.

Namun, Jeslyn adalah wanita yang sombong. Dia tidak akan pernah menikahi seorang anak di luar nikah. Apalagi, ada rumor yang beredar mengatakan bahwa keluarga Lukito telah mengusirnya beberapa tahun lalu. Pria itu tidak memiliki pekerjaan yang layak dan berjuang begitu keras untuk menghidupi dirinya.

Meskipun Julita tampak tenang, pikiran untuk menikahi pria seperti itu juga membuatnya takut. Namun, dia harus melakukan ini demi menyelamatkan nyawa Hanni. "Jangan khawatir. Aku akan menikahinya besok."

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku