Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
MENGEJAR CINTA ANAK KYAI

MENGEJAR CINTA ANAK KYAI

nino46

5.0
Komentar
34
Penayangan
21
Bab

Andre anak konglomerat yang mencoba mengakhiri hidupnya dengan cara singkat, dia ingin melompat dari atas jembatan yang tinggi, karena terus di paksa untuk menikah dengan gadis yang tidak ia cintai. Dia diselamatkan oleh Amira, gadis cantik anak pak kyai. Sejak itu hidup Andre seketika berubah dari yang tadinya tidak mengenal agama, kini dia rajin belajar ilmu agama. Karena dia jatuh hati pada Amira. Andre berusaha keras untuk mendapatkan cintanya Amira. Namun pada suatu hari Amira bertunangan dengan Adam pemuda kampung sebelah anak ustadz. Seketika hati Andre hancur saat melihat gadis yang ia cintai di lamar pemuda lain tepat di depan matanya. Akankah Andre bisa menjadi pendamping hidup Amira, atau dia frustasi dan kembali mencoba mengakhiri hidupnya?

Bab 1 BERTEMU BIDADARI

Sorotan mata orang tua Andre terasa begitu menusuk bagi orang tua Sherly yang duduk di depan mereka. Sebuah penolakan keras baru saja keluar dari mulut Andre yang tidak ingin menjadikan Sherly sebagai pendamping hidupnya.

"Maafkan kami, Pak, Bu," ucap papahnya nya Andre dengan suara yang gemetar, merasa malu yang luar biasa pada orang tua Sherly. "Anak kami belum siap untuk menjalin hubungan yang lebih serius."

Sherly yang duduk di samping orang tuanya tampak menundukkan kepalanya. Air mata yang mengalir di pipinya menampakkan betapa dia merasa kecewa dan hancur hatinya. Ia mengepalkan tangannya di pangkuannya, berusaha untuk tetap tegar di hadapan semua orang.

"Tidak apa-apa om, Tante, mungkin Andre masih butuh waktu untuk menerima cintaku." Ucap Sherly dengan mata berkaca-kaca.

Sementara itu, Andre berdiri tegak dengan tatapan dingin, tidak menunjukkan rasa penyesalan atau belas kasihan pada Sherly. Tidak ada yang tahu apa yang ada di pikiran pria itu, tetapi sikapnya yang keras membuat situasi menjadi semakin tidak nyaman.

Orang tua Sherly merasa begitu hancur, tetapi mereka tetap berusaha untuk menjaga martabat mereka. "Tidak apa-apa, Pak, Bu," kata Papahnya Sherly dengan suara yang berat. "Kami menghargai keputusan Andre. Semoga anak-anak kita bisa menemukan kebahagiaan mereka masing-masing."

Mereka pun akhirnya meninggalkan rumah Andre dengan hati yang gundah, merasa kehilangan wajah di depan keluarga yang seharusnya menjadi keluarga besar mereka. Andre sendiri merasa tidak peduli, ia yakin telah mengambil keputusan yang tepat, meskipun menyakiti banyak hati di sekitarnya.

"Mau mamah dan papah apa sih? Andre itu sudah dewasa pah, mah! Andre bukan anak kecil lagi, Andre juga bisa mencari pasangan hidup sendiri, papah, sama mamah, tidak perlu repot-repot menjodohkan Andre dengan wanita yang bukan pilihan Andre."

Andre tidak mau menikah dengan pilihan orang tuanya, ya walaupun anak orang kaya dan berwajah tampan tapi tidak mudah mencari pasangan hidup. Walaupun sebenarnya banyak yang jatuh hati pada Andre tapi belum ada yan cocok di hatinya.

"Terus mau kamu apa Dre! Mamah sama papah sudah mencarikan kamu wanita terbaik di bumi ini, dia cantik, berpendidikan, anak orang kaya, coba apa yang kurang pada Sherly?!" Mamahnya begitu marah karena Andre tidak mau menerima Sherly, sudah berkali-kali Andre di jodohkan oleh orang tuanya, tapi tak ada satupun yang di terima.

"Terserah! Kamu mau jadi apa Dre, papah sudah tidak mau lagi mengurusi kamu!" Papahnya juga ikut marah karena Andre tidak mau menerima Sherly sebagai pendamping hidupnya, padahal Sherly adalah anak dari kawan bisnis papahnya Andre.

"Baik pah, mah, jika kalian sudah tidak menginginkan Andre di rumah ini lagi, Andre pergi dari sini, Andre bisa cari uang sendiri tanpa harus meminta sama Papah dan Mamah!" Andre pergi ke kamarnya sambil membanting pintu.

Jebret.....!!

Tanpa berlama-lama dikamar, Andre keluar dengan membawa tas ransel berisi pakaian dia berencana meninggalkan rumah dalam jangka waktu yang lama entah akan kembali atau tidak.

"Mau kemana sih kak? Kalau kakak pergi siapa yang akan anter Erni sekolah kak?" Erni adiknya Andre merasa sedih ketika kakaknya mau meninggal rumah.

"Kamu kan sudah gede cantik.... masa, mesti bareng kakak terus. Kakak mau cari ketenangan dulu, jaga diri kamu baik-baik yah." Ucap Andre pesan pada adik perempuannya.

Andre menghentakkan kakinya keluar dari rumah, dia menggunakan Mogenya untuk pergi jauh, Andre ingin mencari ketenangan setelah terjadi pertengkaran hebat dengan Papah dan Mamahnya. Andre merasa sangat tertekan, keputusasaan dan kecewa mendalam mewarnai hatinya.

Papah dan Mamahnya sama sekali tidak peduli dengan kepergian Andre. Mereka merasa Andre sudah terlalu keras kepala dan tidak mau mendengarkan nasehat orang tua. Andre telah menolak perjodohan yang mereka rancang dengan Sherly, gadis pilihan mereka yang dianggap sempurna untuk menjadi istri Andre.

Di kejauhan, Andre mengendarai Mogenya dengan penuh amarah dan air mata yang mengalir deras di pipinya. Dia merasa tak ada yang mengerti perasaannya, bahkan orang tuanya sendiri. Andre berusaha mencari tempat yang sepi dan damai untuk menenangkan pikiran dan hatinya.

Sementara itu di rumah, Papah dan Mamahnya duduk di ruang tamu sambil menghela napas panjang. Walaupun mereka mencoba untuk tidak peduli, namun di lubuk hati mereka, tetap merasa cemas akan nasib Andre

"Kamu mau pergi kemana sih ndre" gumam Mamahnya dalam hati.

Namun, keteguhan hati mereka untuk menjodohkan Andre dengan Sherly tidak dapat digoyahkan. Mereka merasa telah melakukan yang terbaik untuk masa depan anak mereka, meskipun Andre tidak menyadarinya saat ini.

Dalam kegelapan malam, Andre duduk di bawah pohon rindang yang menjadi tempat persembunyiannya dari dunia. Dia merenung, mencoba menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantui pikirannya. Apakah dia harus tunduk pada kehendak orang tuanya, ataukah harus berjuang untuk menentukan takdirnya sendiri?

Pikirannya kalut, sesaat terbesit di dalam benaknya untuk mengakhiri hidupnya, karena selama ini dia belum menemukan apa yang dia cari. Entah wanita seperti apa yang Andre cari. Walaupun Sherly kaya, cantik, dan pintar, tapi Andre sama sekali tidak berminat menjadikan dia sebagai istri.

Karena di pengaruhi setan Andre nekat ingin mengakhiri hidupnya dengan melompat dari jembatan, sesekali dia memandang ke bawah, dimana hamparan batu begitu luas di bawah sana. "Waduh kalau aku jatuh ke sana pasti tubuhku hancur berkeping-keping" pikirannya bingung antara ingin mengakhiri hidupnya atau melanjutkan untuk mencari sesuatu yang dia inginkan.

Andre masih berdiri di tepi jembatan yang cukup lengang, karena posisinya berada di perkampungan yang jarang penduduk. Sementara itu Amira yang sedang berjalan bersama Nurjanah sahabatnya, melihat Andre berdiri di tepi jembatan dan hendak melompat.

Amira dengan cepat menarik tangan Andre agar tidak jatuh ke dasar jembatan. "Hey.....! Apa kamu sudah tidak waras!" Teriak Amira sambil menarik tangan Andre. Andre langsung jatuh menimpa tubuh Amira, namun Andre dan Amira tidak melihat jelas wajah mereka, karena kondisinya gelap.

"Apa urusannya kamu dengan hidupku! Memang kamu siapa..!" Andre marah saat Amira menolong dirinya dari maut yang akan menjemputnya.

"Hey...! Kamu sadar kalau kamu jatuh ke dasar sana tubuhmu hancur dan pastinya kamu mati, tapi masuk neraka, karena kamu melakukan hal yang di larang agama. Aku sudah peduli sama kamu tapi kenapa kamu malah marah!" Amira langsung membalikkan badannya dia ingin pergi meninggalkan Andre.

"Sudahlah Ra, kita pergi saja, bukannya berterima kasih, malah marah-marah!" Ucap Nurjanah yang begitu sewot pada Andre.

Pada saat berbalik ada cahaya lampu mobil yang kebetulan lewat dan menyinari wajah mereka berdua sehingga mereka saling tau bagaimana wajah mereka masing-masing. Begitu melihat wajah Amira, seketika Andre langsung jatuh hati padanya.

"Kenapa hatiku berdebar saat melihat wajah gadis ini, apakah ini yang dinamakan cinta?" Gumam Andre dalam hati.

Amira dan Nurjanah bergegas pulang ke rumah, karena mereka sangat kesal dengan sikap Andre. "Tunggu....!" Andre menghentikan langkah mereka. "Maaf...tadi aku sedang emosi karena aku sedang dalam tekanan, jadi pikiranku sedang tidak sehat." Andre menyodorkan tangannya untuk meminta maaf.

"Maaf kita bukan muhrim, di larang bersentuhan dengan sengaja. Ucapan kamu sudah aku maafkan, sudah aku lupakan." Jawab Amira.

"Baiklah, tapi aku boleh kenal sama kamu tidak? Aku Andre dari kota, aku sengaja pergi kemari untuk mencari ketenangan, namun tadi pikiranku tidak karuan karena tekanan. Apakah kalian tau ada rumah yang di kontrakan di kampung ini, aku ingin tinggal disini agar pikiranku tenang." Andre menjelaskan pada mereka berdua tentang apa yang baru saja terjadi pada dirinya.

"Aku Amira, dan ini Nurjanah sahabatku, aku tidak tau ada atau tidaknya rumah tang di kontrakan di daerah sini, tapi kalau ada nanti aku kasih tau, mas bisa datang besok ke rumah yang ada di ujung jalan." Ucap Amira menjawab pertanyaan Andre.

"Waduh bagaimana yah, aku butuh sekarang untuk istirahat, kalau besok baru dapat info, lalu, malam ini aku tidur di mana?" Andreas bingung karena saat ini sudah malam, dan di kampung ini tidak ada hotel atau penginapan lainnya.

"Kalau mas mau, mas ke arah sana, ikuti jalan ini, nanti di sana ada villa, karena itu tempat wisata, tapi, cukup jauh ya sekitar satu jam perjalanan dengan mengendarai motor." Sahut Nurjanah memberi tau pada Andre.

"Baik kalau begitu, terimakasih Amira, Nurjanah, aku akan kembali besok, soalnya aku merasa nyaman di kampung ini." Ucap Andre berterima kasih pada Amira dan juga Nurjanah.

Andre langsung pergi meninggalkan Amira dan Nurjanah yang telah menolongnya hari ini. Kedua wanita itu telah menjadi pahlawan baginya, namun kini ia harus mencari tempat berlindung untuk bermalam. Langit sudah gelap, bintang-bintang mulai bertebaran, dan angin semilir menyapa tubuhnya yang lelah.

Andre pergi dengan menggunakan Mogenya, mencoba menemukan penginapan yang layak di sepanjang jalan. Sesekali ia menghela napas panjang, merasakan apa yang membebani pikirannya. Ia merasa bersalah telah meninggalkan Amira dan Nurjanah tanpa ucapan terima kasih yang pantas, namun ia tahu bahwa saat ini yang terpenting adalah mencari tempat untuk melepas lelah.

Di kejauhan, Andre melihat sebuah bangunan yang tampak seperti penginapan. Ia mempercepat laju Mogenya, berharap bahwa ia akan menemukan tempat yang aman dan nyaman untuk menghabiskan malam. Setelah beberapa lama mengendarai Mogenya, akhirnya Andre tiba di depan penginapan tersebut. "Akhirnya ketemu juga penginapan." Gumam Andre.

Ia menatap bangunan itu sejenak, memastikan bahwa tempat ini adalah tempat yang ia cari. Setelah yakin, ia menghampiri resepsionis yang tersenyum ramah kepadanya. "Permisi, apakah ada kamar kosong untuk malam ini?" tanya Andre dengan suara yang lelah.

Resepsionis itu mengangguk, kemudian mengecek ketersediaan kamar. "Ada satu kamar tersisa, Pak," jawab resepsionis itu. "Silakan isi formulir ini, dan kamar Anda siap."

Andre mengucapkan terima kasih, kemudian segera mengisi formulir yang diberikan. Setelah selesai, ia menyerahkan kembali formulir itu kepada resepsionis dan menerima kunci kamar. Ia berjalan menuju kamar yang diberikan, merasa lega karena akhirnya menemukan tempat untuk bermalam.

Sesampainya di kamar, Andre melepas sepatunya dan menjatuhkan tubuhnya di atas kasur yang empuk. Ia merenung sejenak, mengenang kebaikan Amira dan Nurjanah yang telah menolongnya. Andre berjanji dalam hati bahwa suatu hari nanti, ia akan membalas kebaikan mereka. Namun untuk saat ini, yang bisa ia lakukan hanyalah beristirahat dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan yang akan datang.

Sudah beberapa saat Andre tidak bisa tidur, dia terus terbayang wajah Amira yang begitu cantik. "Amira....kamu gadis desa, tapi kecantikan kamu mengalahkan gadis kota, kecantikan kamu benar-benar murni tanpa polesan, aku benar-benar jatuh hati padamu Amira." Pikirnya dalam hati.

Mata Andre terus memandangi langit-langit kamar, sementara pikirannya terus memikirkan Amira yang masuk ke dalam imajinasinya, Andre berharap bisa menjalin hubungan dengan Amira. "Aku bertekad akan berjuang sebisa mungkin untuk mendapatkan cintanya Amira, apapun syaratnya akan aku tepati." Hati Andre sangat menggebu-gebu ingin mendapatkan cintanya Amira.

Baru kali ini Andre jatuh hati pada seorang wanita, sebelumnya banyak perempuan yang mengejar cintanya Andre, tapi Andre malah menolaknya, namun kali ini Andre benar-benar di buat kesengsem sama Amira gadis cantik putri seorang kyai.

Akankah Andre mampu mendapatkan cinta Amira yang merupakan putri kyai yang taat beragama, sedangkan Andre pemuda yang belum kenal agama.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku