Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kesempatan Kedua dengan Sang CEO

Kesempatan Kedua dengan Sang CEO

Joel Marzolla

5.0
Komentar
2.3K
Penayangan
276
Bab

Bella berpikir setelah perceraian, mereka akan berpisah untuk selamanya - pria itu bisa menjalani hidupnya dengan caranya sendiri, sementara dia bisa menikmati sisa hidupnya. Namun, takdir memiliki rencana lain. "Sayangku, aku salah. Maukah kamu kembali padaku?" Pria itu, yang pernah sangat dicintainya, menundukkan kepalanya yang dulu bangga dengan rendah hati. "Aku mohon, kembalilah padaku." Bella dengan dingin mendorong buket bunga yang pria itu tawarkan padanya dan menjawab, "Sudah terlambat. Nasi sudah menjadi bubur!"

Bab 1 Apa yang Tersisa untuk Dipertahankan

"Maaf Nona Belinda, bayi Anda tidak bisa dipertahankan," ucap dokter dengan lembut pada wanita di hadapannya.

Bella Nardian duduk di ruang praktek dokter, matanya tertuju pada layar ponsel saat mencerna berita buruk itu sambil memeriksa berita.

Di layar, dia melihat foto seorang pria dan wanita sedang berjalan meninggalkan bandara secara berdampingan.

Wanita tersebut adalah Chairunisa Marzuki, seorang bintang muda terkenal yang baru saja kembali setelah menempuh pendidikan selama tiga tahun di luar negeri.

Pria yang mendampingi Chairunisa adalah Kenzo Kaindra, CEO Grup Kaindra yang terkemuka di Nawi.

Tanpa sepengetahuan publik, Kenzo merupakan suami Bella dan ayah dari anak yang ada dalam kandungannya.

Komentar di Internet mengatakan Chairunisa dan Kenzo adalah pasangan yang sempurna, tanpa menyadari bahwa Kenzo telah menikah secara diam-diam selama tiga tahun terakhir.

Dengan berat hati, Bella mengunci ponselnya, lalu menatap dokter itu. "Jadi, anak saya ... tidak bisa bertahan?"

Dokter itu memandang Bella dengan penuh simpati, lalu menggelengkan kepala. "Nona Bella, tubuh Anda tidak mampu memberikan nutrisi pada janin karena Anda memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan."

Dokter meletakkan formulir persetujuan untuk menghentikan kehamilan di depan Bella. "Janin Anda tidak bisa diselamatkan. Kita harus segera melakukan prosedur kuret agar tidak membahayakan kesehatan Anda."

Bella menatap ponselnya sambil tersenyum pahit saat melihat obrolan online mengenai pasangan selebriti tersebut. "Dokter, tolong siapkan operasinya."

Awalnya, dia berharap untuk memiliki anak bersama Kenzo.

Meski sudah berusaha sebaik mungkin, dia gagal mempertahankan kehamilannya.

Mungkin anak tersebut merasa bahwa Kenzo tidak akan merawatnya dengan baik setelah Bella meninggal dan memutuskan untuk tidak lahir ke dunia ini.

'Tidak apa-apa ... sekarang aku bebas untuk meninggalkan dunia tanpa rasa khawatir.'

Saat Bella terbaring di meja operasi, dokter bertanya sekali lagi apakah ada anggota keluarga yang dapat menemaninya. Pada saat ini, dia mendengar percakapan beberapa orang perawat di luar.

"Aku sangat iri pada Chairunisa. Dia telah menghilang selama tiga tahun, tapi CEO Grup Kaindra berada di sisinya ketika dia kembali."

"Chairunisa adalah cinta pertama Kenzo. Dia pindah ke luar negeri selama tiga tahun dan pria itu menunggunya dengan setia. Dedikasi Kenzo padanya sangat luar biasa!"

"Tapi, apakah kamu pernah mendengar rumor yang mengatakan Kenzo sudah menikah?"

"Jangan percaya pada rumor itu! Kenzo sangat mencintai Chairunisa. Dia tidak mungkin menikahi wanita lain ...."

Obrolan para perawat menusuk hati Bella seperti belati tajam.

Dia memejamkan matanya rapat-rapat dan bergumam, "Berisik sekali."

Kemudian, dokter keluar menuju koridor dan berteriak ke arah para perawat.

Tidak lama kemudian, suasana di sekitar mereka berubah menjadi hening.

Saat dokter masuk kembali, Bella mendongak dan memberi instruksi dengan tenang, "Aku tidak ingin anestesi."

Dia bertekad untuk mengingat penderitaan ketika anak ini diambil darinya.

Dia berkata pada dirinya sendiri bahwa dia pantas menderita setelah menyerahkan seluruh hatinya pada Kenzo selama lima tahun terakhir.

Penderitaan Bella di ruang operasi berlangsung selama tiga puluh menit. Rasa sakit yang dialami Bella membuat tubuhnya dibasahi keringat. Cintanya pada Kenzo dan anak mereka yang belum lahir perlahan menghilang.

Bella terhuyung-huyung keluar dari ruang operasi sambil memegang perutnya dan bersandar di dinding. Kemudian, dia bertatapan dengan Kenzo yang terlihat sangat marah.

Pria itu berjalan mendekat, lalu memegang bahu Bella dengan erat dan wajah tampannya berkerut karena marah. "Bella! Kenapa kamu memutuskan untuk mengakhiri hidup anak kita tanpa memberitahuku?"

Bella tanpa sadar mengangkat kepala dan butiran keringat di bulu mata membuat pandangannya sedikit kabur. Dia melihat seorang wanita berpakaian putih sedang berdiri di belakang Kenzo.

Wanita itu adalah Chairunisa.

Senyum pahit menghiasi wajah Bella saat bergumam, "Sepertinya, pilihanku tidak salah."

Kenzo tidak datang sendirian ketika meminta penjelasan mengenai bayi mereka. Dia membawa Chairunisa, sehingga wanita itu dapat menyaksikan titik terendah dalam hidup Bella dan tidak peduli hal itu akan menyakiti hatinya.

'Apa yang tersisa untuk dipertahankan?' ucap Bella dalam hati.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku